Powered By Blogger

Rabu, 09 Mei 2012

Gadis Belia Diperkosa Ayah Tiri *Pelaku Tewas Usai di “Massa” BANGKO - Seorang gadis remaja berinisial Pr (15) menjadi bulan-bulanan nafsu ayah tirinya, Siran (40), senin (30/4) sekitar pukul 11.00. Ia diperkosa di dalam kebun karet di wilayah Bukit Bulan, Muara Limun, Sarolangun, Tempat Kejadian Perkara (TKP). Nahas, sehari setelah berhasil merenggut kegadisan anak tirinya itu, Siran yang baru lima tahun berada di Desa Marus Kecamatan Renah Pembarap, Merangin, itu tewas diamuk massa. Meski sempat diselamatkan ke rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko. Namun nyawanya tak bisa diselamatkan lagi. Siran menghembuskan nafas terakhirnya, Selasa (1/5) sekitar pukul 15.45 diruang UGD RSUD Bangko. Kepada polisi, Pr menyebutkan kejadian pemerkosaan menimpanya itu berawal saat Ia dan ayah tirinya berangkat menuju kebun karet di wilayah Bukit Bulan,Sarolangun, TKP.“ Saya tidak sekolah lagi. Bersama Ayah, saya berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 pagi, menuju kebun karet,” ujar Pr, saat dimintai keterangan oleh polisi dirumah sakit Bangko, kemarin. Diawal perjalanan, Sihan tidak memperlihatkan gerakan mencurigakan. Malah mereka sempat berniat berhenti mengunjungi nenek Pr yang berada di Desa Desa Lubuk Darong.” Tau tau ditengah perjalanan hendak kerumah nenek, saya ditodong dengan pisau.” Tutur Pr. Sontak todongan itu membuat Pr kaget.” Ternyata ayah ingin ituin (perkosa) saya,” tambahnya. Bahkan, Pr juga sempat digertak oleh ayah tirinya. Dia diancam akan dibunuh jika tidak mau melayani nafsu syahwatnya saat itu.” Saya ini preman, jangan coba macam macam,” Pr mengulangi ucapan ayah tirinya. Dibawah todongan pisau, Pr terpaksa mengikuti perintah ayah tirinya.” Saya ditiduri disebuah kebun karet berjarak 150 meter dari jalan,” katanya. Tidak itu saja, Mulut untuk memuluskan niat bejatnya itu, saat melakukan hubungan, Sihan membekam mulut Pr.” Itunya (kemaluan) terasa masuk, saya hanya bisa pasrah saja,” terangnya. Usai meniduri Pr, Sihan lalu mengantarkan Pr kerumah neneknya. Namun satu syarat yang diajukan ayahnya itu, Pr tidak boleh memberitahukan kejadian itu kepada siapapun.” Jika saya membuka mulut, saya diancam akan dibunuh,” sebutnya. Singkat kisah, setelah kejadian tersebut, Sihan lalu pulang kembali kerumahnya di Desa Marus Kecamatan Renah Pembarap. Sementara Pr ditinggalkan di Rumah Neneknya di Desa Lubuk Darong.” Saya ngadu dengan paman saya melalui via telpon. Saya ceritakan kalau ayah baru saja memperkosa saya.” Terangnya. Kapolres Merangin AKPB A Nanan Setyo Utomo melalui Kapolsek Sungaimanau AKP Johansyah membenarkan adanya kejadian pemerkosaan tersebut. Dia mengatakan buntut pemerkosaan yang dilakukan Sihan, nyawanya melayang di Massa warga.” Pada malam setelah kejadian sekitar pukul 20.00. Sihan kembali kerumahnya. Tanpa rasa curiga dia langsung tidur,” ujar kapolsek. Paman Pr yang telah mengetahui kelakuan bejat Sihan, pada malam itu juga langsung berangkat kerumah Pr.” Dia diinterogasi oleh keluarga Pr. Saat itu Sihan tidak mau buka mulut,” terusnya. Kemarahan warga memuncak, setelah Sihan dihadirkan ditengah warga Marus. Dia