Powered By Blogger

Rabu, 09 Mei 2012

Beruang Amuk Warga Tabir * Seorang Petani Nyaris Tewas *Hidung Lepas, Paha Robek BANGKO – Beruang Madu (Helarctos malayanus) kembali membuat geger. Seorang penyadap karet, Yanti (35) warga Dusun Sungai Aur, Koto Rayo, Tabir, nyaris tewas diamuk Beruang. Tubuhnya diterkam saat menyadap karet tak jauh dari Dusun Sungai Aur. Rabu (2/5) sekitar pukul 08.00. Beruntung sebelum Beruang itu menghabisi jiwanya. Ia masih bisa melarikan diri dengan tubuh bersimbah darah. Satu jam berselang usai peristiwa naas itu, Yanti ditemukan warga setempat didalam pondoknya yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi kejadian. Dia kemudian di tolong dan dilarikan ke Puskesmas Rantau Panjang. Sekitar pukul 11.00. Yanti kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko. Pantauan Radar Sarko, sekitar pukul 12.00 WIB, Yanti diberi pertolongan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bangko. Diwajahnya terlihat luka robek panjang yang sudah diperban para medis. Tak hanya itu, luka serius akibat cakaran juga terlihat dipaha Yanti. Ia trauma dan belum bisa diajak bicara. Di ruang UGD, Yanto ditemani oleh dua orang anaknya, Zainal dan Erni. Meski berusaha menimpan perasaan sedih, namun tetap saja wajah dua orang itu terlihat galau dan sedih.” Jangan dulu diganggu, kasihan Emak saya,” ujar Zainal, Anak korban saat dikonfirmasi awak media di dirumah sakit kemarin. Awalnya, Zainal tidak mau memberikan informasi seputar peristiwa naas yang menimpa ibunya dengan alasan masih shock. Namun Ia kemudian melunak dan bersedia menjawab pertanyaan wartawan.” Saya dijemput warga sekitar pukul 09.00. Katanya emak saya diterkam beruang,” ujarnya. Mendengar berita tidak baik itu, Zainal kaget. Dengan perasaan galau, Ia bergegas pulang kepondok.” Saya tak lagi menghiraukan perkakas (alat sadap), saya berlari menuju pondok,” sebut Zainal sambil menjelaskan tempatnya nyadap karet masih berjauhan dengan lokasi tempat ibunya bekerja. Benar saja. Saat di pondok, warga setempat sudah muai berdatangan. Oleh Zainal, Ibunya lalu dibawa ke Desa Kotorayo menggunakan motor.” Saya bawa emak saya ke Desa, namun karena kondisi emak parah, saya langsung membawanya ke Puskesmas Rantau Panjang. Di saya kami dirujuk lagi ke Bangko. Disini kata dokter tadi akan dirujuk lagi ke Rumah Sakit Padang. Tapi nunggu kondisi ibu saya akag sedikit membaik,” ucapnya hiba. Lalu siapa warga yang pertama kali menemukan Yanti.” Namanya Din, Ia warga setempat yang kebetulan melihat ceceran darah banyak diseputar pondok ibu saya. Maaf saya tidak bisa bicara panjang, jadi bapak keluar saja sekarang. Kasihan emak saya,” kata Zainal berkali kali sebari mendatangi Ibunya. Kapolsek Tabir, Iptu Ricky Tridharma membenarkan adanya peristiwa beruang ngamuk di wilayah hukumnya. Menurut Dia, belum diketahui apakah memang Beruang yang Mengamuk atau ada hewan buas lain. ” Sementara ini, dari keterangan warga setempat Yanti diterkam Beruang. Namun itu hal itu belum jelas juga, karena korban masih belum bisa diajak bicara. Mulutnya diperban,” pungkasnya.