Powered By Blogger

Rabu, 08 Juni 2011

Seputar Kriminal Merangin

Satu Jam, Rp 565 Juta Raib

Nasabah BNI dan
Mandiri Jadi
Sasaran Perampokan

BANGKO - Dua kasus perampokan di Bangko membuat uang setengah miliar lebih raib dalam tempo sekitar satu jam di hari yang sama. Uang sebanyak itu digasak perampok di dua tempat berbeda dengan korban berbeda pada Senin (6/6) lalu.
Korban pertama adalah Fahril Bustami (54), toke kopi yang tinggal di Kampung Baru, RT 12/RW 05 Pasar Bawah, Bangko. Dia kehilangan Rp 385 juta yang baru diambilnya dari BNI Cabang Bangko. Ironisnya, perampokan itu terjadi di depan rumahnya sendiri.
Celakanya, selain kerugian materil, Fahril juga disiksa. Kedua lututnya memar setelah tersungkur akibat hantaman batu pada punggungnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Radar Sarko, perampokan itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Dia dirampok sesaat baru sampai di rumah setelah mengambil uang dari BNI Cabang Bangko. Usai merampok, pelaku langsung kabur ke arah Pasar Bawah.
“Saya langsung telepon polisi, dan disuruh membuat laporan,” sebutnya kemarin. Hingga berita ini diturunkan, pelaku belum berhasil ditangkap. Aparat Polres Merangin masih mengembangkan kasus ini untuk mencari keberadaan pelaku.
Sedangkan korban kedua kasus perampokan pada hari itu adalah Suharjo, nasabah Bank Mandiri Cabang Bangko. Dia dirampok sekitar satu jam setelah perampokan di Pasar Bawah. Peristiwa kedua ini terjadi di depan rumah rekan kerjanya di Jalan Sapta Marga, Kelurahan Pematang Kandis, Bangko.
Dari tangan Suharjo, perampok menyikat uang Rp 180 juta. Beruntung, manajer perusahaan developer Perumahan Madinah Asri, Talang Kawo itu tidak sampai dianiaya oleh kawanan perampok.
Sebelum kejadin, Suharjo bersama mitra kerjanya, Markoni, baru saja mencairkan uang dari Bank Mandiri Cabang Bangko sebesar Rp 200 juta. Uang tersebut rencananya untuk membayar gaji karyawan Perumahan Griya Madinah Asri dan biaya instalasi listrik.
“Dari dua ratus juta tersebut, Bapak (Markoni, Red) menyuruh saya menitipkan uang Rp 20 juta kepada istrinya,” ujar Suharjo kepada Radar Sarko kemarin (7/6).
Sebelum menuju rumah Markoni, mereka menuju kantor Dinas ESDM Merangin. “Bapak minta antar ke kantor, setelah itu baru saya berangkat ke rumahnya di Jalan Sapta Marga,” bebernya.
Saat berada di rumah Markoni itulah perampok beraksi. Saat itu, Suharjo turun dan masuk rumah untuk mengantarkan uang. “Rp 20 juta saya titipkan ke istri Bapak. Sementara Rp 180 juta lagi saya taruh di dalam mobil,” jelasnya.
Perampokan baru diketahui Suharjo setelah dia hendak pulang. Saat menuju keluar rumah, dia melihat dua pintu mobil sudah terbuka. “Jantung saya langsung berdebar. Ternyata benar, uang yang Rp 180 juta di jok tengah tidak ada lagi,” katanya. Lima pak rokok merek Rawit untuk karyawannya juga ikut dibawa kabur.
Panik atas kejadian itu, Suharjo menelpon Markoni. Bersama Kadis ESDM Merangin itu dia mendatangi Mapolres Merangin. “Semua saya serahkan pada aparat, mudah-mudahan pelakuknya cepat terungkap,” pungkasnya.(and)




Melawan, Fahril
Dihajar sampai
Tersungkur

SAAT dirampok, Fahril Bustami, warga Pasar Bawah Bangko, sempat memberikan perlawanan. Namun, dia malah menjadi sasaran keganasan sang perampok. “Salah seorang perampok memukul saya dari belakang dengan memakai batu, saya tersungkur ke tanah,” kata Fahril kemarin (7/6).
Dia mengisahkan, sore sebelum kejadian dia dan istrinya, Ratna Wilis (45), pergi BNI Cabang Bangko untuk menarik uang yang akan dikirim ke rekan kerjanya, Asun, di Sungaitebal, Jangkat. Uang itu selanjutnya akan dipakai Asun untuk membeli kopi kepada petani.
Setelah mencairkan uang, mereka lalu pulang dengan mobil Escudo B 1322 NQ miliknya. Rupanya itu, menjadi hari nahas baginya. Perampok diduga sudah mengintainya terlebih dahulu. Sebab, begitu sampai di depan rumah, dia sudah ditunggu kawasan perampok tersebut.
“Istri saya keluar mobil duluan dan berjalan menuju rumah. Sementara saya masih disamping mobil membawa uang yang dibungkus tas,” terangnya.
Hanya beberapa menit istrinya keluar dari mobil, tiba-tiba kawanan perampok yang berjumlah empat orang itu langsung merampas tas yang berisikan uang Rp 385 juta dari tangannya. Terang saja, Fahril kaget. Spontan dia menarik tas itu ke dadanya.
Tak ingin buruannya lepas, pelaku juga berusaha menarik tas tersebut. Aksi saling tarik pun terjadi. Saat itulah dia dipukul dengan batu sampai tersungkur.
Lalu, dengan mudah tas di genggaman Fahril diambil perampok sambil beberapa kali melepaskan tendangan. Usai itu, para begundal tersebut langsung melarikan diri.
Fahril yang memang hampir setiap hari mencairkan uang ke BNI tidak menyangka bakal mendapat musibah tersebut. “Bahkan sehari sebelum ini saya baru saja mengambil uang Rp 800 juta. Selama ini tidak ada yang mencurigakan dan mengetahuinya,” ujar Fahril.(and)