Rabu, 29 Februari 2012
Six women were raided
* One Arrested
After "Ngamar"
Bangko - Wednesday afternoon (29/2) at around 14:30 pm, the dimly lit stalls Mentawak Village I, District Nalotantan suddenly crowded. Dozens of women and men in the region masher flew away when a platoon of Satpol PP combing the site.
Visible under the command of Pol PP Kasi Hardi who represented Tribune, Kafriadi managed to secure 6 sek woman suspected of commercial workers (CSWs). They raided the three stalls are still in the area Mentawak I.
Six women namely, Anis (27), a resident of the city of Jambi, Nadia (29) residents Mandiangin, Puput (32) citizens of Semarang. All three are caught in a stall Ma'am Yanti, while Bela (27) residents Curup, Bengkulu and Rumini (27) resident Pati, East Java, was caught in the Public Dirham. One other woman, Anisa (31) people were arrested in a stall Jhon Lampung.
Information that was obtained, Satpol PP raid this time was quite a lot. Dozens of women and men philanderer who was busy doing various activities karaoke and jump straight liquor law enforcement when the troops arrived.
"We're moving at about 13:30 this afternoon, and was deliberately made sudden raids during the day so we could arrest the suspected prostitutes are women," said Kafriadi told reporters yesterday.
Buruannnya not want to run away, Satpol PP swiftly surrounded the three shops owned by Yanti, United, and John are still together. The result, six women were apprehended, while dozens of women and other men johns escaped from the pursuit of Satpol PP.
Six women who had been picked up and herded into the car. They then secured to the municipal office PP Merangin to do data collection. "If proven PSK, we will send directly to rehab Jambi, but if not proven we will return to their families, but there seems to be sent to Edinburgh to remember one of these women we have heard over" ngamar ', "he continued.
He said the raid like this will continue to be held with a duration of at least two times in one month. "It could be four times or more, but we will continue to move to clean Merangin of prostitutes," he said.
In addition, the program run is done also welcomed the anniversary and events Musabaqoh Satpol PP Tilawatil Quran (MTQ) is implemented in the province Merangin the coming months. "At the same time dismissed the bad image that has no individual municipal judge PP play in providing security to women in Merangin entertainer," he concluded. (And)
Senin, 12 September 2011
Tabir Barat Membara
Tiga Rumah Jadi Abu, Diduga
Api Berasal dari Ledakan
Tabung Gas LPG 3 Kg
BANGKO – Minggu (11/9) pagi menjelang siang sekitar pukul 11.00 WIB, menjadi hari yang mungkin tak terlupakan bagi warga Desa Sungai Tabir Kecamatan Tabir Barat. Pasalnya suasana hening di desa tersebut mendadak heboh oleh kobaran api yang melahap tiga rumah warga. Tak ayal lautan api yang membuat Desa Sungai Tabir membara tersebut membumi hanguskan rumah warga hingga menjadi abu.
Tiga rumah warga yang diamuk api tersebut adalah Ridwan (42), Marjunta(48) dan Sudirman.
Meski tak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir puluhan juta rupiah. Dugaan sementara, api berasal dari tabung Gas LPG 3 Kg yang berada di dalam rumah.
Informasi yang berhasil dirangkum Radar Sarko dilokasi kejadian, peristiwa kebakaran yang menimpa tiga rumah warga Desa Sungai Tabir itu diketahui pertama kali oleh salah seorang warga, Kosim (45) yang kebetulan melintasi rumah korban, dari penuturannya diketahui api pertama kali berasal dari rumah Marjunta.
”Saya hendak membengkel mesin diesel, saya terkejut saat melihat rumah Marjunta sudah dilalap api,” ujar Kosim yang berhasil dibincangi Radar Sarko kemarin siang.
Kosim pun langsung panik, dia lalu berusaha memanggil warga sekitar guna memadamkan api,” saya langsung menjerit minta pertolongan warga, karena saya lihat api sudah membesar,” jelasnya.
Sontak saja, warga setempat pun heboh, mereka langsung berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian guna menyelamatkan rumah tersebut.
”Semua warga turut membantu, hanya saja, rumah tidak bisa diselamatkan karena api terlanjur besar,” ujar Babinsa Sungai Tabir Serda Nafri Efendi yang kebetulan berada dilokasi kejadian.
Dikatakan, api baru bisa dijinakkan setelah warga setempat menyiram air dengan Robin (bantuan alat penyedot air,red).
”Tiga rumah itu berasal dari papan, sehingga api dengan cepat menyebar ketiga rumah warga ini,” terangnya.
Diterangkan, rumah Marjunta (sumber api pertama,red) berada pada posisi di tengah, sehingga dengan serentak api menjalar ke rumah Ridwan dan rumah Sudirman yang berada pada sisi kiri dan kanan rumah Marjunta.” Informasi dari warga saat kejadian rumah dalam kondisi kosong, Riduan, Marjunta dan Sudirman hingga kini masih diladang, ini baru mau dijemput warga,” katanya.
Dugaan sementara, lanjutnya kebakaran tersebut berasal dari tabung Gas LPG 3 Kg yang berada didalam rumah,” saat kebakaran baru terjadi terdengar ledakan dari tabung Gas tinggi keatas,” katanya.
Apalagi, lanjutnya saat kejadian kondisi cuaca sedang panas.
”Bisa saja ada selang gas yang bocor karena panas yang terik membuat percikan api dan membakar dinding rumah,” jelasnya.
Sementara itu, kepala Desa Sungai Tabir M Juri saat dibincangi mengatakan cukup prihatin atas kejadian kebakaran yang melanda tiga rumah warganya, dia mengatakan tiga rumah warganya itu merupakan warga yang kurang mampu.
”Saat ini tiga keluarga korban kebakaran terpaksa menumpang dengan sanak famili mereka, untuk pakaian dan makanan kami seluruh warga disini sementara saling patungan menumbang kepada mereka,” imbuhnya.
Kades berharap adanya bantuan dari warga dermawan lainnya guna bisa membantu tiga warganya yang ditimpa kemalangan.
”Harapan saya sebagai kepala desa disini, pemerintah daerah Kabupaten Merangin bisa membantu keluarga korban,” pungkasnya.(and)
Bentrok Berdarah, Satu Tewas Tiga Kritis
Warga Pemanang
dengan Suku Anak Dalam
PAMENANG- Satu orang tewas dan tiga orang lainnya luka parah dalam bentrok berdarah yang terjadi di Dusun Sungai Lintang Kelurahan Pamenang antara warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan Warga Kelurahan Pamenang.
Akibat bentrok berdarah tersebut Saleh warga SAD harus meregang nyawa di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sementara 3 warga SAD lainnya yaitu Debus, Sabar dan Tamrin saat ini kritis akibat bentrok dengan warga Kelurahan Pamenang.