disuruh mengaku atas perlakuan yang di lakukannya terhadap Pr.” Tadi pagi, Sihan juga tidak mau mengaku. Warga yang sudah gerah langsung mengamuk dan memukulnya,” imbuh Johansyah. Baru setelah Sihan terkapar, salah seorang warga melapor ke Kantor polisi. Polisi bergerak dan mendapati Sihan sudah tak berdaya.” Kami bawa ke Puskesma Sungaimanau untuk mendapatkan pertolongan pertama. Karena kondisinya parah, saya kemudian memerintahkan untuk dibawa ke Bangko. Sayangnya di Bangko nyawa Sihan tidak bisa tertolong lagi. Dia tewas sekitar pukul 15.45 tadi,”tukasnya. Lanjut Johansyah, kasus tersebut akan diselidiki. Saat ini Pr dan jasat Siran akan diambil visum guna mengungkap kebenaran kejadian tersebut.” Pelaku sudah meninggal. Namun tetap kita visum. Kejadian ini diluar dugaan kami. Kami baru mendapat laporan setelah Sihan babak belur,” tutupnya.(and) “Saya Sedih tapi Kecewa” WAJAHNYA terlihat sayu, tatapan kosong dan menggendong seorang anak kecil berusian sekitar 3 tahun. Wanita paruh baya yang mengaku bernama Hifni (37) ini tak lain adalah istri Sihan. Hifni duduk disalah satu ruangan diruang Rumah Sakit Ko Abundjani Bangko bersama anaknya Pr. Diwajahnya masih terlihat rasa galau yang begitu mendalam. Dengan rela dia mengantar anaknya Pr menuju RSUD Bangko untuk diambil visum. Disisi lain, dia juga harus kuat ditinggal suami tercinta untuk selama lamanya. Bahkan, kemarin merupakan hari terakhirnya berpisah dengan suaminya.” Kami baru lima tahun berumah tangga. Dengan bapak (Sihan) saya punya anak satu,” ucapnya sambil menunjuk seorang anak digendongannya. Dari ceritanya, Hifni mengaku semasa perkawinannya, Sihan tidak pernah memperlihatkan sifat aneh.” Saya sempat tidak percaya kalau bapak seperti itu, selama ini biasa biasa saja, berjalan dengan normal,” kata Hifni. Apa yang dikatakan Hifni juga dikuatkan oleh Pr. Malah, Pr sangat kaget waktu ayah tirinya itu menodongkan senjata kearahnya minta dilayani.” Baru kali ini ayah berulah. Selama ini tidak pernah dia memperlihatkan sifat tidak baik. Saya saja sudah menganggap dia sebagai anak kandung sendiri,makanya saya mau membantu keluarga nyadap karet,” tambah Pr meyakinkan ucapan ibunya. Lalu, bagaiman perasaan seorang ibu setelah mengetahui anaknya diperkosa ayah tiri. Apalagi, setelah memperkosa suami tercinta malah tewas di tangan massa.” Saya sedih tapi kecewa,” sebut Hifni singkat. Sedih karena ditinggal suami tercinta. Namun kecewa karena tidak menyangka suaminya tega berbuat senonoh dengan anak kandung, buah hatinya bersama suapi pertama.(and) Rutan Polres Bobol, Satu Penghuni Kabur Kapolres: “Ini Murni Kelalaian Petugas” BANGKO- Kantor Mapolres Merangin selasa (1/5) pagi mendadak gempar. para Aparat Polisi tampak panik. Hal ini terjadi setelah salah satu tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Mapolres Merangin berhasil kabur. Belakangan baru diketahui tahanan kabur itu bernama, Budino yang terjerat kasus pencurian, tiga bulan lalu. Berdasarkan informasi yang dirangkum Radar Sarko dilapangan menyebutkan, peristiwa kaburnya Budiono itu terjadi setelah solat subuh (05.00 red). Saat itu diyakini petugas piket yang berjaga sedang tertidur