Powered By Blogger

Senin, 25 Oktober 2010

Merangin Kriminal

Warga Pulau Rengas Gantung Diri

Diduga Frustasi,
Pisah Ranjang dengan Istri

BANGKO - Warga Pulau Rengas, Kecamatan Bangko Barat, kemarin (1/10) sekitar pulul 9.00 WIB geger dengan penemuan mayat tergantung di dalam kamar salah satu rumah tua. Mayat yang tergantung dengan seutas tali rafia itu diketahui bernama Nanda Ronika (21) bin Ansori, warga Pulau Rengas Ulu.
Informasi yang diperoleh Radar Sarko di lapangan, Ronika pertama kali ditemukan Ade Candra (35) dan Mardi (23), sekitar pukul 09.00 WIB.
Penemuan mayat tersebut berawal dari kecurigaan Mira yang juga merupakan bibi korban. Dia lalu menyuruh Ade Candra dan Mardi untuk melihat keberadaan korban di rumahnya.
“Cubo tengok Ronika di rumah (rumah tua milik kakek korban), takut ado apo-aponyo,” ungkap Ade Candra mengulang kembali upacan Mira.
Atas perintah tersebut, Ade dan Mardi lalu masuk ke rumah itu dan langsung mendobrak salah satu pintu kamar. Ternyata benar, saat pintu terbuka korban ditemukan sudah terbujur kaku tergantung dengan lilitan tali rafia di lehernya.
Saat ditemukan korban hanya memakai celana pendek tanpa baju. ‘’Kami lalu minta bantuan warga sekitar, mayat lalu diturunkan oleh orang tua almarhum,” kata Ade.
Mayat korban yang ternyata telah beristri yang kini tengah hamil tua itu lalu dibawa ke rumah orang tuanya, untuk kemudian disemayamkan.
Paman korban, Dendi, yang ditemui di tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan bahwa korban sebenarnya sudah tiga kali melakukan percobaan bunuh diri.
’’Saat masih bujangan Ronika pernah minum Baygon, namun masih bisa diselamatkan. Setelah itu, baru-baru ini, saat Lebaran kemarin, dia juga pernah menyayat lengan tangannya. Katanya sudah bosan dengan masalah yang dihadapinya,” kata Dandi.
Dandi juga mengatakan kalau almarhum baru dua bulan tinggal di rumah tua milik kakeknya. ”Sementara istrinya di rumah orang tuanya sendiri,” terangnya.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho mengatakan, sementara kasus tersebut murni bunuh diri. “Ini diketahui dengan ditemukan surat korban yang menuliskan kekecewaannya terhadap rumah tangganya yang berantakan,” jelas Kapolres.
Sementara itu, pihak keluarga saat diminta oleh kepolisian Polres Merangin untuk dilakukan visum, menyatakan keberatan. Mereka tidak mempermasalahkan kematian Ronika yang dikebumikan hari itu juga.(and)

“Dik, Datanglah ke Pangkuanku”

Surat Terakhir Ronika
Sebelum Bunuh Diri

SELAIN menemukan beberapa barang yang diduga kuat dipakai Nanda Ronika mengakhiri hidupnya, polisi juga menemukan sebuah buku saku. Buku itu berisi curhat hati (curhat) Ronika untuk isterinya, Erlika Gustini (19), yang sedang hamil sembilan bulan.
Dari catatan tersebut terungkap bahwa Ronika tengah bermasalah dengan istri dan keluarga. Pasalnya, dalam catatanya itu juga tertulis kekesalannya terhadap keluarga dan dirinya sendiri yang belum mampu membahagiakan istri.
”Dik, jangan marah ya, kakak lagi stress!” Ada lagi yang bertuliskan, “Kalau adik masih mendengarkan nasihat orang tua adik, kakak juga akan mendengarkan nasihat keluarga kakak. Tapi kalau adik masih ingin hidup semati ama aku, ya kita tanggung nasib kita berdua.
Dalam penggalan surat lainnya, Ronika juga mengungkapkan rasa rindu yang mendalam terhadap istri yang telah dua bulan ditinggalkannya dan tengah mengandung anak pertama mereka. “Dik, kapan kau kesini, datanglah ke pangkuan ku. Dirimu selalu aku tunggu selamanya”.
Kalimat terakhir yang dibuat korban memunculkan dugaan bahwa Ronika murni menghabisi nyawanya sendiri. “Selamat tinggal, Dik. Aku minta maaf sama semua orang. Aku begini karena aku sayang sama kamu.”
Paman Ronika, Dendi, menyatakan bahwa Ronika memang memilih tinggal sendirian di rumah kakeknya sejak dua bulan lalu. Sedangkan isterinya tetap di rumah orang tunaya. “Namun dia tidak bercerai,” jelas Dendi.
Dendi menyebutkan, Ronika pernah hendak dilaporkan ke polisi karena aksi nekadnya untuk selalu bunuh diri. “Selalu ingin bunuh diri, sering menakutkan kami,” katanya.
Sementara kakek korban, Salmi, mengaku menyingkir dari rumah itu karena takut dengan ulah Ronika. “Saya terpaksa tinggal di rumah bawah,” katanya.(and)

1 komentar: