hari ini rabu (7/12) aku kembali membuat diriku sindiri kesal, bagaimana tidak, apa yang aku giring dan aku beritakan beberapa waktu yang lalu tak ada artinya saat eksekusi Mardiantoro tak bisa ku liput.
hanya satu kata yang bisa aku ungkapkan "HUHHHH"aku kebobolan lagi???????
ditambah dengan berita Penipuan berkedok SMS Nomornya tak aku dapatkan,,,betapa lemahnya data yang aku miliki,,,,tapi,,,biarlah,,waktu tak akan bisa diputar kembali,,,cukup bagiku berleha-leha,,kedepan aku harus lebih gesit dari saat ini.
disisi lain,semua kesalahan yang aku buat hari ini juga disebabkan atas ketidak sengajaanku,,hanya gara-gara aku berangkat ke Desa bedeng rejo untuk meliput suatu yang sebenarnya tidak terlalu penting,,,,hanya penemuan Bunga Langka Replesia saja aku membuat kesalahan Fatal.......................
kini aku hanya bisa meminta maaf terhadap diriku sendiri,,,tak ada yang bisa disalahkan selain dirisendiri,,,,,,,,,,maaf,,,maaf,,,,,,,,,,,,
Rabu, 08 Desember 2010
Kamis, 02 Desember 2010
Sebuah Cerita Untuk Dihayati
Sebuah cerita yang sangat haru,,,bagus untuk dibaca dan dihayati
dikutif dari sebuah cerita
nyata didaerah Irlandia Utara
Jangan Benci Aku Maa,,,
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!” Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu.
Siapa namamu anak manis?”
“Nama saya Elic, Tante.”
“Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric…
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
“Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangissaya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric… Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah.
Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir
dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…?
Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…” Saya menjerit histeris membaca surat itu.
“Bu, tolong katakan… katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Nyonya,dosa anda tidak terampuni!”
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara)
dikutif dari sebuah cerita
nyata didaerah Irlandia Utara
Jangan Benci Aku Maa,,,
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!” Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu.
Siapa namamu anak manis?”
“Nama saya Elic, Tante.”
“Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric…
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
“Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangissaya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric… Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah.
Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir
dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…?
Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…” Saya menjerit histeris membaca surat itu.
“Bu, tolong katakan… katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Nyonya,dosa anda tidak terampuni!”
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara)
Jumat, 26 November 2010
merangin dalam berita
Cerita Para Jamaah Haji Asal Merangin Saat Di Makkah
Banyak Kejadian Berkesan, Ingin Kembali Lagi Ketanah Suci
Setelah melaksanakan rukuk haji di tanah suci, Jamaah Haji Asal Merangin kemarin (26/11) Pagi tiba di Bumi Tali Undang Tambang Teliti.
Kepulangan mereka sudah dinanti oleh ribuan warga Masyarakat Merangin. Bagaimana pengalaman mereka di tanah suci.
ANDI PRIMA PUTRA, Bangko
Senyum bahagia mengembang dari bibir para Jemaah Haji Asal Merangin ini, kemarin (16/11) sekitar pukul 09.00 WIB mobil yang membawa mereka tiba di depan Kantor Bupati Merangin.
Ribuan keluarga para jamaah langsung menyambut kedatangan para jamaah, tak ketinggalan, Bupati Merangin H Nalim, Sekda Khafied Moein dan beberapa pejabat teras Merangin juga turut hadir dalam acara penyambutan tersebut.
Berbagai aktifitas saling salam menyalami mewarnai kedatanga Jemaah, mereka juga terlihat sibuk membawa barang bawaan yang telah dibeli dari tanah suci.
Radar Sako, mencoba menghampiri salah seorang diantara jamaah yang belakangan diketahui bernama Sarinah (62), warga Rantau Limau Manis Kecamatan Tabir Ilir.
Sambil tersenyum bahagia, cerita menarik dan berkesan keluar dari mulut Hj Sarinah.”Wah, saya sangat bahagia saat berada disana (Makkah), jika punya kesempatan saya ingin kembali lagi kesana,”ujarnya.
Apalagi jika teringat saat-saat berada di dalam Masjidil Harram, semua permasalahan yang ada hilang dari pikiran.”Saya pasrahkan diri saat beribadah disana, dan itu sangat nikmat rasanya”jelasnya.
Sarinah mengaku berangkat ke tanah suci tanpa didampingi Suami.”Suami saya talah meninggal jadi saya berangkat seorang diri,”sebutnya.
Ungkapan yang sama juga dikatakan Al Maidah, warga asal Tabir ini mengutarakan pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya.”Jika memiliki kesempatan saya pasti akan ke sana lagi, namun jika tidak perjalanan ke tanah suci ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata,”tuturnya.
Saat ditanya bagaimana pelayanan yang diberikan panitia Haji kali ini, Al Maidah mengaku sangat puas.”Kami tidak pernah kekurangan makanan, mereka (Panitia Haji) sangat memperhatikan keperluan kami,”ujarnya.
Saat disinggung apa saja yang dibawa dari tanah suci, Al maidah terlihat tersenyum.”Ada kurma, dan berbagai pernak-pernik untuk dibagikan kepada sanak saudara, ini ada juga air Zam-Zam,” kata Almaidah sambil menunjukan barang bawaannya.
Usai wawancara, mereka lalu meminta izin untuk berangkat pulang kerumahnya dengan didampingi beberapa keluarga yang sengaja datang menjemput kedatangan mereka.(**)
Antrian Panjang Kendaraan Warnai SPBU Bangko
Pihak SPBU Akui
Pasokan Berkurang
BANGKO – Antrian panjang kendaraan Roda Empat (R4), maupun Roda Dua (R2), kembali mewarnai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pusat Kota Bangko, sejak beberapa hari terakhir. Kuat dugaan, antrian panjang kendaraan yang tak jarang tumpah ke badan jalan tersebut, akibat berkurangnya pasokan BBM jenis premium di SPBU bernomor 24.737.26.
“ Minyak premium susah nian sekarang di dapat di Kota Bangko ini pak. Saya sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Antri kendaraan lebih dari dua jam, terkadang terpaksa kita lakoni, untuk mendapatkan pasokan minyak premium di SPBU ini ,” kata Muridin (41), warga Kota Bangko kemarin.
Ironsinya lanjut Muridin, tak jarang saat sedang antri panjang, secara mendadak premium habis .“ Sudah antri panjang, eh saat sudah dekat giliran kita yang akan isi bahan bakar, tiba tiba petugas SPBU sebut premium putus. Wah kan kesal kita jadinya ,” keluhnya.
Hal yang sama juga dituturkan Dedi Herlambang (39) yang tak lain PNS yang bertugas di Diskoperindag Merangin. Selain BBM jenis premium sulit didapat sejak 4 hari belakangan di SPBU Bangko, juga kritikan tajam dilontarkan Dedi terhadap petugas keamanan yang berjaga di SPBU setempat, lantaran tidak mampu bersikap tegas saat melakukan penjagaan di SPBU .
” Tak jarang diselah antrian panjang, ada saja yang menyalip dari antrian. Dan sayangnya petugas kemanan yang berjaga di SPBU tersebut, justru terlihat cuek dan membiarkan oknum yang menyalip dari antrian mengisi lebih dulu BBM . Jangan mentang mentang oknum aparat lalu seenaknya saja, menyalip warga yang sudah lama antri ,” sebutnya.
Sementara itu, Munari Manager SPBU Kota Bangko, ketika dikonfirmasi membenarkan, jika sejak 4 hari yang lalu pasokan BBM khusus premium memang berkurang dari sebelumnya. Informasi terakhir yang kita terima dari petugas suplay minyak lanjut Munari, berkurangnya suplai minyak ke SPBU Kota Bangko, sejak beberapa hari terakhir, lantaran Armada pengangkut minyak yang berkurang lantaran banyak yang rusak.
”Sehingga sejak empat hari terakhir, pasokan BBM jenis premium hanya diantar sebanyak 30 Ribu liter perhari, dari sebelumnya 40 ribu per liter per hari . Sedangkan untuk pasokan BBM jenis Solar, tetap stabil dengan jumlah pasokan 20 ribu liter per hari,” jelasnya.
Sementara terkait kritikan tidak tegasnya petugas SPBU, akan disikapi pihaknya.” Ya, akan saya sikapi lah, kritikanya,” pungkas Munari. (and)
Supir Tewas Saat Nyetir
Diduga Jantungan,
Nyungsep ke Asrama Tentara
BANGKO - Diduga karena jantungan, seorang sopir truk, A Rahman (49), kejang-kejang lalu meninggal dunia saat sedang mengemudi, kemarin (25/11). Mobilnya oleng lalu menabrak pagar dan nyungsep ke Asrama Asrama Koramil Bangko. Di kantong celananya ditemukan sisa obat jantung yang diduga baru dikonsumsinya.