(and) Yanti Korban Ketiga Jika benar Yanti diterkam Beruang seperti apa yang diakui warga setempat. Sampai saat ini artinya sudah ada tiga korban yang menjadi keganasan beruang tersebut. Jauh sebelum peristiwa Yanti, pada Jumat 2 Maret 2012 lalu sekitar pukul 12.00, seorang warga Dusun Sungai Abu Kelurahan Dusun baru Kecamatan Tabir, Suparman (37) juga nyaris tewas diterkam beruang yang sama. Sama seperti Yanti, Ia juga diserang saat mengadap karet di kebun tak jauh dari Dusun Sungai Abu, Desa Koto Rayo atau berjarak beberapa ratus meter saja dari lokasi peristiwa Yanti. Dari peristiwa itu, Suparman mengalami luka robek dibagian pergelangan kaki dan betisnya hingga puluhan jahitan, tidak itu saja, Suparman juga mengalami trouma yang begitu mendalam. Beruntungnya, saat itu, Suparman mengetahui jika dirinya akan diserang Beruang. Dengan hanya mengandalkan sebilah pisau penyadap karet, Ia berhasil membuat Beruang tersebut lari. ” Meskipun pergelangan kaki saya nyaris putus,” katanya waktu itu. Sebelum Suparman, masih ada satu warga lagi yang juga menjadi korban amukan Beruang.” Dilokasi yang sama beberapa minggu sebelum saya diterkam beruang sudah ada korban tapi saya lupa namanya siapa,” sebut Suparman. Kembali ke Peristiwa Yanti. Anaknya, Zainal, cukup menghawatirkan dengan kehadiran Beruang dilokasi tempat mereka bekerja sehari hari. Dia berharap Beruang yang menerkam ibunya bisa itu di tangkap oleh Instansi terkait.” Maunya saya dibunuh saja,” singkatnya. Atau setidaknya, ada usaha lain yang harus dilakukan oleh Pemkab Merangin.” Mereka harus menurunkan Polisi Kehutanan atau Institusi yang menangani hal ini. Agar nantinya tidak ada lagi korban lain,” Harapnya.(and) “Bunuh Saja Beruang Itu” Dewan Minta BKSDA Sikapi Serius Musibah amukan Beruang yang menimpa 3 Warga Tabir akhir akhir ini membuat salah satu Anggota DPRD Merangin, Fuadi angkat bicara. Ia berang lantaran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Merangin masih belum bergerak untuk menangkap Beruang tersebut. “ Lebih baik dibunuh (Beruang) dari pada mengancam nyawa manusia” ujar Anggota DPRD Merangin Dapil II, Tabir, Fuadi saat dibincangi di Gedung Dewan kemarin. Kehadiran Beruang yang sudah berkeliaran di Perkebunan Karet milik warga setempat juga menjadi pertanyaan besar Fuadi. Dia menduga, Beruang tersebut muncul akibat populasi hutan di Tabir sudah mulai punah, sehingga komunitas hewan buas terganggu dan mulai masuk ke perkebunan warga.” Hewan buas berulah tentu ada sebabnya, bisa jadi komunitasnya selama ini berada dihutan sudah tidak ada lagi sehingga cari makan di perkebunan warga. Atau barang kali tersesat,” katanya. Namun apapun namanya dia tetap berharap BKSDA menyikapi serius permasalahan yang terjadi di Tabir.” Atas nama perwakilan rakyat, tolonglah KSDA sikapi serius masalah ini. Apakah nanti Beruangnya diusir atau ditembak terserah, intinya beruang tersebut tidak ada lagi di perkebunan warga setempat,” tukasnya. Hal senada juga dikatakan Hanip. Warga Desa Sungai Abu yang berhasil dibincangi mengakatan mereka akan mencari keberadaan Beruang tersebut.” Kami akan bunuh beruang itu. Ulah beruang tersebut banyak warga disini tidak berani lagi masuk ke kebun, padahal kehidupan kami hanya mengandalkan dari hasil sadapan karet,” sebutnya. Sementara itu, dikonfirmasi melalui via telpon, Kepala Seksi 1 KSDA Jambi perwakilan Merangin, nomor ponselnya nomor 081274124xx bernada tidak aktif. Radar Sarko kemudian mencoba mendatangi Kantor BKSDA di Pematang Kandis. Meski kantor tersebut dibuka, namun tidak berpenghuni.(and)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar