Powered By Blogger

Rabu, 24 Agustus 2011

Hutan Merangin

Merangin – Sarolangun Bakal Dapat 30 Juta Dollar

Dari Australia
Untuk Kelola Hutan


BANGKO - Merangin dan Sarolangun, akan menjadi kabupaten percontohan di area Sumatera, untuk program pengelolaan hutan. Program tersebut bernama Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP).
Program ini intinya adalah pengelolaan hutan, untuk mengatasi masalah perubahan iklim global (global warming). Selain itu, ke depannya juga untuk program REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation)
"Untuk kesepakatan kerjasama telah ditandatangani oleh presiden RI dan Perdana Menteri Australia. Jadi, untuk wilayah Sumatera, Kabupaten Merangin dan Sarolangun yang mendapatkan program yang dicetuskan pihak Austalia ini," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Merangin, Fajarman
Fajar yang saat dihubungi akan bertolak ke Jakarta terkait program ini, menjelaskan, tahapan kerjasama tersebut saat ini adalah penandatanganan kesepakatan (MoU). MoU tersebut mengenai teknis-teknis di lapangan, bisa juga menyangkut pembagian hasil dari program yang dicanangkan.
"Sudah ada beberapa tahapan yang dilalui. Kali ini adalah pertemuan kelima. Untuk penandatanganan MoU, nantinya akan diwakili Bappenas. Kita daerah hanya menjalankan hasil MoU tersebut," ungkap Fajarman.
Dari kerjasama tersebut, lanjutnya, dua kabupaten ini akan mendapatkan kucuran dana dari Pemerintah Australia. "Dana untuk dua kabupaten ini masing-masing sebesar 30 juta dolar Australia," sebutnya.
Dijelaskan, dana yang diberikan akan digunakan untuk menjalankan program yang mencakup tiga bidang utama. Pertama, pengembangan kebijakan dan peningkatan kapasitas. Kedua, dukungan teknis pemantauan dan perhitungan karbon, dan ketiga, pengembangan kegiatan demonstrasi.
Fajarman menyatakan, dipilihnya Merangin dan Sarolangun menjadi proyek percontohan, tentu ada indikator yang mendasarinya. "Adapun satu dari sekian indikatornya yang paling menonjol, yaitu, hutan-hutan yang ada di Kabupaten Merangin masih banyak dikelola masyarakat. Seperti, hutan adat, hutan desa, dan hutan tanaman rakyat (HTR)," tuturnya.
Tambahnya, melalui pengelolaan seperti ini, secara otomatis, kelestarian hutan akan tetap terjaga, karena masyarakatnya sendiri yang mengolah. "Coba kalau hutan itu milik negara, tentu masyarakat tidak bisa ikut menikmatinya. Sementara, kalau hutan adat dan sejenisnya, masyarakat sendiri yang mengaturnya. Oleh karena itu, melalui program IAFC ini nanti, masyarakat akan dilibatkan. Bentuk bagi hasilnya seperti apa, ini yang akan dibicarakan lebih lanjut," pungkasnya.(and)

Boks

Kondisi SPBU Di Kota Bangko Paska Ditertibkan Tim Gabungan

Antrean SPBU Mulai Sepi, Para Spekulan Tak Bisa Berkutik

Pemerintah Kabupaten Merangin, mulai serius menanggapi kondisi Antrean panjang di SPBU, seakan tak pernah menyerah Tim gabungan bentukan Pemkab terus menertibkan spekulan, usaha tersebut mulai membuahkan hasil. Bagaimana kondisinya saat ini?

