Powered By Blogger

Rabu, 09 Mei 2012

Gadis Belia Diperkosa Ayah Tiri *Pelaku Tewas Usai di “Massa” BANGKO - Seorang gadis remaja berinisial Pr (15) menjadi bulan-bulanan nafsu ayah tirinya, Siran (40), senin (30/4) sekitar pukul 11.00. Ia diperkosa di dalam kebun karet di wilayah Bukit Bulan, Muara Limun, Sarolangun, Tempat Kejadian Perkara (TKP). Nahas, sehari setelah berhasil merenggut kegadisan anak tirinya itu, Siran yang baru lima tahun berada di Desa Marus Kecamatan Renah Pembarap, Merangin, itu tewas diamuk massa. Meski sempat diselamatkan ke rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko. Namun nyawanya tak bisa diselamatkan lagi. Siran menghembuskan nafas terakhirnya, Selasa (1/5) sekitar pukul 15.45 diruang UGD RSUD Bangko. Kepada polisi, Pr menyebutkan kejadian pemerkosaan menimpanya itu berawal saat Ia dan ayah tirinya berangkat menuju kebun karet di wilayah Bukit Bulan,Sarolangun, TKP.“ Saya tidak sekolah lagi. Bersama Ayah, saya berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 pagi, menuju kebun karet,” ujar Pr, saat dimintai keterangan oleh polisi dirumah sakit Bangko, kemarin. Diawal perjalanan, Sihan tidak memperlihatkan gerakan mencurigakan. Malah mereka sempat berniat berhenti mengunjungi nenek Pr yang berada di Desa Desa Lubuk Darong.” Tau tau ditengah perjalanan hendak kerumah nenek, saya ditodong dengan pisau.” Tutur Pr. Sontak todongan itu membuat Pr kaget.” Ternyata ayah ingin ituin (perkosa) saya,” tambahnya. Bahkan, Pr juga sempat digertak oleh ayah tirinya. Dia diancam akan dibunuh jika tidak mau melayani nafsu syahwatnya saat itu.” Saya ini preman, jangan coba macam macam,” Pr mengulangi ucapan ayah tirinya. Dibawah todongan pisau, Pr terpaksa mengikuti perintah ayah tirinya.” Saya ditiduri disebuah kebun karet berjarak 150 meter dari jalan,” katanya. Tidak itu saja, Mulut untuk memuluskan niat bejatnya itu, saat melakukan hubungan, Sihan membekam mulut Pr.” Itunya (kemaluan) terasa masuk, saya hanya bisa pasrah saja,” terangnya. Usai meniduri Pr, Sihan lalu mengantarkan Pr kerumah neneknya. Namun satu syarat yang diajukan ayahnya itu, Pr tidak boleh memberitahukan kejadian itu kepada siapapun.” Jika saya membuka mulut, saya diancam akan dibunuh,” sebutnya. Singkat kisah, setelah kejadian tersebut, Sihan lalu pulang kembali kerumahnya di Desa Marus Kecamatan Renah Pembarap. Sementara Pr ditinggalkan di Rumah Neneknya di Desa Lubuk Darong.” Saya ngadu dengan paman saya melalui via telpon. Saya ceritakan kalau ayah baru saja memperkosa saya.” Terangnya. Kapolres Merangin AKPB A Nanan Setyo Utomo melalui Kapolsek Sungaimanau AKP Johansyah membenarkan adanya kejadian pemerkosaan tersebut. Dia mengatakan buntut pemerkosaan yang dilakukan Sihan, nyawanya melayang di Massa warga.” Pada malam setelah kejadian sekitar pukul 20.00. Sihan kembali kerumahnya. Tanpa rasa curiga dia langsung tidur,” ujar kapolsek. Paman Pr yang telah mengetahui kelakuan bejat Sihan, pada malam itu juga langsung berangkat kerumah Pr.” Dia diinterogasi oleh keluarga Pr. Saat itu Sihan tidak mau buka mulut,” terusnya. Kemarahan warga memuncak, setelah Sihan dihadirkan ditengah warga Marus. Dia disuruh mengaku atas perlakuan yang di lakukannya terhadap Pr.” Tadi pagi, Sihan juga tidak mau mengaku. Warga yang sudah gerah langsung mengamuk dan memukulnya,” imbuh Johansyah. Baru setelah Sihan terkapar, salah seorang warga melapor ke Kantor polisi. Polisi bergerak dan mendapati Sihan sudah tak berdaya.” Kami bawa ke Puskesma Sungaimanau untuk mendapatkan pertolongan pertama. Karena kondisinya parah, saya kemudian memerintahkan untuk dibawa ke Bangko. Sayangnya di Bangko nyawa Sihan tidak bisa tertolong lagi. Dia tewas sekitar pukul 15.45 tadi,”tukasnya. Lanjut Johansyah, kasus tersebut akan diselidiki. Saat ini Pr dan jasat Siran akan diambil visum guna mengungkap kebenaran kejadian tersebut.” Pelaku sudah meninggal. Namun tetap kita visum. Kejadian ini diluar dugaan kami. Kami baru mendapat laporan setelah Sihan babak belur,” tutupnya.(and) “Saya Sedih tapi Kecewa” WAJAHNYA terlihat sayu, tatapan kosong dan menggendong seorang anak kecil berusian sekitar 3 tahun. Wanita paruh baya yang mengaku bernama Hifni (37) ini tak lain adalah istri Sihan. Hifni duduk disalah satu ruangan diruang Rumah Sakit Ko Abundjani Bangko bersama anaknya Pr. Diwajahnya masih terlihat rasa galau yang begitu mendalam. Dengan rela dia mengantar anaknya Pr menuju RSUD Bangko untuk diambil visum. Disisi lain, dia juga harus kuat ditinggal suami tercinta untuk selama lamanya. Bahkan, kemarin merupakan hari terakhirnya berpisah dengan suaminya.” Kami baru lima tahun berumah tangga. Dengan bapak (Sihan) saya punya anak satu,” ucapnya sambil menunjuk seorang anak digendongannya. Dari ceritanya, Hifni mengaku semasa perkawinannya, Sihan tidak pernah memperlihatkan sifat aneh.” Saya sempat tidak percaya kalau bapak seperti itu, selama ini biasa biasa saja, berjalan dengan normal,” kata Hifni. Apa yang dikatakan Hifni juga dikuatkan oleh Pr. Malah, Pr sangat kaget waktu ayah tirinya itu menodongkan senjata kearahnya minta dilayani.” Baru kali ini ayah berulah. Selama ini tidak pernah dia memperlihatkan sifat tidak baik. Saya saja sudah menganggap dia sebagai anak kandung sendiri,makanya saya mau membantu keluarga nyadap karet,” tambah Pr meyakinkan ucapan ibunya. Lalu, bagaiman perasaan seorang ibu setelah mengetahui anaknya diperkosa ayah tiri. Apalagi, setelah memperkosa suami tercinta malah tewas di tangan massa.” Saya sedih tapi kecewa,” sebut Hifni singkat. Sedih karena ditinggal suami tercinta. Namun kecewa karena tidak menyangka suaminya tega berbuat senonoh dengan anak kandung, buah hatinya bersama suapi pertama.