Lurah Pamenang Saipuddin saat ditemui di TKP mengaku bentrokan berdarah tersebut bermula pada saat empat warga SAD membawa jengkol hendak menyeberang jembatan gantung, namun di tengah-tengah jembatan berpapasan dengan salah seorang warga, tidak jauh dari lokasi berpapasan tiba-tiba motor yang dikendarai warga SAD tersebut oleng lalu jatuh.
Warga SAD yang belakangan diketahui bernama Saleh, menuduh salah seorang warga Dusun Sungai Lintang yang berpapasan diatas jembatan menggoyang jembatan gantung sehingga menyebabkan sepeda motor yang dikendarai oleh saleh jatuh.
Setelah terjatuh, lanjut Saipudin, Saleh langsung mengejar salah seorang warga yang diduga telah menggoyang jembatan, namun beruntung warga yang belum diketahui identitasnya dapat menghindar dan meminta pertolongan, kemudian warga berdatangan di sekitar jembatan.
Sembari menodongkan kecepek (senjata api rakitan) dan golok kearah warga yang berdatangan empat orang warga SAD yang menyandang kecepek laras panjang menantang duel satu lawan satu.
“ Selaku lurah saya tentu ingin mendengar keterangan dari warga SAD dan mencoba meredakan emosi warga SAD namun yang terjadi Saleh bersama dengan kawan-kawannya malah menantang bahkan menodong kecepek kearah saya,” terangnya.
Disaat warga SAD menodongkan kecepek laras panjang kearah dirinya itulah, lanjut Saipuddin yang menyulut emosi ratusan warga Kelurahan Pasar Pamenang yang kemudian merampas kecepak warga SAD.
“ Kalau tidak salah terdengar tiga kali letusan kecepek, namun beruntung moncong kecepek sudah diarahkan keatas oleh warga sehingga peluru kecepek tidak ada yang mengenai warga,” terang Saipuddin.
Setelah berhasil merampas kecepek dari warga SAD warga yang sudah tersulut emosi langsung memukuli warga SAD dengan benda-benda yang ada dilokasi. Aksi pemukulan baru berhenti pada saat Saleh terkapar berlumuran darah.
Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Doni ketika ditemui di TKP mengatakan, belum diketahui penyebab secara pasti keributan antara warga SAD dengan warga Sungai Lintang, Pamenang ini. Dugaan sementara warga marah karena salah seorang warga SAD hendak menodongkan senjata ke arah Lurah nya.
“Belum diketahui pasti penyebabnya, dugaan sementara warga menyerang karena lurahnya ditodong senjata oleh salah seorang SAD,” ungkapnya.
Guna menyelidiki penyebab dengan pasti, Saat ini aparat telah menyita 7 unit motor, satu karung jengkol dan puluhan kayu yang berserakan di TKP. Sementara senjta api rakitan yang dibawa oleh warga SAD diduga dibuang kesungai sehingga tidak ditemui lagi oleh polisi. (ari).
Warga Kawatirkan Serangan Balasan dari SAD
SEMENTARA ITU sehari paska terjadinya bentrokan berdarah antara Warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan Warga Dusun Sungai Lintang kini suasana Kelurahan Pamenang sudah mulai kondusif meski begitu warga masih tetap siap-siap mengantisipasi serangan balasan dari warga SAD.
Pantauan radar sarko puluhan warga tampak sedang duduk-duduk dedepan rumah sembari berbincang-bincang seputar bentorok yang menggegerkan warga. Sementara itu disetiap persimpangan jalan menuju Dusun Sungai Lintang juga tampak dijaga ketat oleh aparat kepolisian serta TNI.
“ Meski kondisi sudah kondusif namun kami masih kawatir warga SAD akan kembali melakukan serangan balasan, untuk itu kami berharap kepada parat kepolisian dan TNI tetap berada di Dusun Sungai Lintang membantu menjaga keamanan”. Ujat tokoh Masyarakat Kelurahan Pamenang.
Nurdin Berharap kepemilikan sejata api rakitan atau yang lebih dikenal kecepek yang dimiliki oleh para warga SAD harus ditinjau ulang pasalnya sejak warga SAD memiliki senjata mereka semakin berani melakukan perlawanan.
“ Sejak warga SAD ini memiliki senjata api rakitan mereka semakin liar melihat jemuaran diambi, melihat besi dicuri, berondolan bahkan sawit dicuri disaat ditegur mereka malah melawan menodongkan senjata sehingga saat ini masyarakat sudah resah”. Terang Rusli.
Senada dengan Nurdin, Saipuddin Lurah Pamenang mengaku meski kelurahan Pasar Pamenang sudah mulai kondisip namun pihaknya sangat kawatir warga SAD kembali akan melakukan serangan balasan.
“ Atas nama masyarakat kami berharap aparat kepolisian tetap berjaga di Kelurahan Pamenang ini karena kami kawatir warga SAD akan kembali melakukan serangan balasan”. Ujar Saipuddin.
Menyikapi permintaan masyarakat Kelurahan Pamenang Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Doni saat ditemui di TKP mengaku pihaknya akan menempatkan anggota di TKP untuk menjamin keamanan masyarakat.
“ Keamanan masyarakat itu tanggungjawab polisi untuk menjaga keamanan masyarakat Kelurahan Pamenang kami akan menempatkan anggota baik dari Polsek maupun dari Polres. Kemudian pengamanan TKP juga akan dibantu anggot dari Brimob dan TNI”. Ujar Dono. (ari)
Kamis, 08 September 2011
80 Crosser Bertarung di Lembah Neraka
17 Diantaranya
Crosser Nasional
BANGKO – Sekitar 80 Crosser dari berbagai daerah kemarin (7/9) bertarung di sirkuit Lembah Penawar Desa Pulau Rengas Kecamatan Bangko Barat pada kejuaraan Mottocross Sumatera Open 2011.
Menariknya Kejuaraan yang berlangsung pada sirkuit yang dijuluki Lembah Neraka itu juga hadir 17 Crosser Nasional. Bahkan satu diantaranya Remaja Putri yaitu Anastasya Kirana Putri (13) yang berasal dari Surabaya.
Pada kejuaraan ini panitia memberikan hadiah berupa tropy dan uang pembinaan senilai Rp 40 juta kepada pemenang.
Usai acara pembukaan yang dilakukan oleh Bupati Merangin Nalim.
Para Crosser nasional menjadi peserta pertama yang di beri kesempatan menunjukkan kebolehannya disirkuit tersebut.
Ribuan penonton yang tadinya berdiri diluar arena sirkuit langsung berhamburan menuju pinggir sirkuit saat balapan akan dimulai. Dalam adu unjuk kebolehan ini, panitia memberikan 10 laps(putaran) bagi para Crosser nasional. Dari 10 laps tersebut, Crosser asal Bandung yang tergabung dalam club Bima Sari Haskib, Aep Dadang, berhasil menyingkirkan 17 peserta lainnya.
