Powered By Blogger

Senin, 12 September 2011

Tabir Barat Membara Tiga Rumah Jadi Abu, Diduga Api Berasal dari Ledakan Tabung Gas LPG 3 Kg BANGKO – Minggu (11/9) pagi menjelang siang sekitar pukul 11.00 WIB, menjadi hari yang mungkin tak terlupakan bagi warga Desa Sungai Tabir Kecamatan Tabir Barat. Pasalnya suasana hening di desa tersebut mendadak heboh oleh kobaran api yang melahap tiga rumah warga. Tak ayal lautan api yang membuat Desa Sungai Tabir membara tersebut membumi hanguskan rumah warga hingga menjadi abu. Tiga rumah warga yang diamuk api tersebut adalah Ridwan (42), Marjunta(48) dan Sudirman. Meski tak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir puluhan juta rupiah. Dugaan sementara, api berasal dari tabung Gas LPG 3 Kg yang berada di dalam rumah. Informasi yang berhasil dirangkum Radar Sarko dilokasi kejadian, peristiwa kebakaran yang menimpa tiga rumah warga Desa Sungai Tabir itu diketahui pertama kali oleh salah seorang warga, Kosim (45) yang kebetulan melintasi rumah korban, dari penuturannya diketahui api pertama kali berasal dari rumah Marjunta. ”Saya hendak membengkel mesin diesel, saya terkejut saat melihat rumah Marjunta sudah dilalap api,” ujar Kosim yang berhasil dibincangi Radar Sarko kemarin siang. Kosim pun langsung panik, dia lalu berusaha memanggil warga sekitar guna memadamkan api,” saya langsung menjerit minta pertolongan warga, karena saya lihat api sudah membesar,” jelasnya. Sontak saja, warga setempat pun heboh, mereka langsung berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian guna menyelamatkan rumah tersebut. ”Semua warga turut membantu, hanya saja, rumah tidak bisa diselamatkan karena api terlanjur besar,” ujar Babinsa Sungai Tabir Serda Nafri Efendi yang kebetulan berada dilokasi kejadian. Dikatakan, api baru bisa dijinakkan setelah warga setempat menyiram air dengan Robin (bantuan alat penyedot air,red). ”Tiga rumah itu berasal dari papan, sehingga api dengan cepat menyebar ketiga rumah warga ini,” terangnya. Diterangkan, rumah Marjunta (sumber api pertama,red) berada pada posisi di tengah, sehingga dengan serentak api menjalar ke rumah Ridwan dan rumah Sudirman yang berada pada sisi kiri dan kanan rumah Marjunta.” Informasi dari warga saat kejadian rumah dalam kondisi kosong, Riduan, Marjunta dan Sudirman hingga kini masih diladang, ini baru mau dijemput warga,” katanya. Dugaan sementara, lanjutnya kebakaran tersebut berasal dari tabung Gas LPG 3 Kg yang berada didalam rumah,” saat kebakaran baru terjadi terdengar ledakan dari tabung Gas tinggi keatas,” katanya. Apalagi, lanjutnya saat kejadian kondisi cuaca sedang panas. ”Bisa saja ada selang gas yang bocor karena panas yang terik membuat percikan api dan membakar dinding rumah,” jelasnya. Sementara itu, kepala Desa Sungai Tabir M Juri saat dibincangi mengatakan cukup prihatin atas kejadian kebakaran yang melanda tiga rumah warganya, dia mengatakan tiga rumah warganya itu merupakan warga yang kurang mampu. ”Saat ini tiga keluarga korban kebakaran terpaksa menumpang dengan sanak famili mereka, untuk pakaian dan makanan kami seluruh warga disini sementara saling patungan menumbang kepada mereka,” imbuhnya. Kades berharap adanya bantuan dari warga dermawan lainnya guna bisa membantu tiga warganya yang ditimpa kemalangan. ”Harapan saya sebagai kepala desa disini, pemerintah daerah Kabupaten Merangin bisa membantu keluarga korban,” pungkasnya.(and) Bentrok Berdarah, Satu Tewas Tiga Kritis Warga Pemanang dengan Suku Anak Dalam PAMENANG- Satu orang tewas dan tiga orang lainnya luka parah dalam bentrok berdarah yang terjadi di Dusun Sungai Lintang Kelurahan Pamenang antara warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan Warga Kelurahan Pamenang. Akibat bentrok berdarah tersebut Saleh warga SAD harus meregang nyawa di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sementara 3 warga SAD lainnya yaitu Debus, Sabar dan Tamrin saat ini kritis akibat bentrok dengan warga Kelurahan Pamenang. Lurah Pamenang Saipuddin saat ditemui di TKP mengaku bentrokan berdarah tersebut bermula pada saat empat warga SAD membawa jengkol hendak menyeberang jembatan gantung, namun di tengah-tengah jembatan berpapasan dengan salah seorang warga, tidak jauh dari lokasi berpapasan tiba-tiba motor yang dikendarai warga SAD tersebut oleng lalu jatuh. Warga SAD yang belakangan diketahui bernama