(and) Rutan Polres Bobol, Satu Penghuni Kabur Kapolres: “Ini Murni Kelalaian Petugas” BANGKO- Kantor Mapolres Merangin selasa (1/5) pagi mendadak gempar. para Aparat Polisi tampak panik. Hal ini terjadi setelah salah satu tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Mapolres Merangin berhasil kabur. Belakangan baru diketahui tahanan kabur itu bernama, Budino yang terjerat kasus pencurian, tiga bulan lalu. Berdasarkan informasi yang dirangkum Radar Sarko dilapangan menyebutkan, peristiwa kaburnya Budiono itu terjadi setelah solat subuh (05.00 red). Saat itu diyakini petugas piket yang berjaga sedang tertidur lelap. Budiono yang terjerat kasus pencurian motor itu seakan-akan melihat momen tepat bagi dirinya untuk bisa melepaskan diri. Kesempatan itu datang secara tidak terduga, pada hari itu petugas yang tengah berjaga sedang tidak sadarkan diri. Saat itulah diduga dirinya mulai memutar otak, budiono seakan-akan mencari celah terbaik dalam upayanya melarikan diri. Tanpa ada gerak-gerik mencurigakan, Budiono akhirnya berhasil melarikan diri dengan merusak terali tempat biasa para tahanan menjemur pakaian. Teralis yang dirusak Budiono berada ditengah-tengah dengan diatasnya hanya ditutupi oleh teralis, fungsi teralis tersebut agar matahari dapat masuk dan udara dapat bertukar. Sementara dikiri, kanan dan belakang merupakan kamar tahanan, sedangkan didepan ada teralis yang digembok dan dijaga ketat oleh petugas jaga piket tahanan yang dilengkapi dengan senjata lengkap. Informasi lainnya menyebutkan, dengan cekatan dan terkesan lihai, Budiono kabur dari sel tahanan Mapolres Merangin tersebut melalui dek atas kamar sel yang hanya dilindungi oleh teralis yang terbuat dari besi. Disinyalir, Budiono memanjat dan merusak teralis itu, setelah berhasil melewati teralis yang diatasnya hanya berupa coran semen, ia lalu meloncat dari atas kamar sel dan lari melalui perkarangan belakang Mapolres yang tidak dipagar serta dipenuhi dengan semak belukar. Kabur lewat jalan belakang inilah yang menyebabkan Budiono luput dari pengamatan para petugas jaga yang berada di ruang penjagaan Mapolres yang diketahui dilengkapi dengan persenjataan lengkap. Tanpa ada yang mengetahui, Budiono pun dengan nyaman bisa menghirup udara segar lepas dari balik jeruji besi. Kapolres Merangin AKBP A Nanan Setyo Utomo kepada sejumlah wartawan membenarkan adanya tahanan yang melarikan diri. Dikatakannya, tahanan tersebut berhasil kabur setelah merusak teralis tempat jemuran para tahanan. “Benar satu orang tahanan berhasil kabur. Ia kabur melalui teralis tempat jemuran dan sirkulasi udara,” tegas Kapolres saat ia menjambangi petugas jaga dan melihat kondisi di kamar sel pasca kaburnya Budiono. Kapolres menegaskan, kaburnya Budiono adalah kelalaian dari petugas piket yang berjaga di kamar sel.”Tiga petugas jaga lalai menjalankan tugasnya, tidak ada permainan antara Petugas dan tahanan sehingga ia lolos, ini murni kelalaian petugas,” tambahnya. Saat disinggung sanksi apa yang akan diberikan kepada para petugas yang lalai tersebut? Kapolres mengatakan sejauh ini ia masih melakukan pengecekan di TKP, namun meskipun demikian, ia tetap akan memproses kepada ketiga petugas piket tersebut. “Saya akan proses ketiga petugas piket penjaga tahanan itu,” tegasnya lagi. Lebih jauh dikatakan Kapolres, saat ini petugas terus melakukan pencarian dengan menyisir berbagai penjuru Kota Bangko dan sekitarnya.“ Kita terus melakukan pengejaran terhadap Budiono, saya yakin ia masih berada di seputaran Kota Bangko.” tandasnya.(and)
Beruang Amuk Warga Tabir * Seorang Petani Nyaris Tewas *Hidung Lepas, Paha Robek BANGKO – Beruang Madu (Helarctos malayanus) kembali membuat geger. Seorang penyadap karet, Yanti (35) warga Dusun Sungai Aur, Koto Rayo, Tabir, nyaris tewas diamuk Beruang. Tubuhnya diterkam saat menyadap karet tak jauh dari Dusun Sungai Aur. Rabu (2/5) sekitar pukul 08.00. Beruntung sebelum Beruang itu menghabisi jiwanya. Ia masih bisa melarikan diri dengan tubuh bersimbah darah. Satu jam berselang usai peristiwa naas itu, Yanti ditemukan warga setempat didalam pondoknya yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi kejadian. Dia kemudian di tolong dan dilarikan ke Puskesmas Rantau Panjang. Sekitar pukul 11.00. Yanti kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko. Pantauan Radar Sarko, sekitar pukul 12.00 WIB, Yanti diberi pertolongan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bangko. Diwajahnya terlihat luka robek panjang yang sudah diperban para medis. Tak hanya itu, luka serius akibat cakaran juga terlihat dipaha Yanti. Ia trauma dan belum bisa diajak bicara. Di ruang UGD, Yanto ditemani oleh dua orang anaknya, Zainal dan Erni. Meski berusaha menimpan perasaan sedih, namun tetap saja wajah dua orang itu terlihat galau dan sedih.” Jangan dulu diganggu, kasihan Emak saya,” ujar Zainal, Anak