Ditemui usai balapan kemarin, Aep Dadang mengaku kagum atas sirkuit yang baru saja ditaklukkannya.
”Saya bangga bisa hadir ditempat ini, saya yakin sirkuit ini nantinya bisa membuat ajang dilevel Nasional,” kata pria yang sudah lima juara Nasional ini.
hanya saja, katanya, sirkuit tersebut sedikit kurang lebar sehingga menyulitkan pembalap dalam memacu kendaraannya.
”Tapi untuk kejuaraan motor cross sudah lumayan, kalau saja dilebarkan saya yakin sirkuit ini bisa membuat ajang setara level Nasional,” katanya.
Ketua panitia Barlep, saat dibincangi Radar Sarko menyebutkan jika kegiatan kejuaraan itu merupakan agenda rutin tahunan Pulau Rengas Motocross Club (PRMC).
”Ini merupakan yang ke empat belas kalinya even kejuaraan motor cross digelar di sirkuit ini,” sebutnya.
Selain untuk perlombaan olahraga, lanjutnya kegiatan yang digelarnya saat ini juga merupakan ajang mencari bakat crosser lokal guna bisa ditampilkan ke level yang lebih tinggi.
”Makanya kita undang pembalap Croser Nasional agar Crosser lokal bisa melihat aksi mereka sehingga bisa belajar dari para crosser nasional ini,” tuturnya.
Kegiatan yang digelar itu katanya, juga merupakan salah satu cara memperkenalkan daerah Kabupaten Merangin pada daerah lainnya.
”Jika didukung oleh Pemkab Merangin, kita bisa juga membuat ajang ini sebagai ajang dalam memperkenalkan wisata kita kepada daerah lain,” pungkasnya.(and)
Lebih Dekat dengan Anastasia Kirana, Crosser Wanita di PRMCC Sumatera Open XIV
Sempat Dilarang Ayah, Kini Sering Tampil Dikejuaraan Internasional
Mungkin masih banyak yang merasa asing mendengar nama Crosser wanita Kirana Anastasia. Kirana yang baru berusia 13 tahun itu merupakan satu-satunya crosser wanita di Pulau Rengas Motorcross Club (PRMCC) Sumatera Open XIV. Ia sudah mengenal dunia motorcross sejak usia 5 tahun. Bagaimana kisahnya?
ANDI PRIMA PUTRA – Pulau Rengas
Ditengah teriknya sinar matahari, kemarin, sekitar pukul 13.00 Wib, hingar bingar suara motor penggaruk tanah menguasai sirkuit Lembah Penawar atau yang dikenal sirkuit Lembah Neraka di Desa Pulau Rengas Kecamatan Bangko Barat. Sedikitnya 80 crosser bertarung untuk menjadi yang terbaik dalam kejuaraan PRMCC Sumatera Open.
Dari 80 crosser, 17 diantaranya tercatat sebagai crosser nasional yang kerap mengikuti kejuaraan internasional. Menariknya, dari 17 crosser nasional tersebut, satu diantaranya adalah seorang wanita yang baru menginjak usai 13 tahun. Ya, dia adalah Kirana Anastasia, Crosser Nasional yang masih tercatat sebagai siswi di SMPN 22 Malang Provinsi Jawa Timur.
Nyali putri pasangan Arman Van Kempen dan Fabriana Loing memang patut diacungi jempol, turun dikelas 85 cc, ia menjadi satu-satunya crosser wanita dan tak gentar melawan crosser pria.
Ketika kejuaraan motorcross dibuka secara resmi oleh Bupati Merangin, Kirana tak tampak ditengah sirkuit lembah penawar . Padahal, Kirana menjadi crosser idola yang dinanti-nantikan kehadirannya oleh masyarakat Kabupaten Merangin.
Penasaran, Radar Sarko pun berusaha untuk mencari keberadaan Kirana dengan bertanya kepada panitia pelaksana. Berdasarkan petunjuk yang diberikan, akhirnya Radar Sarko berhasil menemui Kirana yang tengah bersiap mengikuti kejuaraan. Bersama tim dari Jasalindosport, Kirana yang juga ditemani ibunda tercinta ‘bersembunyi’ di mess IPA PDAM yang tak jauh dari sirkuit Lembah Penawar.
Diawal pertemuan, Kirana menyambut ramah kedatangan Radar Sarko. Dengan senyum simpulnya, ia menyapa dengan bersahaja dan penuh keakraban. Kirana yang dibesarkan oleh seorang ayah yang juga crosser off road itu telah mengenal mesin penggaruk tanah sejak usia 5 tahun.
Saat itu, ia masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Dasar. Bersama anak-anak lainnya, ia kerap berlatih motorcross di Jatim Park. Satu tahun kemudian, ia mengikuti kejuaraan lokal pertamanya di Surabaya.
Awalnya, Kirana mengaku tidak mendapatkan izin dari sang ayah. Namun, lambat laun sang ayah melunak dan memperbolehkan Kirana mencoba dunia motorcross. Yang terjadi justru diluar dugaan. Ternyata, Kirana bisa menggaruk tanah hingga ke Filipina dalam kejuaraan FIM UAM Asia Supercross Championships 2007. Ia juga sering tampil di kejuaraan internasional di Thailand, dan Macau,.
“Papa awalnya melarang saya mengenali dunia motocross. Tapi, akhirnya papa melunak dan mengizinkan. Waktu pertama kali mengikuti kejuaraan, sebenarnya saya belum tahu apa-apa. Yang saya tahu hanya mengendari motor dengan sebaik mungkin,” ujar Kirana yang lahir di Malang, 29 April 1998.
Ketika mengikuti kejuaraan, Kirana mengaku kerap terjatuh. Hanya saja, ia tidak pernah mengalami cedera parah.
“Saya tidak berharap dan tidak minta mengalami kecelakaan. Selama ini, saya hanya mengalami cedera ringan. Hanya lecet sedikit saja,” terangnya.
Lalu, bagaimana dengan sirkuit Lembah Penawar?
“Semua sirkuit memiliki karakteristik masing-masing. Saya sudah mencobanya kemarin pada sesi latihan. Cukup menantang dan saya akan mencoba untuk tampil maksimal,” tambahnya tanpa mematok target muluk.
Dilokasi yang sama, Fabriana Loing yang akrab disapa Vela tampak setia menemani putri tercintanya. Meski masih duduk dibangku sekolah, Vela mengaku tak khawatir dengan pendidikan anaknya. Hanya saja, ia kerap merasa was-was saat Kirana mengikuti kejuaraan motorcross.