lelap. Budiono yang terjerat kasus pencurian motor itu seakan-akan melihat momen tepat bagi dirinya untuk bisa melepaskan diri. Kesempatan itu datang secara tidak terduga, pada hari itu petugas yang tengah berjaga sedang tidak sadarkan diri. Saat itulah diduga dirinya mulai memutar otak, budiono seakan-akan mencari celah terbaik dalam upayanya melarikan diri. Tanpa ada gerak-gerik mencurigakan, Budiono akhirnya berhasil melarikan diri dengan merusak terali tempat biasa para tahanan menjemur pakaian. Teralis yang dirusak Budiono berada ditengah-tengah dengan diatasnya hanya ditutupi oleh teralis, fungsi teralis tersebut agar matahari dapat masuk dan udara dapat bertukar. Sementara dikiri, kanan dan belakang merupakan kamar tahanan, sedangkan didepan ada teralis yang digembok dan dijaga ketat oleh petugas jaga piket tahanan yang dilengkapi dengan senjata lengkap. Informasi lainnya menyebutkan, dengan cekatan dan terkesan lihai, Budiono kabur dari sel tahanan Mapolres Merangin tersebut melalui dek atas kamar sel yang hanya dilindungi oleh teralis yang terbuat dari besi. Disinyalir, Budiono memanjat dan merusak teralis itu, setelah berhasil melewati teralis yang diatasnya hanya berupa coran semen, ia lalu meloncat dari atas kamar sel dan lari melalui perkarangan belakang Mapolres yang tidak dipagar serta dipenuhi dengan semak belukar. Kabur lewat jalan belakang inilah yang menyebabkan Budiono luput dari pengamatan para petugas jaga yang berada di ruang penjagaan Mapolres yang diketahui dilengkapi dengan persenjataan lengkap. Tanpa ada yang mengetahui, Budiono pun dengan nyaman bisa menghirup udara segar lepas dari balik jeruji besi. Kapolres Merangin AKBP A Nanan Setyo Utomo kepada sejumlah wartawan membenarkan adanya tahanan yang melarikan diri. Dikatakannya, tahanan tersebut berhasil kabur setelah merusak teralis tempat jemuran para tahanan. “Benar satu orang tahanan berhasil kabur. Ia kabur melalui teralis tempat jemuran dan sirkulasi udara,” tegas Kapolres saat ia menjambangi petugas jaga dan melihat kondisi di kamar sel pasca kaburnya Budiono. Kapolres menegaskan, kaburnya Budiono adalah kelalaian dari petugas piket yang berjaga di kamar sel.”Tiga petugas jaga lalai menjalankan tugasnya, tidak ada permainan antara Petugas dan tahanan sehingga ia lolos, ini murni kelalaian petugas,” tambahnya. Saat disinggung sanksi apa yang akan diberikan kepada para petugas yang lalai tersebut? Kapolres mengatakan sejauh ini ia masih melakukan pengecekan di TKP, namun meskipun demikian, ia tetap akan memproses kepada ketiga petugas piket tersebut. “Saya akan proses ketiga petugas piket penjaga tahanan itu,” tegasnya lagi. Lebih jauh dikatakan Kapolres, saat ini petugas terus melakukan pencarian dengan menyisir berbagai penjuru Kota Bangko dan sekitarnya.“ Kita terus melakukan pengejaran terhadap Budiono, saya yakin ia masih berada di seputaran Kota Bangko.” tandasnya.(and)