korban saat dikonfirmasi awak media di dirumah sakit kemarin. Awalnya, Zainal tidak mau memberikan informasi seputar peristiwa naas yang menimpa ibunya dengan alasan masih shock. Namun Ia kemudian melunak dan bersedia menjawab pertanyaan wartawan.” Saya dijemput warga sekitar pukul 09.00. Katanya emak saya diterkam beruang,” ujarnya. Mendengar berita tidak baik itu, Zainal kaget. Dengan perasaan galau, Ia bergegas pulang kepondok.” Saya tak lagi menghiraukan perkakas (alat sadap), saya berlari menuju pondok,” sebut Zainal sambil menjelaskan tempatnya nyadap karet masih berjauhan dengan lokasi tempat ibunya bekerja. Benar saja. Saat di pondok, warga setempat sudah muai berdatangan. Oleh Zainal, Ibunya lalu dibawa ke Desa Kotorayo menggunakan motor.” Saya bawa emak saya ke Desa, namun karena kondisi emak parah, saya langsung membawanya ke Puskesmas Rantau Panjang. Di saya kami dirujuk lagi ke Bangko. Disini kata dokter tadi akan dirujuk lagi ke Rumah Sakit Padang. Tapi nunggu kondisi ibu saya akag sedikit membaik,” ucapnya hiba. Lalu siapa warga yang pertama kali menemukan Yanti.” Namanya Din, Ia warga setempat yang kebetulan melihat ceceran darah banyak diseputar pondok ibu saya. Maaf saya tidak bisa bicara panjang, jadi bapak keluar saja sekarang. Kasihan emak saya,” kata Zainal berkali kali sebari mendatangi Ibunya. Kapolsek Tabir, Iptu Ricky Tridharma membenarkan adanya peristiwa beruang ngamuk di wilayah hukumnya. Menurut Dia, belum diketahui apakah memang Beruang yang Mengamuk atau ada hewan buas lain. ” Sementara ini, dari keterangan warga setempat Yanti diterkam Beruang. Namun itu hal itu belum jelas juga, karena korban masih belum bisa diajak bicara. Mulutnya diperban,” pungkasnya.(and) Yanti Korban Ketiga Jika benar Yanti diterkam Beruang seperti apa yang diakui warga setempat. Sampai saat ini artinya sudah ada tiga korban yang menjadi keganasan beruang tersebut. Jauh sebelum peristiwa Yanti, pada Jumat 2 Maret 2012 lalu sekitar pukul 12.00, seorang warga Dusun Sungai Abu Kelurahan Dusun baru Kecamatan Tabir, Suparman (37) juga nyaris tewas diterkam beruang yang sama. Sama seperti Yanti, Ia juga diserang saat mengadap karet di kebun tak jauh dari Dusun Sungai Abu, Desa Koto Rayo atau berjarak beberapa ratus meter saja dari lokasi peristiwa Yanti. Dari peristiwa itu, Suparman mengalami luka robek dibagian pergelangan kaki dan betisnya hingga puluhan jahitan, tidak itu saja, Suparman juga mengalami trouma yang begitu mendalam. Beruntungnya, saat itu, Suparman mengetahui jika dirinya akan diserang Beruang. Dengan hanya mengandalkan sebilah pisau penyadap karet, Ia berhasil membuat Beruang tersebut lari. ” Meskipun pergelangan kaki saya nyaris putus,” katanya waktu itu. Sebelum Suparman, masih ada satu warga lagi yang juga menjadi korban amukan Beruang.” Dilokasi yang sama beberapa minggu sebelum saya diterkam beruang sudah ada korban tapi saya lupa namanya siapa,” sebut Suparman. Kembali ke Peristiwa Yanti. Anaknya, Zainal, cukup menghawatirkan dengan kehadiran Beruang dilokasi tempat mereka bekerja sehari hari. Dia berharap Beruang yang menerkam ibunya bisa itu di tangkap oleh Instansi terkait.” Maunya saya dibunuh saja,” singkatnya. Atau setidaknya, ada usaha lain yang harus dilakukan oleh Pemkab Merangin.” Mereka harus menurunkan Polisi Kehutanan atau Institusi yang menangani hal ini. Agar nantinya tidak ada lagi korban lain,” Harapnya.(and) “Bunuh Saja Beruang Itu” Dewan Minta BKSDA Sikapi Serius Musibah amukan Beruang yang menimpa 3 Warga Tabir akhir akhir ini membuat salah satu Anggota DPRD Merangin, Fuadi angkat bicara. Ia berang lantaran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Merangin masih belum bergerak untuk menangkap Beruang tersebut. “ Lebih baik dibunuh (Beruang) dari pada mengancam nyawa manusia” ujar Anggota DPRD Merangin Dapil II, Tabir, Fuadi saat dibincangi di Gedung Dewan kemarin. Kehadiran Beruang yang sudah berkeliaran di Perkebunan Karet milik warga setempat juga menjadi pertanyaan besar Fuadi. Dia menduga, Beruang tersebut muncul akibat populasi hutan di Tabir sudah mulai punah, sehingga komunitas hewan buas terganggu dan mulai masuk ke perkebunan warga.” Hewan buas berulah tentu ada sebabnya, bisa jadi komunitasnya selama ini berada dihutan sudah tidak ada lagi sehingga cari makan di perkebunan warga. Atau barang kali tersesat,” katanya. Namun apapun namanya dia tetap berharap BKSDA menyikapi serius permasalahan yang terjadi di Tabir.” Atas nama perwakilan rakyat, tolonglah KSDA sikapi serius masalah ini. Apakah nanti Beruangnya diusir atau ditembak terserah, intinya beruang tersebut tidak ada lagi di perkebunan warga setempat,” tukasnya. Hal senada juga dikatakan Hanip. Warga Desa Sungai Abu yang berhasil dibincangi mengakatan mereka akan mencari keberadaan Beruang tersebut.” Kami akan bunuh beruang itu. Ulah beruang tersebut banyak warga disini tidak berani lagi masuk ke kebun, padahal kehidupan kami hanya mengandalkan dari hasil sadapan karet,” sebutnya. Sementara itu, dikonfirmasi melalui via telpon, Kepala Seksi 1 KSDA Jambi perwakilan Merangin, nomor ponselnya nomor 081274124xx bernada tidak aktif. Radar Sarko kemudian mencoba mendatangi Kantor BKSDA di Pematang Kandis. Meski kantor tersebut dibuka, namun tidak berpenghuni.(and)