Informasi yang berhasil dihimpun Radar Sarko, sebelum kecelakaan Rahman mampir di RM Kawan Lamo, dekat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bangko. Truk BG 8999 SA yang dikemudikan warga Jalan Naskah II RT 15 RW 02, Sukarami, Palembang, Sumsel, ini berisi beras yang hendak dibongkar
Dari rumah makan itu, sekitar pukul 11.00, Rahman lalu mengarahkan truk ke Swalayan Melati, tempat beras akan dibongkar. “Saya dan Sumarno mengiringi dari belakang,” ungkap Busro, kuli angkut yang rencananya akan membongkar isi truk tersebut kepada Radar Sarko kemarin.
Sesampainya di kawasan Dusun Bangko, truk berisi beras dari Palembang itu terlihat berjalan tanpa kendali. ”Mobilnya belok ke kiri dan ke kanan, makanya saya klakson terus, tapi tak digubris. Akhirnya truk nyungsep ke trotoar,” ujarnya.
Tak hanya itu, pagar Asrama Koramil yang terletak di Km 01 Jalan Lintas Sumatera di Dusun Bangko ikut digasaknya. Busro dan Sumarno bergegas mendatangi kendaraan. Dia mendapati Rahman kejang-kejang. “Kami membawanya ke rumah sakit, tetapi tak tertolong juga,” kata Busro.
Devi, dokter di RS Kol Abunjani, menduga Rahman tewas karena penyakit jantung. “Kami temukan obat merek Cedocard 5 (obat jantung, Red) di kantong celananya. Ada empat butir obat, tiga di antaranya telah dimakan,” ujarnya.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Kasat Lantas AKP JH Sihombing membenarkan adanya kecelakaan ini. “Korban masih di RS Kol Abundjani Bangko menjelang keluarganya berhasil kita hubungi,” katanya.(and)
Lagi, Kayu tanpa Dokumen Diamankan
BANGKO - Jajaran Reskrim Polres Merangin kembali mengamankan ratusan keping kayu tanpa dokumen. Kayu yang diangkut dengan truk BG 4287 ME oleh Toto Suratno (27), warga Desa Pinang Merah, Kecamatan Pamenang Barat, diamankan di Desa Langling, Bangko, Rabu (25/11), sekitar pukul 15.30.
Informasi yang berhail diperoleh Radar Sarko terungkapnya kasus kepemilikan kayu tanpa dokumen ini setelah aparat mendapat info dari warga. Diketahui, truk pengangkut kayu tanpa dokumen itu sering beroperasi dalam wilayah desa itu.
Dari info tersebut, pada Rabu (25/11), aparat mendatangi TKP untuk mengecek kebenaran info tersebut. Sekitar pukul 13.30 WIB, truk BG 4287 ME kedapatan membawa kayu tanpa dokumen resmi.
Setelah diperiksa diketahui ada sebanyak 170 keping papan ukuran 2x20x400 cm dan 150 keping kasau 57 cm di dalam bak truk. Bersama barang bukti, Toto langsung diamankan di Mapolres Merangin guna penyelidikan lebih lanjut.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas UJi Nugroho melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Data (PPID) Polres Merangin Aiptu Dasmuni membenarkan adanya tangkapan ini.
“Kita akan terus mengembangkan kasus ini. Pelaku dan barang bukti (BB) sudah kita amankan di Mapolres Merangin,” pungkasnya.(and)
Belasan Kubik Kayu Diamankan
Polisi Belum Berikan
Keterangan Resmi
BANGKO - Belasan kubik kayu diamankan di Mapolres Merangin sejak Senin (22/11) lalu. Kayu yang disinyalir diamankan oleh aparat Reskrim dan Brimob Polda Jambi tersebut diduga diambil secara ilegal dari kawasan Rimbo Dendang, hutan adat di Desa Limbur, Kecamatan Pamenang Barat, Merangin.
Namun, pejabat Polres Merangin belum bersedia memberikan keterangan resmi. Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho SIK yang dihubungi Radar Sarko via short message services (SMS) kemarin (24/11) mengaku belum mendapat laporan dari bawahannya. “Langsung saja ke Kasat Reskrim,” lanjutnya.
Hanya saja, Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Muklisin pun belum bersedia memberikan keterangan resmi. Belasan kubik kayu tersebut kemarin tampak di-police line di halaman Mapolres.
Informasi yang dihimpun Radar Sarko, selain mengamankan kayu tersebut pada Sabtu (20/11), sekitar pukul 17.00, tim gabungan juga menahan tiga orang yang diduga penebang kayu secara ilegal itu.
