Powered By Blogger

Senin, 25 Oktober 2010

Seputar Pramuka Merangin

Mengintip Perkemahan Pramuka Penggalang Saat Adakan Jamran
Selalu Gembira, Kegiatan Penjelajahan Jadi Idola

Sebanyak 350 peserta pramuka penggalang (SMP/MTS) utusan dari gugus depan di Kecamatan Bangko mengikuti kegiatan Jambore Ranting tahun 2010. Kegiatan tersebut berlangsung 22 hingga 24 Nopember 2010 di Bumi Perkemahan Surya Yutaka Dharma Bangko. Berbagai penampilan ditampilkan diajang tersebut, tepuk tangan, adu Yel-yel hingga tangisan mengisi Perkemahan itu. Bagaimana kondisinya?

ANDI PRIMA PUTRA, Bangko

“Siap Gerak!, lapor kami dari regu melati siap menerima perintah dari kakak penjaga Pos,”, kalimat tersebut keluar dari mulut beberapa Pimpinan Regu (Pinru) Pramuka Penggalang dan siaga saat menemui kakak penjaga pos halang rintang pada kegiatan Pengembaraan yang dilaksanakan di Perkemahan jambore Ranting (Jamran) Bangko kemarin (24/10).
Dengan langkah pasti para peserta pramuka yang sudah dihiasi dengan Lumpur serta daun-daunan (penyamaran) ini berjalan mengelilingi Bumi Perkemahan yang sudah diatur untuk rute Pengembaraan. Terkadang mereka bertepuk tangan, terkadang terdegar suara nyanyian dari peserta, kegiatan pengembaraan tersebut juga mengharuskan peserta mengikuti rintangan seperti tiarap dilumpur, pemecahan sandi di Pos-pos yang telah ditentukan.
Namun rintangan tersebut tidaklah membuat mereka sedih, malah peserta terlihat sangat menikmatinya dengan gembira.”kegiatan pengembaraan selalu ditunggu-tunggu oleh kami, karena puncak dari perkemahan ini ya di pengembaraan ini,”kata Rio salah seorang peserta yang berhasil ditemui Koran ini kemarin.
Yesi, Salah Seorang Panitia Penyelenggara dalam kegiatan ini mengatakan kalau kegiatan Jambore ini adalah ajang Pesta bagi adik-adik siaga dan penggalang Pramuka.”Ini ajang pestanya Pramuka ditingkat Ranting, nanti setelah melalui penyeleksian, dari 350 peserta akan kita kirim ke Jambore Cabang sebanyak 20 Pa/Pi,”katanya.
Banyak keuntungan bagi mereka yang mengikuti Organisasi pendidikan ini, selain untuk mencetak kemadirian para anak pramuka, organisasi ini juga mengharuskan para peserta didik disiplin yang bermentalkan baja.’’Pramuka memiliki sistem pembelajaran langsung dari alam, sehingga diharapkan anak Pramuka langsung mengerti dan berinteraksi dengan alam,”ujarnya.(***)

Kwarcab Merangin Gelar KMD

BANGKO - Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Merangin kembali memperlihatkan eksistensinya sebagai organisasi peduli generasi dan pendidikan di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan kembali diadakan kembali pelatihan Kursus Maher Dasar (KMD) se jambi Wil. Barat, sebagai pembinaan dasar untuk para Calon Pembina Pramuka yang nantinya terjun mendidik di Gugus Depan.
Kegiatan yang diikuti oleh beberapa Kabupaten tetangga ini guna meningkatkan profesionalisme para calon Pembina Pramuka yang nantinya akan turun kelapangan memberikan pembinaan terhadap peserta didik (Pramuka).
Acara ini digelar selama satu minggu,mulai dari 22 sampai 28 Oktober, dan dipusatkan di SMKN 2 Merangin, yang dibuka langsung oleh Ka.Kwarcab Merangin Khafied Moein.
Dikatakannya, anggota dewasa dalam gerakan pramuka mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi memiliki satu kesamaan yaitu mendukung setiap program kepramukaan.
‘’Sehubungan dengan hal tersebut maka para anggota dewasa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan fungsi dan tugasnya melalui pendidikan dan pelatihan,”tuturnya.
Dalam laporannya peserta pelatihan KMD tercatat sebanyak 20 orang dari Kwarcab Tebo, Sarolangun 9 orang, sedangkan Merangin mengirimkan 66 orang. Sementara yang sengaja didatangkan dari Kwarda Jambi 5 orang, dan dibantu 10 orang pelatih dari Kwarcab Merangin sendiri.
“Pendidikan Pembina Pramuka sebagai pendidkan bagi anggota dewasa, bersifat dinamis dan harus merupakan proses belajar yang aktif dan meningkat, serta berlangsung terus menerus sepanjang hayat”kata Syafri.
Untuk itu, katanya dibentuklah Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang dilengkapi dengan sarana pendidikan termasuk personil terutama Pelatih Pembina Pramuka yang berkualitas.
‘’kita terus melakukan revitalisasi dan perbaikan Pramuka demi kemajuan dan perkembangan generasi penerus bangsa kedepannya,”pungkasnya.
Akisman, Andalan Cabang urusan Hukum, yang sempat diwawancara Radar Sarko, menyebutkan Pramuka sebagai ujung tombak kemajuan generasi bangsa haruslah bisa tampil dan berguna di tengah- tengah masyarakat.” Makanya, para calon Pembina dididik dan digodok disini, diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, mereka (peserta pelatihan KMD) bisa memberikan pembelajaran yang telah didapatkan, digugus depan masing-masing,”sebutnya (and)





Merangin Kriminal

Asik Makan, Motor Digondol Maling

BANGKO- Tindak pidana pencurian motor (Curanmor) kembali terjadi diwilayah hukum Polres Merangin, kali ini korbanya atas nama Mona Febdianda binti Yusnardi (30), harus rela motor Yamaha Juputer Z BH 4228 FV kesayangannya digondol maling. Kejadian ini terjadi Jumat (1/10) sekitar pukul 19.00 WIB, di Amazi Bukit Aur Kelurahan Pematang Kandis Bangko.
Informasi yang diperoleh Radar Sarko, sebelum motor milik Mona hilang, Mona yang didampingi oleh Lia (35) Edi (35) dan anaknya sekitar pukul 18.30 Wib, hendak santap malam di Amazi Bangko. Saat sampai ditempat yang dimaksud, mereka lalu memarkir motornya ditempat parker milik Amazi, dengan kondisi motor terkunci stang.
Mona dan kawannya tersebut lalu masuk untuk makan bersama. Setengah jam berlalu, santap malam pun selesai, mereka lalu berencana pulang ke rumah masing-masing.
Namun, saat tiba diparkiran, motor Jupiter milik Mona sudah tidak ada lagi, merekapun kaget bercampur cemas, hingga bersama pegawai dan warga disekitar Amazi berusaha mencari keberadaannya.
Ternyata usaha pencarianpun tidak membuahkan hasil , atas kejadian tersebut sekitar pukul 22.30 WIB, Mona yang didampingi oleh Edi dan Lia lalu mendatangi Mapolres Merangin Untuk melaporkan kejadian itu.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Pejabat pengelola Informasi dan Data (PPID) Polres Merangin Iptu Dasmuni membenarkan adanya laporan tersebut.’’Laporan sudah kita terima, saat ini pelaku dalam penyelidikan,”pungkasnya.(and)