Rabu, 29 Februari 2012

Six women were raided * One Arrested After "Ngamar" Bangko - Wednesday afternoon (29/2) at around 14:30 pm, the dimly lit stalls Mentawak Village I, District Nalotantan suddenly crowded. Dozens of women and men in the region masher flew away when a platoon of Satpol PP combing the site. Visible under the command of Pol PP Kasi Hardi who represented Tribune, Kafriadi managed to secure 6 sek woman suspected of commercial workers (CSWs). They raided the three stalls are still in the area Mentawak I. Six women namely, Anis (27), a resident of the city of Jambi, Nadia (29) residents Mandiangin, Puput (32) citizens of Semarang. All three are caught in a stall Ma'am Yanti, while Bela (27) residents Curup, Bengkulu and Rumini (27) resident Pati, East Java, was caught in the Public Dirham. One other woman, Anisa (31) people were arrested in a stall Jhon Lampung. Information that was obtained, Satpol PP raid this time was quite a lot. Dozens of women and men philanderer who was busy doing various activities karaoke and jump straight liquor law enforcement when the troops arrived. "We're moving at about 13:30 this afternoon, and was deliberately made sudden raids during the day so we could arrest the suspected prostitutes are women," said Kafriadi told reporters yesterday. Buruannnya not want to run away, Satpol PP swiftly surrounded the three shops owned by Yanti, United, and John are still together. The result, six women were apprehended, while dozens of women and other men johns escaped from the pursuit of Satpol PP. Six women who had been picked up and herded into the car. They then secured to the municipal office PP Merangin to do data collection. "If proven PSK, we will send directly to rehab Jambi, but if not proven we will return to their families, but there seems to be sent to Edinburgh to remember one of these women we have heard over" ngamar ', "he continued. He said the raid like this will continue to be held with a duration of at least two times in one month. "It could be four times or more, but we will continue to move to clean Merangin of prostitutes," he said. In addition, the program run is done also welcomed the anniversary and events Musabaqoh Satpol PP Tilawatil Quran (MTQ) is implemented in the province Merangin the coming months. "At the same time dismissed the bad image that has no individual municipal judge PP play in providing security to women in Merangin entertainer," he concluded. (And)

Senin, 12 September 2011

Tabir Barat Membara Tiga Rumah Jadi Abu, Diduga Api Berasal dari Ledakan Tabung Gas LPG 3 Kg BANGKO – Minggu (11/9) pagi menjelang siang sekitar pukul 11.00 WIB, menjadi hari yang mungkin tak terlupakan bagi warga Desa Sungai Tabir Kecamatan Tabir Barat. Pasalnya suasana hening di desa tersebut mendadak heboh oleh kobaran api yang melahap tiga rumah warga. Tak ayal lautan api yang membuat Desa Sungai Tabir membara tersebut membumi hanguskan rumah warga hingga menjadi abu. Tiga rumah warga yang diamuk api tersebut adalah Ridwan (42), Marjunta(48) dan Sudirman. Meski tak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir puluhan juta rupiah. Dugaan sementara, api berasal dari tabung Gas LPG 3 Kg yang berada di dalam rumah. Informasi yang berhasil dirangkum Radar Sarko dilokasi kejadian, peristiwa kebakaran yang menimpa tiga rumah warga Desa Sungai Tabir itu diketahui pertama kali oleh salah seorang warga, Kosim (45) yang kebetulan melintasi rumah korban, dari penuturannya diketahui api pertama kali berasal dari rumah Marjunta. ”Saya hendak membengkel mesin diesel, saya terkejut saat melihat rumah Marjunta sudah dilalap api,” ujar Kosim yang berhasil dibincangi Radar Sarko kemarin siang. Kosim pun langsung panik, dia lalu berusaha memanggil warga sekitar guna memadamkan api,” saya langsung menjerit minta pertolongan warga, karena saya lihat api sudah membesar,” jelasnya. Sontak saja, warga setempat pun heboh, mereka langsung berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian guna menyelamatkan rumah tersebut. ”Semua warga turut membantu, hanya saja, rumah tidak bisa diselamatkan karena api terlanjur besar,” ujar Babinsa Sungai Tabir Serda Nafri Efendi yang kebetulan berada dilokasi kejadian. Dikatakan, api baru bisa dijinakkan setelah warga setempat menyiram air dengan Robin (bantuan alat penyedot air,red). ”Tiga rumah itu berasal dari papan, sehingga api dengan cepat menyebar ketiga rumah warga ini,” terangnya. Diterangkan, rumah Marjunta (sumber api pertama,red) berada pada posisi di tengah, sehingga dengan serentak api menjalar ke rumah Ridwan dan rumah Sudirman yang berada pada sisi kiri dan kanan rumah Marjunta.” Informasi dari warga saat kejadian rumah dalam kondisi kosong, Riduan, Marjunta dan Sudirman hingga kini masih diladang, ini baru mau dijemput warga,” katanya. Dugaan sementara, lanjutnya kebakaran tersebut berasal dari tabung Gas LPG 3 Kg yang berada didalam rumah,” saat kebakaran baru terjadi terdengar ledakan dari tabung Gas tinggi keatas,” katanya. Apalagi, lanjutnya saat kejadian kondisi cuaca sedang panas. ”Bisa saja ada selang gas yang bocor karena panas yang terik membuat percikan api dan membakar dinding rumah,” jelasnya. Sementara itu, kepala Desa Sungai Tabir M Juri saat dibincangi mengatakan cukup prihatin atas kejadian kebakaran yang melanda tiga rumah warganya, dia mengatakan tiga rumah warganya itu merupakan warga yang kurang mampu. ”Saat ini tiga keluarga korban kebakaran terpaksa menumpang dengan sanak famili mereka, untuk pakaian dan makanan kami seluruh warga disini sementara saling patungan menumbang kepada mereka,” imbuhnya. Kades berharap adanya bantuan dari warga dermawan lainnya guna bisa membantu tiga warganya yang ditimpa kemalangan. ”Harapan saya sebagai kepala desa disini, pemerintah daerah Kabupaten Merangin bisa membantu keluarga korban,” pungkasnya.(and) Bentrok Berdarah, Satu Tewas Tiga Kritis Warga Pemanang dengan Suku Anak Dalam PAMENANG- Satu orang tewas dan tiga orang lainnya luka parah dalam bentrok berdarah yang terjadi di Dusun Sungai Lintang Kelurahan Pamenang antara warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan Warga Kelurahan Pamenang. Akibat bentrok berdarah tersebut Saleh warga SAD harus meregang nyawa di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sementara 3 warga SAD lainnya yaitu Debus, Sabar dan Tamrin saat ini kritis akibat bentrok dengan warga Kelurahan Pamenang. Lurah Pamenang Saipuddin saat ditemui di TKP mengaku bentrokan berdarah tersebut bermula pada saat empat warga SAD membawa jengkol hendak menyeberang jembatan gantung, namun di tengah-tengah jembatan berpapasan dengan salah seorang warga, tidak jauh dari lokasi berpapasan tiba-tiba motor yang dikendarai warga SAD tersebut oleng lalu jatuh. Warga SAD yang belakangan diketahui bernama Saleh, menuduh salah seorang warga Dusun Sungai Lintang yang berpapasan diatas jembatan menggoyang jembatan gantung sehingga menyebabkan sepeda motor yang dikendarai oleh saleh jatuh. Setelah terjatuh, lanjut Saipudin, Saleh langsung mengejar salah seorang warga yang diduga telah menggoyang jembatan, namun beruntung warga yang belum diketahui identitasnya dapat menghindar dan meminta pertolongan, kemudian warga berdatangan di sekitar jembatan. Sembari menodongkan kecepek (senjata api rakitan) dan golok kearah warga yang berdatangan empat orang warga SAD yang menyandang kecepek laras panjang menantang duel satu lawan satu. “ Selaku lurah saya tentu ingin mendengar keterangan dari warga SAD dan mencoba meredakan emosi warga SAD namun yang terjadi Saleh bersama dengan kawan-kawannya malah menantang bahkan menodong kecepek kearah saya,” terangnya. Disaat warga SAD menodongkan kecepek laras panjang kearah dirinya itulah, lanjut Saipuddin yang menyulut emosi ratusan warga Kelurahan Pasar Pamenang yang kemudian merampas kecepak warga SAD. “ Kalau tidak salah terdengar tiga kali letusan kecepek, namun beruntung moncong kecepek sudah diarahkan keatas oleh warga sehingga peluru kecepek tidak ada yang mengenai warga,” terang Saipuddin. Setelah berhasil merampas kecepek dari warga SAD warga yang sudah tersulut emosi langsung memukuli warga SAD dengan benda-benda yang ada dilokasi. Aksi pemukulan baru berhenti pada saat Saleh terkapar berlumuran darah. Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Doni ketika ditemui di TKP mengatakan, belum diketahui penyebab secara pasti keributan antara warga SAD dengan warga Sungai Lintang, Pamenang ini. Dugaan sementara warga marah karena salah seorang warga SAD hendak menodongkan senjata ke arah Lurah nya. “Belum diketahui pasti penyebabnya, dugaan sementara warga menyerang karena lurahnya ditodong senjata oleh salah seorang SAD,” ungkapnya. Guna menyelidiki penyebab dengan pasti, Saat ini aparat telah menyita 7 unit motor, satu karung jengkol dan puluhan kayu yang berserakan di TKP. Sementara senjta api rakitan yang dibawa oleh warga SAD diduga dibuang kesungai sehingga tidak ditemui lagi oleh polisi. (ari). Warga Kawatirkan Serangan Balasan dari SAD SEMENTARA ITU sehari paska terjadinya bentrokan berdarah antara Warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan Warga Dusun Sungai Lintang kini suasana Kelurahan Pamenang sudah mulai kondusif meski begitu warga masih tetap siap-siap mengantisipasi serangan balasan dari warga SAD. Pantauan radar sarko puluhan warga tampak sedang duduk-duduk dedepan rumah sembari berbincang-bincang seputar bentorok yang menggegerkan warga. Sementara itu disetiap persimpangan jalan menuju Dusun Sungai Lintang juga tampak dijaga ketat oleh aparat kepolisian serta TNI. “ Meski kondisi sudah kondusif namun kami masih kawatir warga SAD akan kembali melakukan serangan balasan, untuk itu kami berharap kepada parat kepolisian dan TNI tetap berada di Dusun Sungai Lintang membantu menjaga keamanan”. Ujat tokoh Masyarakat Kelurahan Pamenang. Nurdin Berharap kepemilikan sejata api rakitan atau yang lebih dikenal kecepek yang dimiliki oleh para warga SAD harus ditinjau ulang pasalnya sejak warga SAD memiliki senjata mereka semakin berani melakukan perlawanan. “ Sejak warga SAD ini memiliki senjata api rakitan mereka semakin liar melihat jemuaran diambi, melihat besi dicuri, berondolan bahkan sawit dicuri disaat ditegur mereka malah melawan menodongkan senjata sehingga saat ini masyarakat sudah resah”. Terang Rusli. Senada dengan Nurdin, Saipuddin Lurah Pamenang mengaku meski kelurahan Pasar Pamenang sudah mulai kondisip namun pihaknya sangat kawatir warga SAD kembali akan melakukan serangan balasan. “ Atas nama masyarakat kami berharap aparat kepolisian tetap berjaga di Kelurahan Pamenang ini karena kami kawatir warga SAD akan kembali melakukan serangan balasan”. Ujar Saipuddin. Menyikapi permintaan masyarakat Kelurahan Pamenang Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Doni saat ditemui di TKP mengaku pihaknya akan menempatkan anggota di TKP untuk menjamin keamanan masyarakat. “ Keamanan masyarakat itu tanggungjawab polisi untuk menjaga keamanan masyarakat Kelurahan Pamenang kami akan menempatkan anggota baik dari Polsek maupun dari Polres. Kemudian pengamanan TKP juga akan dibantu anggot dari Brimob dan TNI”. Ujar Dono. (ari)