Aris (35), warga Limbur Merangin, saksi mata penangkapan ketiga orang tersebut, menuturkan bahwa satu di antaranya adalah warga Desa limbur. Sedangkan dua lainnya adalah pendatang yang dipekerjakan untuk menggesek. Warga Desa Limbur itu diketahui bernama Ridwan.
“Operasi perambahan hutan itu berlangsung singkat. Anggota Polda yang berjumlah dua truk bak tertutup langsung menyusuri kawasan Rimbo Dendang. Tiga orang yang sedang menggesek kayu itu langsung diringkus,” tutur Aris.
Beredar kabar, aksi perambahan hutan tersebut dibekingi salah seorang oknum perwira polisi bernisial Ra. Ketika dikonfirmasi, Ra yang dihububungi via ponselnya tadi malam membantah keras.
“Saya tidak membekingi hal tersebut,” bantahnya. Dia hanya mengaku membantu mengurus kelengkapan dokumen pengambilan kayu milik seseorang bernama Hamdi Kurniah. Hamdi diduga bos Ridwan dan rekan-rekannya yang kini ditahan di Mapolsek Bangko.
Menurut Ra, dokumen yang diurus itu adalah untuk kayu yang dibeli ke negara senilai Rp 4 juta lebih, untuk 50 kubik kayu. Namun, katanya, petugas kehutanan bernama Gatot terlambat mengeluarkan dokumen.
“Sehingga kayu tersebut diangkut lebih dulu oleh aparat. Kalau kwitansi pembayaran uang atas dokumen kayu tersebut sudah ada di tangan saya,” ujarnya. Katanya, kayu campuran yang diamankan di Mapolres Merangin tersebut tercatat sebanyak 15 kubik.
Masyarakat Desa Limbur berharap kasus perambahan Rimbo Dendang diusut tuntas sampai akar-akarnya, termasuk oknum yang membekingi. “Agar nantinyo hutan adat kami selamat dari penjarahan,” ujar Aris mewakili warga Limbur.(ari/and)
Maling, Pelajar SMP dan SMK Ditangkap
Beraksi di Kawasan Pasar Malam
BANGKO - Dua pelajar SMP dan SMK sekitar pukul 19.00 tadi malam (24/11) nyaris dihajar massa karena tertangkap mencuri. Mereka beraksi di kawasan Pasar Malam Bangko (bekas terminal). Sasaran mereka adalah onderdil sepeda motor.
Lolos dari pengeroyokan, mereka dijebloskan ke hotel prodeo alias sel tahanan Mapolres Merangin. Sampai berita ini ditulis, keduanya masih diperiksa intensif. Kedua pelajar itu diketahui berinisial Rm (14), warga Kebun Sayur, Dusun Bangko, dan Jk (17), warga Sungai Mas, Pasar Atas Bangko.
Ironisnya, Rm adalah pelajaar salah satu MTs, sedangkan Jk siswa salah satu SMK Teknik di Bangko. Rm mengaku bersama Jk ia terlebih dulu menyiapkan peralatan seperti obeng sebelum berangkat ke Pasar Malam. “Kami merencanakannya berdua,” kata Rm kepada polisi.
Mereka sempat menggasak onderdil salah satu sepeda motor Mio. “Dengan obeng itu kami membuka stabil yang dipasang di setang motor,” ungkap pelajar kelas II ini.
Nahasnya, aksi mereka ketahuan warga. Sontak keduanya melarikan diri dengan sepeda motor. Kejar-kejaran dengan warga tak terelakkan.
Namun, Rm dan Jk harus bertekuk lutut karena sepeda motor mereka terjatuh di depan SD 1 Bangko di Pasar Atas, jalur arah Kerinci.
Sebelum diamuk warga yang emosional, Tim Buser Polres Merangin sudah tiba di lokasi penangkapan. Kedua pemuda tersebut langung diamankan. “Mereka masih diperiksa dan didalami dulu,” kata seorang petugas piket di Mapolres Merangin tadi malam.(and)
Banyak Kejadian Berkesan, Ingin Kembali Lagi Ketanah Suci
Setelah melaksanakan rukuk haji di tanah suci, Jamaah Haji Asal Merangin kemarin (26/11) Pagi tiba di Bumi Tali Undang Tambang Teliti.
Kepulangan mereka sudah dinanti oleh ribuan warga Masyarakat Merangin. Bagaimana pengalaman mereka di tanah suci.
ANDI PRIMA PUTRA, Bangko
Senyum bahagia mengembang dari bibir para Jemaah Haji Asal Merangin ini, kemarin (16/11) sekitar pukul 09.00 WIB mobil yang membawa mereka tiba di depan Kantor Bupati Merangin.