Merangin Kriminal

Warga Pulau Rengas Gantung Diri

Diduga Frustasi,
Pisah Ranjang dengan Istri

BANGKO - Warga Pulau Rengas, Kecamatan Bangko Barat, kemarin (1/10) sekitar pulul 9.00 WIB geger dengan penemuan mayat tergantung di dalam kamar salah satu rumah tua. Mayat yang tergantung dengan seutas tali rafia itu diketahui bernama Nanda Ronika (21) bin Ansori, warga Pulau Rengas Ulu.
Informasi yang diperoleh Radar Sarko di lapangan, Ronika pertama kali ditemukan Ade Candra (35) dan Mardi (23), sekitar pukul 09.00 WIB.
Penemuan mayat tersebut berawal dari kecurigaan Mira yang juga merupakan bibi korban. Dia lalu menyuruh Ade Candra dan Mardi untuk melihat keberadaan korban di rumahnya.
“Cubo tengok Ronika di rumah (rumah tua milik kakek korban), takut ado apo-aponyo,” ungkap Ade Candra mengulang kembali upacan Mira.
Atas perintah tersebut, Ade dan Mardi lalu masuk ke rumah itu dan langsung mendobrak salah satu pintu kamar. Ternyata benar, saat pintu terbuka korban ditemukan sudah terbujur kaku tergantung dengan lilitan tali rafia di lehernya.
Saat ditemukan korban hanya memakai celana pendek tanpa baju. ‘’Kami lalu minta bantuan warga sekitar, mayat lalu diturunkan oleh orang tua almarhum,” kata Ade.
Mayat korban yang ternyata telah beristri yang kini tengah hamil tua itu lalu dibawa ke rumah orang tuanya, untuk kemudian disemayamkan.
Paman korban, Dendi, yang ditemui di tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan bahwa korban sebenarnya sudah tiga kali melakukan percobaan bunuh diri.
’’Saat masih bujangan Ronika pernah minum Baygon, namun masih bisa diselamatkan. Setelah itu, baru-baru ini, saat Lebaran kemarin, dia juga pernah menyayat lengan tangannya. Katanya sudah bosan dengan masalah yang dihadapinya,” kata Dandi.
Dandi juga mengatakan kalau almarhum baru dua bulan tinggal di rumah tua milik kakeknya. ”Sementara istrinya di rumah orang tuanya sendiri,” terangnya.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho mengatakan, sementara kasus tersebut murni bunuh diri. “Ini diketahui dengan ditemukan surat korban yang menuliskan kekecewaannya terhadap rumah tangganya yang berantakan,” jelas Kapolres.
Sementara itu, pihak keluarga saat diminta oleh kepolisian Polres Merangin untuk dilakukan visum, menyatakan keberatan. Mereka tidak mempermasalahkan kematian Ronika yang dikebumikan hari itu juga.(and)

“Dik, Datanglah ke Pangkuanku”

Surat Terakhir Ronika
Sebelum Bunuh Diri

SELAIN menemukan beberapa barang yang diduga kuat dipakai Nanda Ronika mengakhiri hidupnya, polisi juga menemukan sebuah buku saku. Buku itu berisi curhat hati (curhat) Ronika untuk isterinya, Erlika Gustini (19), yang sedang hamil sembilan bulan.
Dari catatan tersebut terungkap bahwa Ronika tengah bermasalah dengan istri dan keluarga. Pasalnya, dalam catatanya itu juga tertulis kekesalannya terhadap keluarga dan dirinya sendiri yang belum mampu membahagiakan istri.
”Dik, jangan marah ya, kakak lagi stress!” Ada lagi yang bertuliskan, “Kalau adik masih mendengarkan nasihat orang tua adik, kakak juga akan mendengarkan nasihat keluarga kakak. Tapi kalau adik masih ingin hidup semati ama aku, ya kita tanggung nasib kita berdua.
Dalam penggalan surat lainnya, Ronika juga mengungkapkan rasa rindu yang mendalam terhadap istri yang telah dua bulan ditinggalkannya dan tengah mengandung anak pertama mereka. “Dik, kapan kau kesini, datanglah ke pangkuan ku. Dirimu selalu aku tunggu selamanya”.
Kalimat terakhir yang dibuat korban memunculkan dugaan bahwa Ronika murni menghabisi nyawanya sendiri. “Selamat tinggal, Dik. Aku minta maaf sama semua orang. Aku begini karena aku sayang sama kamu.”
Paman Ronika, Dendi, menyatakan bahwa Ronika memang memilih tinggal sendirian di rumah kakeknya sejak dua bulan lalu. Sedangkan isterinya tetap di rumah orang tunaya. “Namun dia tidak bercerai,” jelas Dendi.
Dendi menyebutkan, Ronika pernah hendak dilaporkan ke polisi karena aksi nekadnya untuk selalu bunuh diri. “Selalu ingin bunuh diri, sering menakutkan kami,” katanya.
Sementara kakek korban, Salmi, mengaku menyingkir dari rumah itu karena takut dengan ulah Ronika. “Saya terpaksa tinggal di rumah bawah,” katanya.(and)