Kamis, 08 September 2011

80 Crosser Bertarung di Lembah Neraka 17 Diantaranya Crosser Nasional BANGKO – Sekitar 80 Crosser dari berbagai daerah kemarin (7/9) bertarung di sirkuit Lembah Penawar Desa Pulau Rengas Kecamatan Bangko Barat pada kejuaraan Mottocross Sumatera Open 2011. Menariknya Kejuaraan yang berlangsung pada sirkuit yang dijuluki Lembah Neraka itu juga hadir 17 Crosser Nasional. Bahkan satu diantaranya Remaja Putri yaitu Anastasya Kirana Putri (13) yang berasal dari Surabaya. Pada kejuaraan ini panitia memberikan hadiah berupa tropy dan uang pembinaan senilai Rp 40 juta kepada pemenang. Usai acara pembukaan yang dilakukan oleh Bupati Merangin Nalim. Para Crosser nasional menjadi peserta pertama yang di beri kesempatan menunjukkan kebolehannya disirkuit tersebut. Ribuan penonton yang tadinya berdiri diluar arena sirkuit langsung berhamburan menuju pinggir sirkuit saat balapan akan dimulai. Dalam adu unjuk kebolehan ini, panitia memberikan 10 laps(putaran) bagi para Crosser nasional. Dari 10 laps tersebut, Crosser asal Bandung yang tergabung dalam club Bima Sari Haskib, Aep Dadang, berhasil menyingkirkan 17 peserta lainnya. Ditemui usai balapan kemarin, Aep Dadang mengaku kagum atas sirkuit yang baru saja ditaklukkannya. ”Saya bangga bisa hadir ditempat ini, saya yakin sirkuit ini nantinya bisa membuat ajang dilevel Nasional,” kata pria yang sudah lima juara Nasional ini. hanya saja, katanya, sirkuit tersebut sedikit kurang lebar sehingga menyulitkan pembalap dalam memacu kendaraannya. ”Tapi untuk kejuaraan motor cross sudah lumayan, kalau saja dilebarkan saya yakin sirkuit ini bisa membuat ajang setara level Nasional,” katanya. Ketua panitia Barlep, saat dibincangi Radar Sarko menyebutkan jika kegiatan kejuaraan itu merupakan agenda rutin tahunan Pulau Rengas Motocross Club (PRMC). ”Ini merupakan yang ke empat belas kalinya even kejuaraan motor cross digelar di sirkuit ini,” sebutnya. Selain untuk perlombaan olahraga, lanjutnya kegiatan yang digelarnya saat ini juga merupakan ajang mencari bakat crosser lokal guna bisa ditampilkan ke level yang lebih tinggi. ”Makanya kita undang pembalap Croser Nasional agar Crosser lokal bisa melihat aksi mereka sehingga bisa belajar dari para crosser nasional ini,” tuturnya. Kegiatan yang digelar itu katanya, juga merupakan salah satu cara memperkenalkan daerah Kabupaten Merangin pada daerah lainnya. ”Jika didukung oleh Pemkab Merangin, kita bisa juga membuat ajang ini sebagai ajang dalam memperkenalkan wisata kita kepada daerah lain,” pungkasnya.(and) Lebih Dekat dengan Anastasia Kirana, Crosser Wanita di PRMCC Sumatera Open XIV Sempat Dilarang Ayah, Kini Sering Tampil Dikejuaraan Internasional Mungkin masih banyak yang merasa asing mendengar nama Crosser wanita Kirana Anastasia. Kirana yang baru berusia 13 tahun itu merupakan satu-satunya crosser wanita di Pulau Rengas Motorcross Club (PRMCC) Sumatera Open XIV. Ia sudah mengenal dunia motorcross sejak usia 5 tahun. Bagaimana kisahnya? ANDI PRIMA PUTRA – Pulau Rengas Ditengah teriknya sinar matahari, kemarin, sekitar pukul 13.00 Wib, hingar bingar suara motor penggaruk tanah menguasai sirkuit Lembah Penawar atau yang dikenal sirkuit Lembah Neraka di Desa Pulau Rengas Kecamatan Bangko Barat. Sedikitnya 80 crosser bertarung untuk menjadi yang terbaik dalam kejuaraan PRMCC Sumatera Open. Dari 80 crosser, 17 diantaranya tercatat sebagai crosser nasional yang kerap mengikuti kejuaraan internasional. Menariknya, dari 17 crosser nasional tersebut, satu diantaranya adalah seorang wanita yang baru menginjak usai 13 tahun. Ya, dia adalah Kirana Anastasia, Crosser Nasional yang masih tercatat sebagai siswi di SMPN 22 Malang Provinsi Jawa Timur. Nyali putri pasangan Arman Van Kempen dan Fabriana Loing memang patut diacungi jempol, turun dikelas 85 cc, ia menjadi satu-satunya crosser wanita dan tak gentar melawan crosser pria. Ketika kejuaraan motorcross dibuka secara resmi oleh Bupati Merangin, Kirana tak tampak ditengah sirkuit lembah penawar . Padahal, Kirana menjadi crosser idola yang dinanti-nantikan kehadirannya oleh masyarakat Kabupaten Merangin. Penasaran, Radar Sarko pun berusaha untuk mencari keberadaan Kirana dengan bertanya kepada panitia pelaksana. Berdasarkan petunjuk yang diberikan, akhirnya Radar Sarko berhasil menemui Kirana yang tengah bersiap mengikuti kejuaraan. Bersama tim dari Jasalindosport, Kirana yang juga ditemani ibunda tercinta ‘bersembunyi’ di mess IPA PDAM yang tak jauh dari sirkuit Lembah Penawar. Diawal pertemuan, Kirana menyambut ramah kedatangan Radar Sarko. Dengan senyum simpulnya, ia menyapa dengan bersahaja dan penuh keakraban. Kirana yang dibesarkan oleh seorang ayah yang juga crosser off road itu telah mengenal