Ribuan keluarga para jamaah langsung menyambut kedatangan para jamaah, tak ketinggalan, Bupati Merangin H Nalim, Sekda Khafied Moein dan beberapa pejabat teras Merangin juga turut hadir dalam acara penyambutan tersebut.
Berbagai aktifitas saling salam menyalami mewarnai kedatanga Jemaah, mereka juga terlihat sibuk membawa barang bawaan yang telah dibeli dari tanah suci.
Radar Sako, mencoba menghampiri salah seorang diantara jamaah yang belakangan diketahui bernama Sarinah (62), warga Rantau Limau Manis Kecamatan Tabir Ilir.
Sambil tersenyum bahagia, cerita menarik dan berkesan keluar dari mulut Hj Sarinah.”Wah, saya sangat bahagia saat berada disana (Makkah), jika punya kesempatan saya ingin kembali lagi kesana,”ujarnya.
Apalagi jika teringat saat-saat berada di dalam Masjidil Harram, semua permasalahan yang ada hilang dari pikiran.”Saya pasrahkan diri saat beribadah disana, dan itu sangat nikmat rasanya”jelasnya.
Sarinah mengaku berangkat ke tanah suci tanpa didampingi Suami.”Suami saya talah meninggal jadi saya berangkat seorang diri,”sebutnya.
Ungkapan yang sama juga dikatakan Al Maidah, warga asal Tabir ini mengutarakan pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya.”Jika memiliki kesempatan saya pasti akan ke sana lagi, namun jika tidak perjalanan ke tanah suci ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata,”tuturnya.
Saat ditanya bagaimana pelayanan yang diberikan panitia Haji kali ini, Al Maidah mengaku sangat puas.”Kami tidak pernah kekurangan makanan, mereka (Panitia Haji) sangat memperhatikan keperluan kami,”ujarnya.
Saat disinggung apa saja yang dibawa dari tanah suci, Al maidah terlihat tersenyum.”Ada kurma, dan berbagai pernak-pernik untuk dibagikan kepada sanak saudara, ini ada juga air Zam-Zam,” kata Almaidah sambil menunjukan barang bawaannya.
Usai wawancara, mereka lalu meminta izin untuk berangkat pulang kerumahnya dengan didampingi beberapa keluarga yang sengaja datang menjemput kedatangan mereka.(**)
Antrian Panjang Kendaraan Warnai SPBU Bangko
Pihak SPBU Akui
Pasokan Berkurang
BANGKO – Antrian panjang kendaraan Roda Empat (R4), maupun Roda Dua (R2), kembali mewarnai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pusat Kota Bangko, sejak beberapa hari terakhir. Kuat dugaan, antrian panjang kendaraan yang tak jarang tumpah ke badan jalan tersebut, akibat berkurangnya pasokan BBM jenis premium di SPBU bernomor 24.737.26.
“ Minyak premium susah nian sekarang di dapat di Kota Bangko ini pak. Saya sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Antri kendaraan lebih dari dua jam, terkadang terpaksa kita lakoni, untuk mendapatkan pasokan minyak premium di SPBU ini ,” kata Muridin (41), warga Kota Bangko kemarin.
Ironsinya lanjut Muridin, tak jarang saat sedang antri panjang, secara mendadak premium habis .“ Sudah antri panjang, eh saat sudah dekat giliran kita yang akan isi bahan bakar, tiba tiba petugas SPBU sebut premium putus. Wah kan kesal kita jadinya ,” keluhnya.
Hal yang sama juga dituturkan Dedi Herlambang (39) yang tak lain PNS yang bertugas di Diskoperindag Merangin. Selain BBM jenis premium sulit didapat sejak 4 hari belakangan di SPBU Bangko, juga kritikan tajam dilontarkan Dedi terhadap petugas keamanan yang berjaga di SPBU setempat, lantaran tidak mampu bersikap tegas saat melakukan penjagaan di SPBU .
” Tak jarang diselah antrian panjang, ada saja yang menyalip dari antrian. Dan sayangnya petugas kemanan yang berjaga di SPBU tersebut, justru terlihat cuek dan membiarkan oknum yang menyalip dari antrian mengisi lebih dulu BBM . Jangan mentang mentang oknum aparat lalu seenaknya saja, menyalip warga yang sudah lama antri ,” sebutnya.