ANDI PRIMA PUTRA-Bangko

Operasi penertiban Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU dalam kota bangko mulai berjalan normal, hal in terlihat pada dua hari belakangan, para pengantri yang selama ini dihiasi oleh para spekulan dengan mengunakan motor gede alias motor besar sudah tidak terlihat lagi berjejer banyak. Adanya Tim gabungan dari TNI,Polri dan Instansi terkait lainnya di SPBU juga membuat para spekulan tak bisa berkutik lagi.
Pantauan Radar Sarko kemarin (14/8), Masyarakat yang akan membeli BBM, baik solar atau premium tidak lagi menunggu antrian lama, sekitar lima menit saja, pengantri sudah keluar dari antrean. Hal ini jauh berbeda sebelum adanya operasi penertiban karena membutuhkan waktu 45 menit hingga satu jam untuk mendapatkan premium. Hal yang sama juga terlihat di SPBU Sungai Misang Bangko.
Untuk SPBU Pematang Kandis, ada tiga pompa premium yang dioperasikan. Biasanya, hanya dua pompa. Begitu juga dengan pembagian antrian, motor bebek dan motor besar dibagi dua penjejeran jalur. "Ini untuk mempermudah dan lebih memperlancar lagi, makanya kita pecah untuk motor besar dan kecil," ujar Kasi Migas ESDM Merangin, Ahmad Thaulon saat dibincangi Radar Sarko di SPBU pematang Kandis bangko kemarin.
Tidak hanya Ahmad Toulon, dua kepala dinas leading sektor dari kelancaran BBM Subsidi yakni Kadis ESDM Markoni dan Kadis perindagkop Nasution juga terlihat turun langsung bergabung bersama Tim Gabungan di SPBU pematang Kandis.
Nasution mengaku, walaupun sudah tertib, namun masih ada beberapa spekulan yang masih terindikasi bermain BBM bersubsidi, hal ini terlihat pada sabtu (13/8) pekan lalu, "Saat ke SPBU Sungai Misang kemarin (Sabtu 13/8. red), saya masih mendapati sebuah mobil Carry warna hitam. Di dalam mobil tersebut, ada bak tangki modifikasi. Isinya ditaksir mencapai 1 ton lebih," akunya kepada Radar Sarko, Minggu (14/8).
Ia menceritakan, melihat kondisi tersebut, sempat meminta aparat dari Tim Gabungan untuk menegur. Namun, sepertinya ada rasa takut. Diduga, mobil tangki modifikasi tersebut adalah milik spekulan yang mempunyai bekingan.
"Kalau di SPBU ini (Pematang Kandis) tidak terlalu sulit untuk menertibkannya. Sementara kalau di Sungai Misang, memang butuh kekuatan ekstra, alhamdulillah semoga tertib seperti untuk selamanya, agar kita tidak repot terus mengurusi ini terus," ungkap Nasution.
Lantas bagaimana dengan di pedesaan? Apakah juga sama kondisinya dengan kota bangko saat ini?, menangapi hal ini, Nasution mengatakan, adanya kartu kendali adalah salah satu solusi untuk menertibkan penyaluran BBM Bersubsidi untuk warga pedesaan,” itulah gunanya kartu kendali yang diberikan dan diurus oleh warga saat ini di kantor ESDM,” pungkasnya.(**)

BBM

Brimob Tangkap 1 Ton BBM Subsidi

Hasil Razia
di SPBU Sungai Misang

BANGKO - Untuk kesekian kalinya, Polres Merangin menggelar razia BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Dalam razia yang dilaksanakan kemarin (5/8), Polres menurunkan dua regu pasukan Brimob. Hasilnya, sekitar satu ton BBM jenis solar dan premium, berhasil diamankan mereka.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Kabag Ops Kompol Gun Heryadi ditemui diruang kerjanya kemarin mengatakan, sasaran operasi yaitu di SPBU Sungai Misang. Ini dilakukan lantaran pengisian BBM dengan menggunakan jeriken masih terus terjadi.
"Kita memang sengaja menurunkan 20 orang petugas dari Brimob Kompi 2 Pamenang. Aparat yang turun tadi hanya dari Brimob," ujarnya kepada para wartawan saat ditemui di ruang kerjanya.
dijelaskan, dari operasi tersebut, dua regu tim dari Brigadir mobil itu berhasil mengamankan puluhan jeriken berisi premium dan solar. Selain yang tertangkap di SPBU, jeriken yang disita juga ada yang diambil dari para pedagang di kios kaki lima depan SPBU.
"Kalau efektif setiap kios ditelusuri, hasilnya bisa mencapai 1,5 ton lebih. Itu baru sebagian yang kita ambil," katanya.
hasil pantauan Radar Sarko, saat ini ada sekitar 35 jeriken berisi BBM yang dibawa ke Mapolres. Dari 35 jeriken tersebut 14 jeriken di antaranya berisi solar, selebihnya premium. Lima jeriken lagi berisi BBM jenis premium yang diisi setengah.
Sementara itu, usi operasi digelar, sekitar pukul 14.00, di SPBU Sungai Misang tidak terlihat lagi para spekulan atau pedagang eceran yang membawa jeriken. Meski Antrean masih terjadi, namun tidak terlalu padat.
Umumnya para warga yang antrian di SPBU tersebut masih trauma dengan opersi tersebut, buktinya mereka masih membicarakan kondisi saat razia digelar.
Dari pantuan juga, ternyata regulasi memang tidak diterapkan. Pasalnya, para spekulan yang membeli menggunakan mobil, masih dilayani secara penuh tangkinya. Nominalnya berkisar Rp 200 ribuhingga Rp 250 ribu. Jadi ini sudah sangat melebihi regulasi pembelian untuk kendaraan roda empat, yaitu sebanyak 100 ribu. (and)