Powered By Blogger

Jumat, 26 November 2010

merangin dalam berita

Cerita Para Jamaah Haji Asal Merangin Saat Di Makkah

Banyak Kejadian Berkesan, Ingin Kembali Lagi Ketanah Suci


Setelah melaksanakan rukuk haji di tanah suci, Jamaah Haji Asal Merangin kemarin (26/11) Pagi tiba di Bumi Tali Undang Tambang Teliti.
Kepulangan mereka sudah dinanti oleh ribuan warga Masyarakat Merangin. Bagaimana pengalaman mereka di tanah suci.

ANDI PRIMA PUTRA, Bangko

Senyum bahagia mengembang dari bibir para Jemaah Haji Asal Merangin ini, kemarin (16/11) sekitar pukul 09.00 WIB mobil yang membawa mereka tiba di depan Kantor Bupati Merangin.
Ribuan keluarga para jamaah langsung menyambut kedatangan para jamaah, tak ketinggalan, Bupati Merangin H Nalim, Sekda Khafied Moein dan beberapa pejabat teras Merangin juga turut hadir dalam acara penyambutan tersebut.
Berbagai aktifitas saling salam menyalami mewarnai kedatanga Jemaah, mereka juga terlihat sibuk membawa barang bawaan yang telah dibeli dari tanah suci.
Radar Sako, mencoba menghampiri salah seorang diantara jamaah yang belakangan diketahui bernama Sarinah (62), warga Rantau Limau Manis Kecamatan Tabir Ilir.
Sambil tersenyum bahagia, cerita menarik dan berkesan keluar dari mulut Hj Sarinah.”Wah, saya sangat bahagia saat berada disana (Makkah), jika punya kesempatan saya ingin kembali lagi kesana,”ujarnya.
Apalagi jika teringat saat-saat berada di dalam Masjidil Harram, semua permasalahan yang ada hilang dari pikiran.”Saya pasrahkan diri saat beribadah disana, dan itu sangat nikmat rasanya”jelasnya.
Sarinah mengaku berangkat ke tanah suci tanpa didampingi Suami.”Suami saya talah meninggal jadi saya berangkat seorang diri,”sebutnya.
Ungkapan yang sama juga dikatakan Al Maidah, warga asal Tabir ini mengutarakan pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya.”Jika memiliki kesempatan saya pasti akan ke sana lagi, namun jika tidak perjalanan ke tanah suci ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata,”tuturnya.
Saat ditanya bagaimana pelayanan yang diberikan panitia Haji kali ini, Al Maidah mengaku sangat puas.”Kami tidak pernah kekurangan makanan, mereka (Panitia Haji) sangat memperhatikan keperluan kami,”ujarnya.
Saat disinggung apa saja yang dibawa dari tanah suci, Al maidah terlihat tersenyum.”Ada kurma, dan berbagai pernak-pernik untuk dibagikan kepada sanak saudara, ini ada juga air Zam-Zam,” kata Almaidah sambil menunjukan barang bawaannya.
Usai wawancara, mereka lalu meminta izin untuk berangkat pulang kerumahnya dengan didampingi beberapa keluarga yang sengaja datang menjemput kedatangan mereka.(**)

Antrian Panjang Kendaraan Warnai SPBU Bangko

Pihak SPBU Akui
Pasokan Berkurang

BANGKO – Antrian panjang kendaraan Roda Empat (R4), maupun Roda Dua (R2), kembali mewarnai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pusat Kota Bangko, sejak beberapa hari terakhir. Kuat dugaan, antrian panjang kendaraan yang tak jarang tumpah ke badan jalan tersebut, akibat berkurangnya pasokan BBM jenis premium di SPBU bernomor 24.737.26.
“ Minyak premium susah nian sekarang di dapat di Kota Bangko ini pak. Saya sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Antri kendaraan lebih dari dua jam, terkadang terpaksa kita lakoni, untuk mendapatkan pasokan minyak premium di SPBU ini ,” kata Muridin (41), warga Kota Bangko kemarin.
Ironsinya lanjut Muridin, tak jarang saat sedang antri panjang, secara mendadak premium habis .“ Sudah antri panjang, eh saat sudah dekat giliran kita yang akan isi bahan bakar, tiba tiba petugas SPBU sebut premium putus. Wah kan kesal kita jadinya ,” keluhnya.
Hal yang sama juga dituturkan Dedi Herlambang (39) yang tak lain PNS yang bertugas di Diskoperindag Merangin. Selain BBM jenis premium sulit didapat sejak 4 hari belakangan di SPBU Bangko, juga kritikan tajam dilontarkan Dedi terhadap petugas keamanan yang berjaga di SPBU setempat, lantaran tidak mampu bersikap tegas saat melakukan penjagaan di SPBU .
” Tak jarang diselah antrian panjang, ada saja yang menyalip dari antrian. Dan sayangnya petugas kemanan yang berjaga di SPBU tersebut, justru terlihat cuek dan membiarkan oknum yang menyalip dari antrian mengisi lebih dulu BBM . Jangan mentang mentang oknum aparat lalu seenaknya saja, menyalip warga yang sudah lama antri ,” sebutnya.
Sementara itu, Munari Manager SPBU Kota Bangko, ketika dikonfirmasi membenarkan, jika sejak 4 hari yang lalu pasokan BBM khusus premium memang berkurang dari sebelumnya. Informasi terakhir yang kita terima dari petugas suplay minyak lanjut Munari, berkurangnya suplai minyak ke SPBU Kota Bangko, sejak beberapa hari terakhir, lantaran Armada pengangkut minyak yang berkurang lantaran banyak yang rusak.
”Sehingga sejak empat hari terakhir, pasokan BBM jenis premium hanya diantar sebanyak 30 Ribu liter perhari, dari sebelumnya 40 ribu per liter per hari . Sedangkan untuk pasokan BBM jenis Solar, tetap stabil dengan jumlah pasokan 20 ribu liter per hari,” jelasnya.
Sementara terkait kritikan tidak tegasnya petugas SPBU, akan disikapi pihaknya.” Ya, akan saya sikapi lah, kritikanya,” pungkas Munari. (and)

Supir Tewas Saat Nyetir

Diduga Jantungan,
Nyungsep ke Asrama Tentara

BANGKO - Diduga karena jantungan, seorang sopir truk, A Rahman (49), kejang-kejang lalu meninggal dunia saat sedang mengemudi, kemarin (25/11). Mobilnya oleng lalu menabrak pagar dan nyungsep ke Asrama Asrama Koramil Bangko. Di kantong celananya ditemukan sisa obat jantung yang diduga baru dikonsumsinya.
Informasi yang berhasil dihimpun Radar Sarko, sebelum kecelakaan Rahman mampir di RM Kawan Lamo, dekat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bangko. Truk BG 8999 SA yang dikemudikan warga Jalan Naskah II RT 15 RW 02, Sukarami, Palembang, Sumsel, ini berisi beras yang hendak dibongkar
Dari rumah makan itu, sekitar pukul 11.00, Rahman lalu mengarahkan truk ke Swalayan Melati, tempat beras akan dibongkar. “Saya dan Sumarno mengiringi dari belakang,” ungkap Busro, kuli angkut yang rencananya akan membongkar isi truk tersebut kepada Radar Sarko kemarin.
Sesampainya di kawasan Dusun Bangko, truk berisi beras dari Palembang itu terlihat berjalan tanpa kendali. ”Mobilnya belok ke kiri dan ke kanan, makanya saya klakson terus, tapi tak digubris. Akhirnya truk nyungsep ke trotoar,” ujarnya.
Tak hanya itu, pagar Asrama Koramil yang terletak di Km 01 Jalan Lintas Sumatera di Dusun Bangko ikut digasaknya. Busro dan Sumarno bergegas mendatangi kendaraan. Dia mendapati Rahman kejang-kejang. “Kami membawanya ke rumah sakit, tetapi tak tertolong juga,” kata Busro.
Devi, dokter di RS Kol Abunjani, menduga Rahman tewas karena penyakit jantung. “Kami temukan obat merek Cedocard 5 (obat jantung, Red) di kantong celananya. Ada empat butir obat, tiga di antaranya telah dimakan,” ujarnya.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Kasat Lantas AKP JH Sihombing membenarkan adanya kecelakaan ini. “Korban masih di RS Kol Abundjani Bangko menjelang keluarganya berhasil kita hubungi,” katanya.(and)

Lagi, Kayu tanpa Dokumen Diamankan

BANGKO - Jajaran Reskrim Polres Merangin kembali mengamankan ratusan keping kayu tanpa dokumen. Kayu yang diangkut dengan truk BG 4287 ME oleh Toto Suratno (27), warga Desa Pinang Merah, Kecamatan Pamenang Barat, diamankan di Desa Langling, Bangko, Rabu (25/11), sekitar pukul 15.30.
Informasi yang berhail diperoleh Radar Sarko terungkapnya kasus kepemilikan kayu tanpa dokumen ini setelah aparat mendapat info dari warga. Diketahui, truk pengangkut kayu tanpa dokumen itu sering beroperasi dalam wilayah desa itu.
Dari info tersebut, pada Rabu (25/11), aparat mendatangi TKP untuk mengecek kebenaran info tersebut. Sekitar pukul 13.30 WIB, truk BG 4287 ME kedapatan membawa kayu tanpa dokumen resmi.
Setelah diperiksa diketahui ada sebanyak 170 keping papan ukuran 2x20x400 cm dan 150 keping kasau 57 cm di dalam bak truk. Bersama barang bukti, Toto langsung diamankan di Mapolres Merangin guna penyelidikan lebih lanjut.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas UJi Nugroho melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Data (PPID) Polres Merangin Aiptu Dasmuni membenarkan adanya tangkapan ini.
“Kita akan terus mengembangkan kasus ini. Pelaku dan barang bukti (BB) sudah kita amankan di Mapolres Merangin,” pungkasnya.(and)

Belasan Kubik Kayu Diamankan

Polisi Belum Berikan
Keterangan Resmi

BANGKO - Belasan kubik kayu diamankan di Mapolres Merangin sejak Senin (22/11) lalu. Kayu yang disinyalir diamankan oleh aparat Reskrim dan Brimob Polda Jambi tersebut diduga diambil secara ilegal dari kawasan Rimbo Dendang, hutan adat di Desa Limbur, Kecamatan Pamenang Barat, Merangin.
Namun, pejabat Polres Merangin belum bersedia memberikan keterangan resmi. Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho SIK yang dihubungi Radar Sarko via short message services (SMS) kemarin (24/11) mengaku belum mendapat laporan dari bawahannya. “Langsung saja ke Kasat Reskrim,” lanjutnya.
Hanya saja, Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Muklisin pun belum bersedia memberikan keterangan resmi. Belasan kubik kayu tersebut kemarin tampak di-police line di halaman Mapolres.
Informasi yang dihimpun Radar Sarko, selain mengamankan kayu tersebut pada Sabtu (20/11), sekitar pukul 17.00, tim gabungan juga menahan tiga orang yang diduga penebang kayu secara ilegal itu.
Aris (35), warga Limbur Merangin, saksi mata penangkapan ketiga orang tersebut, menuturkan bahwa satu di antaranya adalah warga Desa limbur. Sedangkan dua lainnya adalah pendatang yang dipekerjakan untuk menggesek. Warga Desa Limbur itu diketahui bernama Ridwan.
“Operasi perambahan hutan itu berlangsung singkat. Anggota Polda yang berjumlah dua truk bak tertutup langsung menyusuri kawasan Rimbo Dendang. Tiga orang yang sedang menggesek kayu itu langsung diringkus,” tutur Aris.
Beredar kabar, aksi perambahan hutan tersebut dibekingi salah seorang oknum perwira polisi bernisial Ra. Ketika dikonfirmasi, Ra yang dihububungi via ponselnya tadi malam membantah keras.
“Saya tidak membekingi hal tersebut,” bantahnya. Dia hanya mengaku membantu mengurus kelengkapan dokumen pengambilan kayu milik seseorang bernama Hamdi Kurniah. Hamdi diduga bos Ridwan dan rekan-rekannya yang kini ditahan di Mapolsek Bangko.
Menurut Ra, dokumen yang diurus itu adalah untuk kayu yang dibeli ke negara senilai Rp 4 juta lebih, untuk 50 kubik kayu. Namun, katanya, petugas kehutanan bernama Gatot terlambat mengeluarkan dokumen.
“Sehingga kayu tersebut diangkut lebih dulu oleh aparat. Kalau kwitansi pembayaran uang atas dokumen kayu tersebut sudah ada di tangan saya,” ujarnya. Katanya, kayu campuran yang diamankan di Mapolres Merangin tersebut tercatat sebanyak 15 kubik.
Masyarakat Desa Limbur berharap kasus perambahan Rimbo Dendang diusut tuntas sampai akar-akarnya, termasuk oknum yang membekingi. “Agar nantinyo hutan adat kami selamat dari penjarahan,” ujar Aris mewakili warga Limbur.(ari/and)