Sementara itu, Munari Manager SPBU Kota Bangko, ketika dikonfirmasi membenarkan, jika sejak 4 hari yang lalu pasokan BBM khusus premium memang berkurang dari sebelumnya. Informasi terakhir yang kita terima dari petugas suplay minyak lanjut Munari, berkurangnya suplai minyak ke SPBU Kota Bangko, sejak beberapa hari terakhir, lantaran Armada pengangkut minyak yang berkurang lantaran banyak yang rusak.
”Sehingga sejak empat hari terakhir, pasokan BBM jenis premium hanya diantar sebanyak 30 Ribu liter perhari, dari sebelumnya 40 ribu per liter per hari . Sedangkan untuk pasokan BBM jenis Solar, tetap stabil dengan jumlah pasokan 20 ribu liter per hari,” jelasnya.
Sementara terkait kritikan tidak tegasnya petugas SPBU, akan disikapi pihaknya.” Ya, akan saya sikapi lah, kritikanya,” pungkas Munari. (and)
Supir Tewas Saat Nyetir
Diduga Jantungan,
Nyungsep ke Asrama Tentara
BANGKO - Diduga karena jantungan, seorang sopir truk, A Rahman (49), kejang-kejang lalu meninggal dunia saat sedang mengemudi, kemarin (25/11). Mobilnya oleng lalu menabrak pagar dan nyungsep ke Asrama Asrama Koramil Bangko. Di kantong celananya ditemukan sisa obat jantung yang diduga baru dikonsumsinya.
Informasi yang berhasil dihimpun Radar Sarko, sebelum kecelakaan Rahman mampir di RM Kawan Lamo, dekat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bangko. Truk BG 8999 SA yang dikemudikan warga Jalan Naskah II RT 15 RW 02, Sukarami, Palembang, Sumsel, ini berisi beras yang hendak dibongkar
Dari rumah makan itu, sekitar pukul 11.00, Rahman lalu mengarahkan truk ke Swalayan Melati, tempat beras akan dibongkar. “Saya dan Sumarno mengiringi dari belakang,” ungkap Busro, kuli angkut yang rencananya akan membongkar isi truk tersebut kepada Radar Sarko kemarin.
Sesampainya di kawasan Dusun Bangko, truk berisi beras dari Palembang itu terlihat berjalan tanpa kendali. ”Mobilnya belok ke kiri dan ke kanan, makanya saya klakson terus, tapi tak digubris. Akhirnya truk nyungsep ke trotoar,” ujarnya.
Tak hanya itu, pagar Asrama Koramil yang terletak di Km 01 Jalan Lintas Sumatera di Dusun Bangko ikut digasaknya. Busro dan Sumarno bergegas mendatangi kendaraan. Dia mendapati Rahman kejang-kejang. “Kami membawanya ke rumah sakit, tetapi tak tertolong juga,” kata Busro.
Devi, dokter di RS Kol Abunjani, menduga Rahman tewas karena penyakit jantung. “Kami temukan obat merek Cedocard 5 (obat jantung, Red) di kantong celananya. Ada empat butir obat, tiga di antaranya telah dimakan,” ujarnya.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Kasat Lantas AKP JH Sihombing membenarkan adanya kecelakaan ini. “Korban masih di RS Kol Abundjani Bangko menjelang keluarganya berhasil kita hubungi,” katanya.(and)
Lagi, Kayu tanpa Dokumen Diamankan
BANGKO - Jajaran Reskrim Polres Merangin kembali mengamankan ratusan keping kayu tanpa dokumen. Kayu yang diangkut dengan truk BG 4287 ME oleh Toto Suratno (27), warga Desa Pinang Merah, Kecamatan Pamenang Barat, diamankan di Desa Langling, Bangko, Rabu (25/11), sekitar pukul 15.30.
Informasi yang berhail diperoleh Radar Sarko terungkapnya kasus kepemilikan kayu tanpa dokumen ini setelah aparat mendapat info dari warga. Diketahui, truk pengangkut kayu tanpa dokumen itu sering beroperasi dalam wilayah desa itu.
Dari info tersebut, pada Rabu (25/11), aparat mendatangi TKP untuk mengecek kebenaran info tersebut. Sekitar pukul 13.30 WIB, truk BG 4287 ME kedapatan membawa kayu tanpa dokumen resmi.
Setelah diperiksa diketahui ada sebanyak 170 keping papan ukuran 2x20x400 cm dan 150 keping kasau 57 cm di dalam bak truk. Bersama barang bukti, Toto langsung diamankan di Mapolres Merangin guna penyelidikan lebih lanjut.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas UJi Nugroho melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Data (PPID) Polres Merangin Aiptu Dasmuni membenarkan adanya tangkapan ini.