Beruang Amuk Warga Tabir * Seorang Petani Nyaris Tewas *Hidung Lepas, Paha Robek BANGKO – Beruang Madu (Helarctos malayanus) kembali membuat geger. Seorang penyadap karet, Yanti (35) warga Dusun Sungai Aur, Koto Rayo, Tabir, nyaris tewas diamuk Beruang. Tubuhnya diterkam saat menyadap karet tak jauh dari Dusun Sungai Aur. Rabu (2/5) sekitar pukul 08.00. Beruntung sebelum Beruang itu menghabisi jiwanya. Ia masih bisa melarikan diri dengan tubuh bersimbah darah. Satu jam berselang usai peristiwa naas itu, Yanti ditemukan warga setempat didalam pondoknya yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi kejadian. Dia kemudian di tolong dan dilarikan ke Puskesmas Rantau Panjang. Sekitar pukul 11.00. Yanti kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko. Pantauan Radar Sarko, sekitar pukul 12.00 WIB, Yanti diberi pertolongan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bangko. Diwajahnya terlihat luka robek panjang yang sudah diperban para medis. Tak hanya itu, luka serius akibat cakaran juga terlihat dipaha Yanti. Ia trauma dan belum bisa diajak bicara. Di ruang UGD, Yanto ditemani oleh dua orang anaknya, Zainal dan Erni. Meski berusaha menimpan perasaan sedih, namun tetap saja wajah dua orang itu terlihat galau dan sedih.” Jangan dulu diganggu, kasihan Emak saya,” ujar Zainal, Anak korban saat dikonfirmasi awak media di dirumah sakit kemarin. Awalnya, Zainal tidak mau memberikan informasi seputar peristiwa naas yang menimpa ibunya dengan alasan masih shock. Namun Ia kemudian melunak dan bersedia menjawab pertanyaan wartawan.” Saya dijemput warga sekitar pukul 09.00. Katanya emak saya diterkam beruang,” ujarnya. Mendengar berita tidak baik itu, Zainal kaget. Dengan perasaan galau, Ia bergegas pulang kepondok.” Saya tak lagi menghiraukan perkakas (alat sadap), saya berlari menuju pondok,” sebut Zainal sambil menjelaskan tempatnya nyadap karet masih berjauhan dengan lokasi tempat ibunya bekerja. Benar saja. Saat di pondok, warga setempat sudah muai berdatangan. Oleh Zainal, Ibunya lalu dibawa ke Desa Kotorayo menggunakan motor.” Saya bawa emak saya ke Desa, namun karena kondisi emak parah, saya langsung membawanya ke Puskesmas Rantau Panjang. Di saya kami dirujuk lagi ke Bangko. Disini kata dokter tadi akan dirujuk lagi ke Rumah Sakit Padang. Tapi nunggu kondisi ibu saya akag sedikit membaik,” ucapnya hiba. Lalu siapa warga yang pertama kali menemukan Yanti.” Namanya Din, Ia warga setempat yang kebetulan melihat ceceran darah banyak diseputar pondok ibu saya. Maaf saya tidak bisa bicara panjang, jadi bapak keluar saja sekarang. Kasihan emak saya,” kata Zainal berkali kali sebari mendatangi Ibunya. Kapolsek Tabir, Iptu Ricky Tridharma membenarkan adanya peristiwa beruang ngamuk di wilayah hukumnya. Menurut Dia, belum diketahui apakah memang Beruang yang Mengamuk atau ada hewan buas lain. ” Sementara ini, dari keterangan warga setempat Yanti diterkam Beruang. Namun itu hal itu belum jelas juga, karena korban masih belum bisa diajak bicara. Mulutnya diperban,” pungkasnya.(and) Yanti Korban Ketiga Jika benar Yanti diterkam Beruang seperti apa yang diakui warga setempat. Sampai saat ini artinya sudah ada tiga korban yang menjadi keganasan beruang tersebut. Jauh sebelum peristiwa Yanti, pada Jumat 2 Maret 2012 lalu sekitar pukul 12.00, seorang warga Dusun Sungai Abu Kelurahan Dusun baru Kecamatan Tabir, Suparman (37) juga nyaris tewas diterkam beruang yang sama. Sama seperti Yanti, Ia juga diserang saat mengadap karet di kebun tak jauh dari Dusun Sungai Abu, Desa Koto Rayo atau berjarak beberapa ratus meter saja dari lokasi peristiwa Yanti. Dari peristiwa itu, Suparman mengalami luka robek dibagian pergelangan kaki dan betisnya hingga puluhan jahitan, tidak itu saja, Suparman juga mengalami trouma yang begitu mendalam. Beruntungnya, saat itu, Suparman mengetahui jika dirinya akan diserang Beruang. Dengan hanya mengandalkan sebilah pisau penyadap karet, Ia berhasil membuat Beruang tersebut lari. ” Meskipun pergelangan kaki saya nyaris putus,” katanya waktu itu. Sebelum Suparman, masih ada satu warga lagi yang juga menjadi korban amukan Beruang.” Dilokasi yang sama beberapa minggu sebelum saya diterkam beruang sudah ada korban tapi saya lupa namanya siapa,” sebut Suparman. Kembali ke Peristiwa Yanti. Anaknya, Zainal, cukup menghawatirkan dengan kehadiran Beruang dilokasi tempat mereka bekerja sehari hari. Dia berharap Beruang yang menerkam ibunya bisa itu di tangkap oleh Instansi terkait.” Maunya saya dibunuh saja,” singkatnya. Atau setidaknya, ada usaha lain yang harus dilakukan oleh Pemkab Merangin.” Mereka harus menurunkan Polisi Kehutanan atau Institusi yang menangani hal ini. Agar nantinya tidak ada lagi korban lain,” Harapnya.(and) “Bunuh Saja Beruang Itu” Dewan Minta BKSDA Sikapi Serius Musibah amukan Beruang yang menimpa 3 Warga Tabir akhir akhir ini membuat salah satu Anggota DPRD Merangin, Fuadi angkat bicara. Ia berang lantaran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Merangin masih belum bergerak untuk menangkap Beruang tersebut. “ Lebih baik dibunuh (Beruang) dari pada mengancam nyawa manusia” ujar Anggota DPRD Merangin Dapil II, Tabir, Fuadi saat dibincangi di Gedung Dewan kemarin. Kehadiran Beruang yang sudah berkeliaran di Perkebunan Karet milik warga setempat juga menjadi pertanyaan besar Fuadi. Dia menduga, Beruang tersebut muncul akibat populasi hutan di Tabir sudah mulai punah, sehingga komunitas hewan buas terganggu dan mulai masuk ke perkebunan warga.” Hewan buas berulah tentu ada sebabnya, bisa jadi komunitasnya selama ini berada dihutan sudah tidak ada lagi sehingga cari makan di perkebunan warga. Atau barang kali tersesat,” katanya. Namun apapun namanya dia tetap berharap BKSDA menyikapi serius permasalahan yang terjadi di Tabir.” Atas nama perwakilan rakyat, tolonglah KSDA sikapi serius masalah ini. Apakah nanti Beruangnya diusir atau ditembak terserah, intinya beruang tersebut tidak ada lagi di perkebunan warga setempat,” tukasnya. Hal senada juga dikatakan Hanip. Warga Desa Sungai Abu yang berhasil dibincangi mengakatan mereka akan mencari keberadaan Beruang tersebut.” Kami akan bunuh beruang itu. Ulah beruang tersebut banyak warga disini tidak berani lagi masuk ke kebun, padahal kehidupan kami hanya mengandalkan dari hasil sadapan karet,” sebutnya. Sementara itu, dikonfirmasi melalui via telpon, Kepala Seksi 1 KSDA Jambi perwakilan Merangin, nomor ponselnya nomor 081274124xx bernada tidak aktif. Radar Sarko kemudian mencoba mendatangi Kantor BKSDA di Pematang Kandis. Meski kantor tersebut dibuka, namun tidak berpenghuni.(and)