“Sebagai seorang ibu, tentu saya khawatir dengan keselamatan anak saya. Tapi, saya yakin dengan kemampuan dan perangkat keamanan yang ada. Mengenai pendidikan, Kirana mendapatkan dispensasi khusus sebagai pelajar berprestasi. Istilahnya, bukan Kirana yang mengikuti jadwal sekolah, tapi sekolah yang mengikuti jadwal Kirana,” jelasnya.
“Tidak hanya berprestasi sebagai crosser nasional, tetapi juga berprestasi pada cabang olah raga renang. Sebab, Kirana itu menjadi runner-up pada Porprov Jatim dan akan mewakili Jatim pada Pekan Olah Raga Nasional yang akan datang,” tambah Vela. ***
Khafied Mulai Tebar Pesona
Turut Hadir Dalam
Acara Mottocross
BANGKO – Meski selalu mengelak saat ditanya masalah Pilkada. Namun Khafied yang kini menjabat sebagai Sekda Merangin diam-diam mulai menebarkan pesona kepada masyarakat Merangin.
Birokrat yang disebut-sebut bakal menjadi Kandidat kuat Cabup Merangin itu kemarin(7/9) hadir diacara kejuaraan Mottocross Sumatera Open di Desa Pulau Rengas Kecamatan Bangko Barat.
Kehadiran Khafied memang mengundang banyak pertanyaan. Pasalnya, disaat semua tamu undangan datang dengan baju olahraga yang diberikan panitia termasuk Bupati Merangin Nalim. Mantan Sekwan Merangin itu malah datang dengan mengenakan baju koko serta peci hitam. Artinya apakah Khafied datang atas inisiatif sendiri atau diundang oleh panitia seperti tamu lainya.
Terlepas dari itu, yang jelas acara Mottocross yang digelar tersebut pastinya dihadiri oleh ribuan masyarakat Merangin yang ingin menyaksikan para Crosser Nasional berlaga.
Nah, moment datangnya ribuan warga tersebut yang tentunya bisa jadi dimanfaatkan oleh Khafied untuk menebarkan pesonanya alias mencuri simpati jelang Pilkada Merangin 2013 mendatang.
Dilokasi acara, Khafied yang duduk tepat disamping Bupati Merangin itu beberapa kali kerap melempar senyum pada para penonton baik itu yang dikenalnya atupun mungkin tidak dikenalnya.
Keberadaan Khafied dilokasi juga memang sempat menjadi perhatian penonton. Tidak berlebihan memang, sebab untuk kalangan masyarakat Merangin asal jawa, wajah dan nama Khafied memang tak asing lagi. Karena khafied dipercaya sebagai pembina paguyuban bernama Persatuan Kelompok Jawa Merangin (PKJM).
Saat dikonfirmasi terkait kedatanganya ke acara tersebut, Khafied mengatakan, jika dirinya diajak oleh Bupati Merangin.
”Saya datang diajak Bupati, tadi kebetulan ada acara Halal Bihalal di Pemda, kemudian sesudah itu Bupati ngajak saya ke acara Crosser sekalian kami juga pergi Takziah. Lokasinya tak jauh dari tempat itu. Jadi kehadiran saya jangan dipersepsikan lain lah,” kata Khafied sembari tersenyum.
Sementara ketua panitia Kejuaraan Crosser Barlef saat dikonfirmasi terkait kehadiran Khafied mengatakan, jika Khafied memang diundang oleh panitia untuk hadir diacara tersebut.
”Kalau berdasarkan sekertaris panitia, pak Sekda (Khafied) diundang. Panitia juga memberikan baju (kaos) olahraga. Namun apahak beliau (khafied) lupa memakainya atau memang tidak memakainya saya kurang tahu,” pungkas Barlef.(van/nag)
Rabu, 24 Agustus 2011
Hutan Merangin
Merangin – Sarolangun Bakal Dapat 30 Juta Dollar
Dari Australia
Untuk Kelola Hutan
BANGKO - Merangin dan Sarolangun, akan menjadi kabupaten percontohan di area Sumatera, untuk program pengelolaan hutan. Program tersebut bernama Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP).
Program ini intinya adalah pengelolaan hutan, untuk mengatasi masalah perubahan iklim global (global warming). Selain itu, ke depannya juga untuk program REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation)
"Untuk kesepakatan kerjasama telah ditandatangani oleh presiden RI dan Perdana Menteri Australia. Jadi, untuk wilayah Sumatera, Kabupaten Merangin dan Sarolangun yang mendapatkan program yang dicetuskan pihak Austalia ini," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Merangin, Fajarman
Fajar yang saat dihubungi akan bertolak ke Jakarta terkait program ini, menjelaskan, tahapan kerjasama tersebut saat ini adalah penandatanganan kesepakatan (MoU). MoU tersebut mengenai teknis-teknis di lapangan, bisa juga menyangkut pembagian hasil dari program yang dicanangkan.
"Sudah ada beberapa tahapan yang dilalui. Kali ini adalah pertemuan kelima. Untuk penandatanganan MoU, nantinya akan diwakili Bappenas. Kita daerah hanya menjalankan hasil MoU tersebut," ungkap Fajarman.
Dari kerjasama tersebut, lanjutnya, dua kabupaten ini akan mendapatkan kucuran dana dari Pemerintah Australia. "Dana untuk dua kabupaten ini masing-masing sebesar 30 juta dolar Australia," sebutnya.
Dijelaskan, dana yang diberikan akan digunakan untuk menjalankan program yang mencakup tiga bidang utama. Pertama, pengembangan kebijakan dan peningkatan kapasitas. Kedua, dukungan teknis pemantauan dan perhitungan karbon, dan ketiga, pengembangan kegiatan demonstrasi.
Fajarman menyatakan, dipilihnya Merangin dan Sarolangun menjadi proyek percontohan, tentu ada indikator yang mendasarinya. "Adapun satu dari sekian indikatornya yang paling menonjol, yaitu, hutan-hutan yang ada di Kabupaten Merangin masih banyak dikelola masyarakat. Seperti, hutan adat, hutan desa, dan hutan tanaman rakyat (HTR)," tuturnya.
Tambahnya, melalui pengelolaan seperti ini, secara otomatis, kelestarian hutan akan tetap terjaga, karena masyarakatnya sendiri yang mengolah. "Coba kalau hutan itu milik negara, tentu masyarakat tidak bisa ikut menikmatinya. Sementara, kalau hutan adat dan sejenisnya, masyarakat sendiri yang mengaturnya. Oleh karena itu, melalui program IAFC ini nanti, masyarakat akan dilibatkan. Bentuk bagi hasilnya seperti apa, ini yang akan dibicarakan lebih lanjut," pungkasnya.(and)
Dari Australia
Untuk Kelola Hutan
BANGKO - Merangin dan Sarolangun, akan menjadi kabupaten percontohan di area Sumatera, untuk program pengelolaan hutan. Program tersebut bernama Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP).
Program ini intinya adalah pengelolaan hutan, untuk mengatasi masalah perubahan iklim global (global warming). Selain itu, ke depannya juga untuk program REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation)
"Untuk kesepakatan kerjasama telah ditandatangani oleh presiden RI dan Perdana Menteri Australia. Jadi, untuk wilayah Sumatera, Kabupaten Merangin dan Sarolangun yang mendapatkan program yang dicetuskan pihak Austalia ini," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Merangin, Fajarman
Fajar yang saat dihubungi akan bertolak ke Jakarta terkait program ini, menjelaskan, tahapan kerjasama tersebut saat ini adalah penandatanganan kesepakatan (MoU). MoU tersebut mengenai teknis-teknis di lapangan, bisa juga menyangkut pembagian hasil dari program yang dicanangkan.
"Sudah ada beberapa tahapan yang dilalui. Kali ini adalah pertemuan kelima. Untuk penandatanganan MoU, nantinya akan diwakili Bappenas. Kita daerah hanya menjalankan hasil MoU tersebut," ungkap Fajarman.
Dari kerjasama tersebut, lanjutnya, dua kabupaten ini akan mendapatkan kucuran dana dari Pemerintah Australia. "Dana untuk dua kabupaten ini masing-masing sebesar 30 juta dolar Australia," sebutnya.
Dijelaskan, dana yang diberikan akan digunakan untuk menjalankan program yang mencakup tiga bidang utama. Pertama, pengembangan kebijakan dan peningkatan kapasitas. Kedua, dukungan teknis pemantauan dan perhitungan karbon, dan ketiga, pengembangan kegiatan demonstrasi.
Fajarman menyatakan, dipilihnya Merangin dan Sarolangun menjadi proyek percontohan, tentu ada indikator yang mendasarinya. "Adapun satu dari sekian indikatornya yang paling menonjol, yaitu, hutan-hutan yang ada di Kabupaten Merangin masih banyak dikelola masyarakat. Seperti, hutan adat, hutan desa, dan hutan tanaman rakyat (HTR)," tuturnya.
Tambahnya, melalui pengelolaan seperti ini, secara otomatis, kelestarian hutan akan tetap terjaga, karena masyarakatnya sendiri yang mengolah. "Coba kalau hutan itu milik negara, tentu masyarakat tidak bisa ikut menikmatinya. Sementara, kalau hutan adat dan sejenisnya, masyarakat sendiri yang mengaturnya. Oleh karena itu, melalui program IAFC ini nanti, masyarakat akan dilibatkan. Bentuk bagi hasilnya seperti apa, ini yang akan dibicarakan lebih lanjut," pungkasnya.(and)
Boks
Kondisi SPBU Di Kota Bangko Paska Ditertibkan Tim Gabungan
Antrean SPBU Mulai Sepi, Para Spekulan Tak Bisa Berkutik
Pemerintah Kabupaten Merangin, mulai serius menanggapi kondisi Antrean panjang di SPBU, seakan tak pernah menyerah Tim gabungan bentukan Pemkab terus menertibkan spekulan, usaha tersebut mulai membuahkan hasil. Bagaimana kondisinya saat ini?
ANDI PRIMA PUTRA-Bangko
Operasi penertiban Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU dalam kota bangko mulai berjalan normal, hal in terlihat pada dua hari belakangan, para pengantri yang selama ini dihiasi oleh para spekulan dengan mengunakan motor gede alias motor besar sudah tidak terlihat lagi berjejer banyak. Adanya Tim gabungan dari TNI,Polri dan Instansi terkait lainnya di SPBU juga membuat para spekulan tak bisa berkutik lagi.
Pantauan Radar Sarko kemarin (14/8), Masyarakat yang akan membeli BBM, baik solar atau premium tidak lagi menunggu antrian lama, sekitar lima menit saja, pengantri sudah keluar dari antrean. Hal ini jauh berbeda sebelum adanya operasi penertiban karena membutuhkan waktu 45 menit hingga satu jam untuk mendapatkan premium. Hal yang sama juga terlihat di SPBU Sungai Misang Bangko.
Untuk SPBU Pematang Kandis, ada tiga pompa premium yang dioperasikan. Biasanya, hanya dua pompa. Begitu juga dengan pembagian antrian, motor bebek dan motor besar dibagi dua penjejeran jalur. "Ini untuk mempermudah dan lebih memperlancar lagi, makanya kita pecah untuk motor besar dan kecil," ujar Kasi Migas ESDM Merangin, Ahmad Thaulon saat dibincangi Radar Sarko di SPBU pematang Kandis bangko kemarin.
Tidak hanya Ahmad Toulon, dua kepala dinas leading sektor dari kelancaran BBM Subsidi yakni Kadis ESDM Markoni dan Kadis perindagkop Nasution juga terlihat turun langsung bergabung bersama Tim Gabungan di SPBU pematang Kandis.
Nasution mengaku, walaupun sudah tertib, namun masih ada beberapa spekulan yang masih terindikasi bermain BBM bersubsidi, hal ini terlihat pada sabtu (13/8) pekan lalu, "Saat ke SPBU Sungai Misang kemarin (Sabtu 13/8. red), saya masih mendapati sebuah mobil Carry warna hitam. Di dalam mobil tersebut, ada bak tangki modifikasi. Isinya ditaksir mencapai 1 ton lebih," akunya kepada Radar Sarko, Minggu (14/8).
Ia menceritakan, melihat kondisi tersebut, sempat meminta aparat dari Tim Gabungan untuk menegur. Namun, sepertinya ada rasa takut. Diduga, mobil tangki modifikasi tersebut adalah milik spekulan yang mempunyai bekingan.
"Kalau di SPBU ini (Pematang Kandis) tidak terlalu sulit untuk menertibkannya. Sementara kalau di Sungai Misang, memang butuh kekuatan ekstra, alhamdulillah semoga tertib seperti untuk selamanya, agar kita tidak repot terus mengurusi ini terus," ungkap Nasution.
Lantas bagaimana dengan di pedesaan? Apakah juga sama kondisinya dengan kota bangko saat ini?, menangapi hal ini, Nasution mengatakan, adanya kartu kendali adalah salah satu solusi untuk menertibkan penyaluran BBM Bersubsidi untuk warga pedesaan,” itulah gunanya kartu kendali yang diberikan dan diurus oleh warga saat ini di kantor ESDM,” pungkasnya.(**)
Antrean SPBU Mulai Sepi, Para Spekulan Tak Bisa Berkutik
Pemerintah Kabupaten Merangin, mulai serius menanggapi kondisi Antrean panjang di SPBU, seakan tak pernah menyerah Tim gabungan bentukan Pemkab terus menertibkan spekulan, usaha tersebut mulai membuahkan hasil. Bagaimana kondisinya saat ini?