Maling, Pelajar SMP dan SMK Ditangkap

Beraksi di Kawasan Pasar Malam

BANGKO - Dua pelajar SMP dan SMK sekitar pukul 19.00 tadi malam (24/11) nyaris dihajar massa karena tertangkap mencuri. Mereka beraksi di kawasan Pasar Malam Bangko (bekas terminal). Sasaran mereka adalah onderdil sepeda motor.
Lolos dari pengeroyokan, mereka dijebloskan ke hotel prodeo alias sel tahanan Mapolres Merangin. Sampai berita ini ditulis, keduanya masih diperiksa intensif. Kedua pelajar itu diketahui berinisial Rm (14), warga Kebun Sayur, Dusun Bangko, dan Jk (17), warga Sungai Mas, Pasar Atas Bangko.
Ironisnya, Rm adalah pelajaar salah satu MTs, sedangkan Jk siswa salah satu SMK Teknik di Bangko. Rm mengaku bersama Jk ia terlebih dulu menyiapkan peralatan seperti obeng sebelum berangkat ke Pasar Malam. “Kami merencanakannya berdua,” kata Rm kepada polisi.
Mereka sempat menggasak onderdil salah satu sepeda motor Mio. “Dengan obeng itu kami membuka stabil yang dipasang di setang motor,” ungkap pelajar kelas II ini.
Nahasnya, aksi mereka ketahuan warga. Sontak keduanya melarikan diri dengan sepeda motor. Kejar-kejaran dengan warga tak terelakkan.
Namun, Rm dan Jk harus bertekuk lutut karena sepeda motor mereka terjatuh di depan SD 1 Bangko di Pasar Atas, jalur arah Kerinci.
Sebelum diamuk warga yang emosional, Tim Buser Polres Merangin sudah tiba di lokasi penangkapan. Kedua pemuda tersebut langung diamankan. “Mereka masih diperiksa dan didalami dulu,” kata seorang petugas piket di Mapolres Merangin tadi malam.(and)

Untuk direnungkan,,,maaf jika aku copy dari catatan seseorang

untuk kita renungkan besama

Catatan Harian Seorang Pramugari

Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.

Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.

Di antara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.

Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakkan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang di tempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.

Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah di pesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang di sebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh di meja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah. Kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir.
Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.

Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.

Dia bercerita bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal di kota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut di tempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakkan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.

Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa di mata seorang desa menjadi begitu berharga.

Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh di dalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi di luar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.

Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi.
Dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, "kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian," dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja di lapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.

Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.