“Kita akan terus mengembangkan kasus ini. Pelaku dan barang bukti (BB) sudah kita amankan di Mapolres Merangin,” pungkasnya.(and)
Belasan Kubik Kayu Diamankan
Polisi Belum Berikan
Keterangan Resmi
BANGKO - Belasan kubik kayu diamankan di Mapolres Merangin sejak Senin (22/11) lalu. Kayu yang disinyalir diamankan oleh aparat Reskrim dan Brimob Polda Jambi tersebut diduga diambil secara ilegal dari kawasan Rimbo Dendang, hutan adat di Desa Limbur, Kecamatan Pamenang Barat, Merangin.
Namun, pejabat Polres Merangin belum bersedia memberikan keterangan resmi. Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho SIK yang dihubungi Radar Sarko via short message services (SMS) kemarin (24/11) mengaku belum mendapat laporan dari bawahannya. “Langsung saja ke Kasat Reskrim,” lanjutnya.
Hanya saja, Kasat Reskrim Polres Merangin AKP Muklisin pun belum bersedia memberikan keterangan resmi. Belasan kubik kayu tersebut kemarin tampak di-police line di halaman Mapolres.
Informasi yang dihimpun Radar Sarko, selain mengamankan kayu tersebut pada Sabtu (20/11), sekitar pukul 17.00, tim gabungan juga menahan tiga orang yang diduga penebang kayu secara ilegal itu.
Aris (35), warga Limbur Merangin, saksi mata penangkapan ketiga orang tersebut, menuturkan bahwa satu di antaranya adalah warga Desa limbur. Sedangkan dua lainnya adalah pendatang yang dipekerjakan untuk menggesek. Warga Desa Limbur itu diketahui bernama Ridwan.
“Operasi perambahan hutan itu berlangsung singkat. Anggota Polda yang berjumlah dua truk bak tertutup langsung menyusuri kawasan Rimbo Dendang. Tiga orang yang sedang menggesek kayu itu langsung diringkus,” tutur Aris.
Beredar kabar, aksi perambahan hutan tersebut dibekingi salah seorang oknum perwira polisi bernisial Ra. Ketika dikonfirmasi, Ra yang dihububungi via ponselnya tadi malam membantah keras.
“Saya tidak membekingi hal tersebut,” bantahnya. Dia hanya mengaku membantu mengurus kelengkapan dokumen pengambilan kayu milik seseorang bernama Hamdi Kurniah. Hamdi diduga bos Ridwan dan rekan-rekannya yang kini ditahan di Mapolsek Bangko.
Menurut Ra, dokumen yang diurus itu adalah untuk kayu yang dibeli ke negara senilai Rp 4 juta lebih, untuk 50 kubik kayu. Namun, katanya, petugas kehutanan bernama Gatot terlambat mengeluarkan dokumen.
“Sehingga kayu tersebut diangkut lebih dulu oleh aparat. Kalau kwitansi pembayaran uang atas dokumen kayu tersebut sudah ada di tangan saya,” ujarnya. Katanya, kayu campuran yang diamankan di Mapolres Merangin tersebut tercatat sebanyak 15 kubik.
Masyarakat Desa Limbur berharap kasus perambahan Rimbo Dendang diusut tuntas sampai akar-akarnya, termasuk oknum yang membekingi. “Agar nantinyo hutan adat kami selamat dari penjarahan,” ujar Aris mewakili warga Limbur.(ari/and)
Maling, Pelajar SMP dan SMK Ditangkap
Beraksi di Kawasan Pasar Malam
BANGKO - Dua pelajar SMP dan SMK sekitar pukul 19.00 tadi malam (24/11) nyaris dihajar massa karena tertangkap mencuri. Mereka beraksi di kawasan Pasar Malam Bangko (bekas terminal). Sasaran mereka adalah onderdil sepeda motor.
Lolos dari pengeroyokan, mereka dijebloskan ke hotel prodeo alias sel tahanan Mapolres Merangin. Sampai berita ini ditulis, keduanya masih diperiksa intensif. Kedua pelajar itu diketahui berinisial Rm (14), warga Kebun Sayur, Dusun Bangko, dan Jk (17), warga Sungai Mas, Pasar Atas Bangko.
Ironisnya, Rm adalah pelajaar salah satu MTs, sedangkan Jk siswa salah satu SMK Teknik di Bangko. Rm mengaku bersama Jk ia terlebih dulu menyiapkan peralatan seperti obeng sebelum berangkat ke Pasar Malam. “Kami merencanakannya berdua,” kata Rm kepada polisi.