ANDI PRIMA PUTRA-Bangko
Operasi penertiban Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU dalam kota bangko mulai berjalan normal, hal in terlihat pada dua hari belakangan, para pengantri yang selama ini dihiasi oleh para spekulan dengan mengunakan motor gede alias motor besar sudah tidak terlihat lagi berjejer banyak. Adanya Tim gabungan dari TNI,Polri dan Instansi terkait lainnya di SPBU juga membuat para spekulan tak bisa berkutik lagi.
Pantauan Radar Sarko kemarin (14/8), Masyarakat yang akan membeli BBM, baik solar atau premium tidak lagi menunggu antrian lama, sekitar lima menit saja, pengantri sudah keluar dari antrean. Hal ini jauh berbeda sebelum adanya operasi penertiban karena membutuhkan waktu 45 menit hingga satu jam untuk mendapatkan premium. Hal yang sama juga terlihat di SPBU Sungai Misang Bangko.
Untuk SPBU Pematang Kandis, ada tiga pompa premium yang dioperasikan. Biasanya, hanya dua pompa. Begitu juga dengan pembagian antrian, motor bebek dan motor besar dibagi dua penjejeran jalur. "Ini untuk mempermudah dan lebih memperlancar lagi, makanya kita pecah untuk motor besar dan kecil," ujar Kasi Migas ESDM Merangin, Ahmad Thaulon saat dibincangi Radar Sarko di SPBU pematang Kandis bangko kemarin.
Tidak hanya Ahmad Toulon, dua kepala dinas leading sektor dari kelancaran BBM Subsidi yakni Kadis ESDM Markoni dan Kadis perindagkop Nasution juga terlihat turun langsung bergabung bersama Tim Gabungan di SPBU pematang Kandis.
Nasution mengaku, walaupun sudah tertib, namun masih ada beberapa spekulan yang masih terindikasi bermain BBM bersubsidi, hal ini terlihat pada sabtu (13/8) pekan lalu, "Saat ke SPBU Sungai Misang kemarin (Sabtu 13/8. red), saya masih mendapati sebuah mobil Carry warna hitam. Di dalam mobil tersebut, ada bak tangki modifikasi. Isinya ditaksir mencapai 1 ton lebih," akunya kepada Radar Sarko, Minggu (14/8).
Ia menceritakan, melihat kondisi tersebut, sempat meminta aparat dari Tim Gabungan untuk menegur. Namun, sepertinya ada rasa takut. Diduga, mobil tangki modifikasi tersebut adalah milik spekulan yang mempunyai bekingan.
"Kalau di SPBU ini (Pematang Kandis) tidak terlalu sulit untuk menertibkannya. Sementara kalau di Sungai Misang, memang butuh kekuatan ekstra, alhamdulillah semoga tertib seperti untuk selamanya, agar kita tidak repot terus mengurusi ini terus," ungkap Nasution.
Lantas bagaimana dengan di pedesaan? Apakah juga sama kondisinya dengan kota bangko saat ini?, menangapi hal ini, Nasution mengatakan, adanya kartu kendali adalah salah satu solusi untuk menertibkan penyaluran BBM Bersubsidi untuk warga pedesaan,” itulah gunanya kartu kendali yang diberikan dan diurus oleh warga saat ini di kantor ESDM,” pungkasnya.(**)
BBM
Brimob Tangkap 1 Ton BBM Subsidi
Hasil Razia
di SPBU Sungai Misang
BANGKO - Untuk kesekian kalinya, Polres Merangin menggelar razia BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Dalam razia yang dilaksanakan kemarin (5/8), Polres menurunkan dua regu pasukan Brimob. Hasilnya, sekitar satu ton BBM jenis solar dan premium, berhasil diamankan mereka.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Kabag Ops Kompol Gun Heryadi ditemui diruang kerjanya kemarin mengatakan, sasaran operasi yaitu di SPBU Sungai Misang. Ini dilakukan lantaran pengisian BBM dengan menggunakan jeriken masih terus terjadi.
"Kita memang sengaja menurunkan 20 orang petugas dari Brimob Kompi 2 Pamenang. Aparat yang turun tadi hanya dari Brimob," ujarnya kepada para wartawan saat ditemui di ruang kerjanya.
dijelaskan, dari operasi tersebut, dua regu tim dari Brigadir mobil itu berhasil mengamankan puluhan jeriken berisi premium dan solar. Selain yang tertangkap di SPBU, jeriken yang disita juga ada yang diambil dari para pedagang di kios kaki lima depan SPBU.
"Kalau efektif setiap kios ditelusuri, hasilnya bisa mencapai 1,5 ton lebih. Itu baru sebagian yang kita ambil," katanya.
hasil pantauan Radar Sarko, saat ini ada sekitar 35 jeriken berisi BBM yang dibawa ke Mapolres. Dari 35 jeriken tersebut 14 jeriken di antaranya berisi solar, selebihnya premium. Lima jeriken lagi berisi BBM jenis premium yang diisi setengah.
Sementara itu, usi operasi digelar, sekitar pukul 14.00, di SPBU Sungai Misang tidak terlihat lagi para spekulan atau pedagang eceran yang membawa jeriken. Meski Antrean masih terjadi, namun tidak terlalu padat.
Umumnya para warga yang antrian di SPBU tersebut masih trauma dengan opersi tersebut, buktinya mereka masih membicarakan kondisi saat razia digelar.
Dari pantuan juga, ternyata regulasi memang tidak diterapkan. Pasalnya, para spekulan yang membeli menggunakan mobil, masih dilayani secara penuh tangkinya. Nominalnya berkisar Rp 200 ribuhingga Rp 250 ribu. Jadi ini sudah sangat melebihi regulasi pembelian untuk kendaraan roda empat, yaitu sebanyak 100 ribu. (and)
Hasil Razia
di SPBU Sungai Misang
BANGKO - Untuk kesekian kalinya, Polres Merangin menggelar razia BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Dalam razia yang dilaksanakan kemarin (5/8), Polres menurunkan dua regu pasukan Brimob. Hasilnya, sekitar satu ton BBM jenis solar dan premium, berhasil diamankan mereka.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Kabag Ops Kompol Gun Heryadi ditemui diruang kerjanya kemarin mengatakan, sasaran operasi yaitu di SPBU Sungai Misang. Ini dilakukan lantaran pengisian BBM dengan menggunakan jeriken masih terus terjadi.
"Kita memang sengaja menurunkan 20 orang petugas dari Brimob Kompi 2 Pamenang. Aparat yang turun tadi hanya dari Brimob," ujarnya kepada para wartawan saat ditemui di ruang kerjanya.
dijelaskan, dari operasi tersebut, dua regu tim dari Brigadir mobil itu berhasil mengamankan puluhan jeriken berisi premium dan solar. Selain yang tertangkap di SPBU, jeriken yang disita juga ada yang diambil dari para pedagang di kios kaki lima depan SPBU.
"Kalau efektif setiap kios ditelusuri, hasilnya bisa mencapai 1,5 ton lebih. Itu baru sebagian yang kita ambil," katanya.
hasil pantauan Radar Sarko, saat ini ada sekitar 35 jeriken berisi BBM yang dibawa ke Mapolres. Dari 35 jeriken tersebut 14 jeriken di antaranya berisi solar, selebihnya premium. Lima jeriken lagi berisi BBM jenis premium yang diisi setengah.
Sementara itu, usi operasi digelar, sekitar pukul 14.00, di SPBU Sungai Misang tidak terlihat lagi para spekulan atau pedagang eceran yang membawa jeriken. Meski Antrean masih terjadi, namun tidak terlalu padat.
Umumnya para warga yang antrian di SPBU tersebut masih trauma dengan opersi tersebut, buktinya mereka masih membicarakan kondisi saat razia digelar.
Dari pantuan juga, ternyata regulasi memang tidak diterapkan. Pasalnya, para spekulan yang membeli menggunakan mobil, masih dilayani secara penuh tangkinya. Nominalnya berkisar Rp 200 ribuhingga Rp 250 ribu. Jadi ini sudah sangat melebihi regulasi pembelian untuk kendaraan roda empat, yaitu sebanyak 100 ribu. (and)
Rabu, 08 Juni 2011
Seputar Kriminal Merangin
Satu Jam, Rp 565 Juta Raib
Nasabah BNI dan
Mandiri Jadi
Sasaran Perampokan
BANGKO - Dua kasus perampokan di Bangko membuat uang setengah miliar lebih raib dalam tempo sekitar satu jam di hari yang sama. Uang sebanyak itu digasak perampok di dua tempat berbeda dengan korban berbeda pada Senin (6/6) lalu.
Korban pertama adalah Fahril Bustami (54), toke kopi yang tinggal di Kampung Baru, RT 12/RW 05 Pasar Bawah, Bangko. Dia kehilangan Rp 385 juta yang baru diambilnya dari BNI Cabang Bangko. Ironisnya, perampokan itu terjadi di depan rumahnya sendiri.
Celakanya, selain kerugian materil, Fahril juga disiksa. Kedua lututnya memar setelah tersungkur akibat hantaman batu pada punggungnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Radar Sarko, perampokan itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Dia dirampok sesaat baru sampai di rumah setelah mengambil uang dari BNI Cabang Bangko. Usai merampok, pelaku langsung kabur ke arah Pasar Bawah.
“Saya langsung telepon polisi, dan disuruh membuat laporan,” sebutnya kemarin. Hingga berita ini diturunkan, pelaku belum berhasil ditangkap. Aparat Polres Merangin masih mengembangkan kasus ini untuk mencari keberadaan pelaku.
Sedangkan korban kedua kasus perampokan pada hari itu adalah Suharjo, nasabah Bank Mandiri Cabang Bangko. Dia dirampok sekitar satu jam setelah perampokan di Pasar Bawah. Peristiwa kedua ini terjadi di depan rumah rekan kerjanya di Jalan Sapta Marga, Kelurahan Pematang Kandis, Bangko.
Dari tangan Suharjo, perampok menyikat uang Rp 180 juta. Beruntung, manajer perusahaan developer Perumahan Madinah Asri, Talang Kawo itu tidak sampai dianiaya oleh kawanan perampok.
Sebelum kejadin, Suharjo bersama mitra kerjanya, Markoni, baru saja mencairkan uang dari Bank Mandiri Cabang Bangko sebesar Rp 200 juta. Uang tersebut rencananya untuk membayar gaji karyawan Perumahan Griya Madinah Asri dan biaya instalasi listrik.
“Dari dua ratus juta tersebut, Bapak (Markoni, Red) menyuruh saya menitipkan uang Rp 20 juta kepada istrinya,” ujar Suharjo kepada Radar Sarko kemarin (7/6).
Sebelum menuju rumah Markoni, mereka menuju kantor Dinas ESDM Merangin. “Bapak minta antar ke kantor, setelah itu baru saya berangkat ke rumahnya di Jalan Sapta Marga,” bebernya.
Saat berada di rumah Markoni itulah perampok beraksi. Saat itu, Suharjo turun dan masuk rumah untuk mengantarkan uang. “Rp 20 juta saya titipkan ke istri Bapak. Sementara Rp 180 juta lagi saya taruh di dalam mobil,” jelasnya.
Perampokan baru diketahui Suharjo setelah dia hendak pulang. Saat menuju keluar rumah, dia melihat dua pintu mobil sudah terbuka. “Jantung saya langsung berdebar. Ternyata benar, uang yang Rp 180 juta di jok tengah tidak ada lagi,” katanya. Lima pak rokok merek Rawit untuk karyawannya juga ikut dibawa kabur.
Panik atas kejadian itu, Suharjo menelpon Markoni. Bersama Kadis ESDM Merangin itu dia mendatangi Mapolres Merangin. “Semua saya serahkan pada aparat, mudah-mudahan pelakuknya cepat terungkap,” pungkasnya.(and)
Melawan, Fahril
Dihajar sampai
Tersungkur
SAAT dirampok, Fahril Bustami, warga Pasar Bawah Bangko, sempat memberikan perlawanan. Namun, dia malah menjadi sasaran keganasan sang perampok. “Salah seorang perampok memukul saya dari belakang dengan memakai batu, saya tersungkur ke tanah,” kata Fahril kemarin (7/6).
Dia mengisahkan, sore sebelum kejadian dia dan istrinya, Ratna Wilis (45), pergi BNI Cabang Bangko untuk menarik uang yang akan dikirim ke rekan kerjanya, Asun, di Sungaitebal, Jangkat. Uang itu selanjutnya akan dipakai Asun untuk membeli kopi kepada petani.
Setelah mencairkan uang, mereka lalu pulang dengan mobil Escudo B 1322 NQ miliknya. Rupanya itu, menjadi hari nahas baginya. Perampok diduga sudah mengintainya terlebih dahulu. Sebab, begitu sampai di depan rumah, dia sudah ditunggu kawasan perampok tersebut.
“Istri saya keluar mobil duluan dan berjalan menuju rumah. Sementara saya masih disamping mobil membawa uang yang dibungkus tas,” terangnya.