mesin penggaruk tanah sejak usia 5 tahun. Saat itu, ia masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Dasar. Bersama anak-anak lainnya, ia kerap berlatih motorcross di Jatim Park. Satu tahun kemudian, ia mengikuti kejuaraan lokal pertamanya di Surabaya. Awalnya, Kirana mengaku tidak mendapatkan izin dari sang ayah. Namun, lambat laun sang ayah melunak dan memperbolehkan Kirana mencoba dunia motorcross. Yang terjadi justru diluar dugaan. Ternyata, Kirana bisa menggaruk tanah hingga ke Filipina dalam kejuaraan FIM UAM Asia Supercross Championships 2007. Ia juga sering tampil di kejuaraan internasional di Thailand, dan Macau,. “Papa awalnya melarang saya mengenali dunia motocross. Tapi, akhirnya papa melunak dan mengizinkan. Waktu pertama kali mengikuti kejuaraan, sebenarnya saya belum tahu apa-apa. Yang saya tahu hanya mengendari motor dengan sebaik mungkin,” ujar Kirana yang lahir di Malang, 29 April 1998. Ketika mengikuti kejuaraan, Kirana mengaku kerap terjatuh. Hanya saja, ia tidak pernah mengalami cedera parah. “Saya tidak berharap dan tidak minta mengalami kecelakaan. Selama ini, saya hanya mengalami cedera ringan. Hanya lecet sedikit saja,” terangnya. Lalu, bagaimana dengan sirkuit Lembah Penawar? “Semua sirkuit memiliki karakteristik masing-masing. Saya sudah mencobanya kemarin pada sesi latihan. Cukup menantang dan saya akan mencoba untuk tampil maksimal,” tambahnya tanpa mematok target muluk. Dilokasi yang sama, Fabriana Loing yang akrab disapa Vela tampak setia menemani putri tercintanya. Meski masih duduk dibangku sekolah, Vela mengaku tak khawatir dengan pendidikan anaknya. Hanya saja, ia kerap merasa was-was saat Kirana mengikuti kejuaraan motorcross. “Sebagai seorang ibu, tentu saya khawatir dengan keselamatan anak saya. Tapi, saya yakin dengan kemampuan dan perangkat keamanan yang ada. Mengenai pendidikan, Kirana mendapatkan dispensasi khusus sebagai pelajar berprestasi. Istilahnya, bukan Kirana yang mengikuti jadwal sekolah, tapi sekolah yang mengikuti jadwal Kirana,” jelasnya. “Tidak hanya berprestasi sebagai crosser nasional, tetapi juga berprestasi pada cabang olah raga renang. Sebab, Kirana itu menjadi runner-up pada Porprov Jatim dan akan mewakili Jatim pada Pekan Olah Raga Nasional yang akan datang,” tambah Vela. *** Khafied Mulai Tebar Pesona Turut Hadir Dalam Acara Mottocross BANGKO – Meski selalu mengelak saat ditanya masalah Pilkada. Namun Khafied yang kini menjabat sebagai Sekda Merangin diam-diam mulai menebarkan pesona kepada masyarakat Merangin. Birokrat yang disebut-sebut bakal menjadi Kandidat kuat Cabup Merangin itu kemarin(7/9) hadir diacara kejuaraan Mottocross Sumatera Open di Desa Pulau Rengas Kecamatan Bangko Barat. Kehadiran Khafied memang mengundang banyak pertanyaan. Pasalnya, disaat semua tamu undangan datang dengan baju olahraga yang diberikan panitia termasuk Bupati Merangin Nalim. Mantan Sekwan Merangin itu malah datang dengan mengenakan baju koko serta peci hitam. Artinya apakah Khafied datang atas inisiatif sendiri atau diundang oleh panitia seperti tamu lainya. Terlepas dari itu, yang jelas acara Mottocross yang digelar tersebut pastinya dihadiri oleh ribuan masyarakat Merangin yang ingin menyaksikan para Crosser Nasional berlaga. Nah, moment datangnya ribuan warga tersebut yang tentunya bisa jadi dimanfaatkan oleh Khafied untuk menebarkan pesonanya alias mencuri simpati jelang Pilkada Merangin 2013 mendatang. Dilokasi acara, Khafied yang duduk tepat disamping Bupati Merangin itu beberapa kali kerap melempar senyum pada para penonton baik itu yang dikenalnya atupun mungkin tidak dikenalnya. Keberadaan Khafied dilokasi juga memang sempat menjadi perhatian penonton. Tidak berlebihan memang, sebab untuk kalangan masyarakat Merangin asal jawa, wajah dan nama Khafied memang tak asing lagi. Karena khafied dipercaya sebagai pembina paguyuban bernama Persatuan Kelompok Jawa Merangin (PKJM). Saat dikonfirmasi terkait kedatanganya ke acara tersebut, Khafied mengatakan, jika dirinya diajak oleh Bupati Merangin. ”Saya datang diajak Bupati, tadi kebetulan ada acara Halal Bihalal di Pemda, kemudian sesudah itu Bupati ngajak saya ke acara Crosser sekalian kami juga pergi Takziah. Lokasinya tak jauh dari tempat itu. Jadi kehadiran saya jangan dipersepsikan lain lah,” kata Khafied sembari tersenyum. Sementara ketua panitia Kejuaraan Crosser Barlef saat dikonfirmasi terkait kehadiran Khafied mengatakan, jika Khafied memang diundang oleh panitia untuk hadir diacara tersebut. ”Kalau berdasarkan sekertaris panitia, pak Sekda (Khafied) diundang. Panitia juga memberikan baju (kaos) olahraga. Namun apahak beliau (khafied) lupa memakainya atau memang tidak memakainya saya kurang tahu,” pungkas Barlef.(van/nag)