Saleh, menuduh salah seorang warga Dusun Sungai Lintang yang berpapasan diatas jembatan menggoyang jembatan gantung sehingga menyebabkan sepeda motor yang dikendarai oleh saleh jatuh. Setelah terjatuh, lanjut Saipudin, Saleh langsung mengejar salah seorang warga yang diduga telah menggoyang jembatan, namun beruntung warga yang belum diketahui identitasnya dapat menghindar dan meminta pertolongan, kemudian warga berdatangan di sekitar jembatan. Sembari menodongkan kecepek (senjata api rakitan) dan golok kearah warga yang berdatangan empat orang warga SAD yang menyandang kecepek laras panjang menantang duel satu lawan satu. “ Selaku lurah saya tentu ingin mendengar keterangan dari warga SAD dan mencoba meredakan emosi warga SAD namun yang terjadi Saleh bersama dengan kawan-kawannya malah menantang bahkan menodong kecepek kearah saya,” terangnya. Disaat warga SAD menodongkan kecepek laras panjang kearah dirinya itulah, lanjut Saipuddin yang menyulut emosi ratusan warga Kelurahan Pasar Pamenang yang kemudian merampas kecepak warga SAD. “ Kalau tidak salah terdengar tiga kali letusan kecepek, namun beruntung moncong kecepek sudah diarahkan keatas oleh warga sehingga peluru kecepek tidak ada yang mengenai warga,” terang Saipuddin. Setelah berhasil merampas kecepek dari warga SAD warga yang sudah tersulut emosi langsung memukuli warga SAD dengan benda-benda yang ada dilokasi. Aksi pemukulan baru berhenti pada saat Saleh terkapar berlumuran darah. Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Doni ketika ditemui di TKP mengatakan, belum diketahui penyebab secara pasti keributan antara warga SAD dengan warga Sungai Lintang, Pamenang ini. Dugaan sementara warga marah karena salah seorang warga SAD hendak menodongkan senjata ke arah Lurah nya. “Belum diketahui pasti penyebabnya, dugaan sementara warga menyerang karena lurahnya ditodong senjata oleh salah seorang SAD,” ungkapnya. Guna menyelidiki penyebab dengan pasti, Saat ini aparat telah menyita 7 unit motor, satu karung jengkol dan puluhan kayu yang berserakan di TKP. Sementara senjta api rakitan yang dibawa oleh warga SAD diduga dibuang kesungai sehingga tidak ditemui lagi oleh polisi. (ari). Warga Kawatirkan Serangan Balasan dari SAD SEMENTARA ITU sehari paska terjadinya bentrokan berdarah antara Warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan Warga Dusun Sungai Lintang kini suasana Kelurahan Pamenang sudah mulai kondusif meski begitu warga masih tetap siap-siap mengantisipasi serangan balasan dari warga SAD. Pantauan radar sarko puluhan warga tampak sedang duduk-duduk dedepan rumah sembari berbincang-bincang seputar bentorok yang menggegerkan warga. Sementara itu disetiap persimpangan jalan menuju Dusun Sungai Lintang juga tampak dijaga ketat oleh aparat kepolisian serta TNI. “ Meski kondisi sudah kondusif namun kami masih kawatir warga SAD akan kembali melakukan serangan balasan, untuk itu kami berharap kepada parat kepolisian dan TNI tetap berada di Dusun Sungai Lintang membantu menjaga keamanan”. Ujat tokoh Masyarakat Kelurahan Pamenang. Nurdin Berharap kepemilikan sejata api rakitan atau yang lebih dikenal kecepek yang dimiliki oleh para warga SAD harus ditinjau ulang pasalnya sejak warga SAD memiliki senjata mereka semakin berani melakukan perlawanan. “ Sejak warga SAD ini memiliki senjata api rakitan mereka semakin liar melihat jemuaran diambi, melihat besi dicuri, berondolan bahkan sawit dicuri disaat ditegur mereka malah melawan menodongkan senjata sehingga saat ini masyarakat sudah resah”. Terang Rusli. Senada dengan Nurdin, Saipuddin Lurah Pamenang mengaku meski kelurahan Pasar Pamenang sudah mulai kondisip namun pihaknya sangat kawatir warga SAD kembali akan melakukan serangan balasan. “ Atas nama masyarakat kami berharap aparat kepolisian tetap berjaga di Kelurahan Pamenang ini karena kami kawatir warga SAD akan kembali melakukan serangan balasan”. Ujar Saipuddin. Menyikapi permintaan masyarakat Kelurahan Pamenang Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Doni saat ditemui di TKP mengaku pihaknya akan menempatkan anggota di TKP untuk menjamin keamanan masyarakat. “ Keamanan masyarakat itu tanggungjawab polisi untuk menjaga keamanan masyarakat Kelurahan Pamenang kami akan menempatkan anggota baik dari Polsek maupun dari Polres. Kemudian pengamanan TKP juga akan dibantu anggot dari Brimob dan TNI”. Ujar Dono. (ari)