Hanya beberapa menit istrinya keluar dari mobil, tiba-tiba kawanan perampok yang berjumlah empat orang itu langsung merampas tas yang berisikan uang Rp 385 juta dari tangannya. Terang saja, Fahril kaget. Spontan dia menarik tas itu ke dadanya.
Tak ingin buruannya lepas, pelaku juga berusaha menarik tas tersebut. Aksi saling tarik pun terjadi. Saat itulah dia dipukul dengan batu sampai tersungkur.
Lalu, dengan mudah tas di genggaman Fahril diambil perampok sambil beberapa kali melepaskan tendangan. Usai itu, para begundal tersebut langsung melarikan diri.
Fahril yang memang hampir setiap hari mencairkan uang ke BNI tidak menyangka bakal mendapat musibah tersebut. “Bahkan sehari sebelum ini saya baru saja mengambil uang Rp 800 juta. Selama ini tidak ada yang mencurigakan dan mengetahuinya,” ujar Fahril.(and)
Nasabah BNI dan
Mandiri Jadi
Sasaran Perampokan
BANGKO - Dua kasus perampokan di Bangko membuat uang setengah miliar lebih raib dalam tempo sekitar satu jam di hari yang sama. Uang sebanyak itu digasak perampok di dua tempat berbeda dengan korban berbeda pada Senin (6/6) lalu.
Korban pertama adalah Fahril Bustami (54), toke kopi yang tinggal di Kampung Baru, RT 12/RW 05 Pasar Bawah, Bangko. Dia kehilangan Rp 385 juta yang baru diambilnya dari BNI Cabang Bangko. Ironisnya, perampokan itu terjadi di depan rumahnya sendiri.
Celakanya, selain kerugian materil, Fahril juga disiksa. Kedua lututnya memar setelah tersungkur akibat hantaman batu pada punggungnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Radar Sarko, perampokan itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Dia dirampok sesaat baru sampai di rumah setelah mengambil uang dari BNI Cabang Bangko. Usai merampok, pelaku langsung kabur ke arah Pasar Bawah.
“Saya langsung telepon polisi, dan disuruh membuat laporan,” sebutnya kemarin. Hingga berita ini diturunkan, pelaku belum berhasil ditangkap. Aparat Polres Merangin masih mengembangkan kasus ini untuk mencari keberadaan pelaku.
Sedangkan korban kedua kasus perampokan pada hari itu adalah Suharjo, nasabah Bank Mandiri Cabang Bangko. Dia dirampok sekitar satu jam setelah perampokan di Pasar Bawah. Peristiwa kedua ini terjadi di depan rumah rekan kerjanya di Jalan Sapta Marga, Kelurahan Pematang Kandis, Bangko.
Dari tangan Suharjo, perampok menyikat uang Rp 180 juta. Beruntung, manajer perusahaan developer Perumahan Madinah Asri, Talang Kawo itu tidak sampai dianiaya oleh kawanan perampok.
Sebelum kejadin, Suharjo bersama mitra kerjanya, Markoni, baru saja mencairkan uang dari Bank Mandiri Cabang Bangko sebesar Rp 200 juta. Uang tersebut rencananya untuk membayar gaji karyawan Perumahan Griya Madinah Asri dan biaya instalasi listrik.
“Dari dua ratus juta tersebut, Bapak (Markoni, Red) menyuruh saya menitipkan uang Rp 20 juta kepada istrinya,” ujar Suharjo kepada Radar Sarko kemarin (7/6).
Sebelum menuju rumah Markoni, mereka menuju kantor Dinas ESDM Merangin. “Bapak minta antar ke kantor, setelah itu baru saya berangkat ke rumahnya di Jalan Sapta Marga,” bebernya.
Saat berada di rumah Markoni itulah perampok beraksi. Saat itu, Suharjo turun dan masuk rumah untuk mengantarkan uang. “Rp 20 juta saya titipkan ke istri Bapak. Sementara Rp 180 juta lagi saya taruh di dalam mobil,” jelasnya.
Perampokan baru diketahui Suharjo setelah dia hendak pulang. Saat menuju keluar rumah, dia melihat dua pintu mobil sudah terbuka. “Jantung saya langsung berdebar. Ternyata benar, uang yang Rp 180 juta di jok tengah tidak ada lagi,” katanya. Lima pak rokok merek Rawit untuk karyawannya juga ikut dibawa kabur.
Panik atas kejadian itu, Suharjo menelpon Markoni. Bersama Kadis ESDM Merangin itu dia mendatangi Mapolres Merangin. “Semua saya serahkan pada aparat, mudah-mudahan pelakuknya cepat terungkap,” pungkasnya.(and)
Melawan, Fahril
Dihajar sampai
Tersungkur
SAAT dirampok, Fahril Bustami, warga Pasar Bawah Bangko, sempat memberikan perlawanan. Namun, dia malah menjadi sasaran keganasan sang perampok. “Salah seorang perampok memukul saya dari belakang dengan memakai batu, saya tersungkur ke tanah,” kata Fahril kemarin (7/6).
Dia mengisahkan, sore sebelum kejadian dia dan istrinya, Ratna Wilis (45), pergi BNI Cabang Bangko untuk menarik uang yang akan dikirim ke rekan kerjanya, Asun, di Sungaitebal, Jangkat. Uang itu selanjutnya akan dipakai Asun untuk membeli kopi kepada petani.
Setelah mencairkan uang, mereka lalu pulang dengan mobil Escudo B 1322 NQ miliknya. Rupanya itu, menjadi hari nahas baginya. Perampok diduga sudah mengintainya terlebih dahulu. Sebab, begitu sampai di depan rumah, dia sudah ditunggu kawasan perampok tersebut.
“Istri saya keluar mobil duluan dan berjalan menuju rumah. Sementara saya masih disamping mobil membawa uang yang dibungkus tas,” terangnya.
Hanya beberapa menit istrinya keluar dari mobil, tiba-tiba kawanan perampok yang berjumlah empat orang itu langsung merampas tas yang berisikan uang Rp 385 juta dari tangannya. Terang saja, Fahril kaget. Spontan dia menarik tas itu ke dadanya.
Tak ingin buruannya lepas, pelaku juga berusaha menarik tas tersebut. Aksi saling tarik pun terjadi. Saat itulah dia dipukul dengan batu sampai tersungkur.
Lalu, dengan mudah tas di genggaman Fahril diambil perampok sambil beberapa kali melepaskan tendangan. Usai itu, para begundal tersebut langsung melarikan diri.
Fahril yang memang hampir setiap hari mencairkan uang ke BNI tidak menyangka bakal mendapat musibah tersebut. “Bahkan sehari sebelum ini saya baru saja mengambil uang Rp 800 juta. Selama ini tidak ada yang mencurigakan dan mengetahuinya,” ujar Fahril.(and)
Langganan:
Postingan (Atom)