Rabu, 24 Agustus 2011

Hutan Merangin

Merangin – Sarolangun Bakal Dapat 30 Juta Dollar

Dari Australia
Untuk Kelola Hutan


BANGKO - Merangin dan Sarolangun, akan menjadi kabupaten percontohan di area Sumatera, untuk program pengelolaan hutan. Program tersebut bernama Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP).
Program ini intinya adalah pengelolaan hutan, untuk mengatasi masalah perubahan iklim global (global warming). Selain itu, ke depannya juga untuk program REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation)
"Untuk kesepakatan kerjasama telah ditandatangani oleh presiden RI dan Perdana Menteri Australia. Jadi, untuk wilayah Sumatera, Kabupaten Merangin dan Sarolangun yang mendapatkan program yang dicetuskan pihak Austalia ini," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Merangin, Fajarman
Fajar yang saat dihubungi akan bertolak ke Jakarta terkait program ini, menjelaskan, tahapan kerjasama tersebut saat ini adalah penandatanganan kesepakatan (MoU). MoU tersebut mengenai teknis-teknis di lapangan, bisa juga menyangkut pembagian hasil dari program yang dicanangkan.
"Sudah ada beberapa tahapan yang dilalui. Kali ini adalah pertemuan kelima. Untuk penandatanganan MoU, nantinya akan diwakili Bappenas. Kita daerah hanya menjalankan hasil MoU tersebut," ungkap Fajarman.
Dari kerjasama tersebut, lanjutnya, dua kabupaten ini akan mendapatkan kucuran dana dari Pemerintah Australia. "Dana untuk dua kabupaten ini masing-masing sebesar 30 juta dolar Australia," sebutnya.
Dijelaskan, dana yang diberikan akan digunakan untuk menjalankan program yang mencakup tiga bidang utama. Pertama, pengembangan kebijakan dan peningkatan kapasitas. Kedua, dukungan teknis pemantauan dan perhitungan karbon, dan ketiga, pengembangan kegiatan demonstrasi.
Fajarman menyatakan, dipilihnya Merangin dan Sarolangun menjadi proyek percontohan, tentu ada indikator yang mendasarinya. "Adapun satu dari sekian indikatornya yang paling menonjol, yaitu, hutan-hutan yang ada di Kabupaten Merangin masih banyak dikelola masyarakat. Seperti, hutan adat, hutan desa, dan hutan tanaman rakyat (HTR)," tuturnya.
Tambahnya, melalui pengelolaan seperti ini, secara otomatis, kelestarian hutan akan tetap terjaga, karena masyarakatnya sendiri yang mengolah. "Coba kalau hutan itu milik negara, tentu masyarakat tidak bisa ikut menikmatinya. Sementara, kalau hutan adat dan sejenisnya, masyarakat sendiri yang mengaturnya. Oleh karena itu, melalui program IAFC ini nanti, masyarakat akan dilibatkan. Bentuk bagi hasilnya seperti apa, ini yang akan dibicarakan lebih lanjut," pungkasnya.(and)

Boks

Kondisi SPBU Di Kota Bangko Paska Ditertibkan Tim Gabungan

Antrean SPBU Mulai Sepi, Para Spekulan Tak Bisa Berkutik

Pemerintah Kabupaten Merangin, mulai serius menanggapi kondisi Antrean panjang di SPBU, seakan tak pernah menyerah Tim gabungan bentukan Pemkab terus menertibkan spekulan, usaha tersebut mulai membuahkan hasil. Bagaimana kondisinya saat ini?

ANDI PRIMA PUTRA-Bangko

Operasi penertiban Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU dalam kota bangko mulai berjalan normal, hal in terlihat pada dua hari belakangan, para pengantri yang selama ini dihiasi oleh para spekulan dengan mengunakan motor gede alias motor besar sudah tidak terlihat lagi berjejer banyak. Adanya Tim gabungan dari TNI,Polri dan Instansi terkait lainnya di SPBU juga membuat para spekulan tak bisa berkutik lagi.
Pantauan Radar Sarko kemarin (14/8), Masyarakat yang akan membeli BBM, baik solar atau premium tidak lagi menunggu antrian lama, sekitar lima menit saja, pengantri sudah keluar dari antrean. Hal ini jauh berbeda sebelum adanya operasi penertiban karena membutuhkan waktu 45 menit hingga satu jam untuk mendapatkan premium. Hal yang sama juga terlihat di SPBU Sungai Misang Bangko.
Untuk SPBU Pematang Kandis, ada tiga pompa premium yang dioperasikan. Biasanya, hanya dua pompa. Begitu juga dengan pembagian antrian, motor bebek dan motor besar dibagi dua penjejeran jalur. "Ini untuk mempermudah dan lebih memperlancar lagi, makanya kita pecah untuk motor besar dan kecil," ujar Kasi Migas ESDM Merangin, Ahmad Thaulon saat dibincangi Radar Sarko di SPBU pematang Kandis bangko kemarin.
Tidak hanya Ahmad Toulon, dua kepala dinas leading sektor dari kelancaran BBM Subsidi yakni Kadis ESDM Markoni dan Kadis perindagkop Nasution juga terlihat turun langsung bergabung bersama Tim Gabungan di SPBU pematang Kandis.
Nasution mengaku, walaupun sudah tertib, namun masih ada beberapa spekulan yang masih terindikasi bermain BBM bersubsidi, hal ini terlihat pada sabtu (13/8) pekan lalu, "Saat ke SPBU Sungai Misang kemarin (Sabtu 13/8. red), saya masih mendapati sebuah mobil Carry warna hitam. Di dalam mobil tersebut, ada bak tangki modifikasi. Isinya ditaksir mencapai 1 ton lebih," akunya kepada Radar Sarko, Minggu (14/8).
Ia menceritakan, melihat kondisi tersebut, sempat meminta aparat dari Tim Gabungan untuk menegur. Namun, sepertinya ada rasa takut. Diduga, mobil tangki modifikasi tersebut adalah milik spekulan yang mempunyai bekingan.
"Kalau di SPBU ini (Pematang Kandis) tidak terlalu sulit untuk menertibkannya. Sementara kalau di Sungai Misang, memang butuh kekuatan ekstra, alhamdulillah semoga tertib seperti untuk selamanya, agar kita tidak repot terus mengurusi ini terus," ungkap Nasution.
Lantas bagaimana dengan di pedesaan? Apakah juga sama kondisinya dengan kota bangko saat ini?, menangapi hal ini, Nasution mengatakan, adanya kartu kendali adalah salah satu solusi untuk menertibkan penyaluran BBM Bersubsidi untuk warga pedesaan,” itulah gunanya kartu kendali yang diberikan dan diurus oleh warga saat ini di kantor ESDM,” pungkasnya.(**)