Mereka sempat menggasak onderdil salah satu sepeda motor Mio. “Dengan obeng itu kami membuka stabil yang dipasang di setang motor,” ungkap pelajar kelas II ini.
Nahasnya, aksi mereka ketahuan warga. Sontak keduanya melarikan diri dengan sepeda motor. Kejar-kejaran dengan warga tak terelakkan.
Namun, Rm dan Jk harus bertekuk lutut karena sepeda motor mereka terjatuh di depan SD 1 Bangko di Pasar Atas, jalur arah Kerinci.
Sebelum diamuk warga yang emosional, Tim Buser Polres Merangin sudah tiba di lokasi penangkapan. Kedua pemuda tersebut langung diamankan. “Mereka masih diperiksa dan didalami dulu,” kata seorang petugas piket di Mapolres Merangin tadi malam.(and)
Untuk direnungkan,,,maaf jika aku copy dari catatan seseorang
untuk kita renungkan besama
Catatan Harian Seorang Pramugari
Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
Di antara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakkan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang di tempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah di pesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang di sebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh di meja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah. Kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir.
Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia bercerita bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal di kota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut di tempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakkan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa di mata seorang desa menjadi begitu berharga.
Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh di dalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi di luar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi.
Dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, "kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian," dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja di lapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.
Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.
Catatan Harian Seorang Pramugari
Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
Di antara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakkan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang di tempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah di pesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang di sebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh di meja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah. Kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir.
Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia bercerita bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal di kota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut di tempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakkan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa di mata seorang desa menjadi begitu berharga.
Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh di dalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi di luar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi.
Dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, "kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian," dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja di lapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.
Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.
Kamis, 28 Oktober 2010
Rencana Eksekusi Perambah Ditunda
Hasil Koordinasi
Pemkab-Menhut Diabaikan
BANGKO – Rencana Pemerintah Kabupaten Merangin bersama tim gabungan pusat untuk mengusir perambah dari kawasan hutan TNKS di daerah Sungai Tebal pada 2 November dipastikan ditunda.
Padalah, keputusan pengusiran tersebut merupakan hasil perundingan Pemkab Merangin bersama Menteri Kehutanan (Menhut).
Keputusan ini diambil setelah Bupati bersama Kapolres serta Kasdim Merangin kemarin (27/10) kembali duduk semeja membahas persoalan yang sama berdasarkan pertimbangan-pertimbangan.
Dalam Rapat Kamtibmas II kemarin, Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho kembali menegaskan kalau pengusiran itu rawan terjadinya bentrokan, untuk itulah tim gabungan yang telah dibentuk dan disiapkan turun kelapangan hasur benar-benar matang.”Kita harus mengetahui betul sejarah asal muasal perambah tersebut, setelah itu baru kita cari akar permasalahannya, dan solusi yang tepat dengan mengedepankan Tindakan Humanis (Kemanusiaan).
Selain itu, dia berharap kepada pihak Pemerintah Daerah untuk selalu berkoordinasi dengan semua pihak.”Antara pemerintah dan aparat harus selalu memberikan info yang falid,”lanjutnya.
Ditambah saat ini, para Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati lingkungan hidup, menggunakan moment ini sebagai ajang Pro dan Kontra.”Sebagian mendukung pengusiran, dan sebagian lagi malah menolak aksi pengusiran tersebut, salah satunya LSM CAPPA yang menolak pengusiran mereka,”kata bagas.
Menanggapi ini, Bupati Merangin Nalim, langsung menyetujuinya, dia malah berterimakasih sekali atas masukan yang diberikan oleh Kapolres Merangin. Padalah, katanya, pada tanggal 20 Oktober yang lalu ia diundang oleh Menhut untuk membicarakan pengusiran tersebut di Jakarta, setelah itu pada tanggal 25 diputuskan Tim gabungan akan turun tanggal 2 November, namun, keputusan tersebut lalu dibatalkan atas pertimbangan-pertimbangan.
‘’Saya sangat setuju atas masukan Kapolres, kita juga mempertimbangkan tindakan Humanis, untuk itu pengusiran kita tunda, kemungkinan setelah 10 November besok,”Ungkap bupati saat membuka Rakor Kamtibmas II di pola Polres kemarin.
Tidak itu saja, Bupati juga berencana untuk memberikan solusi terhadap Perambah paska pengusiran.”Makanya nanti kita berusaha mencarikan solusi kemana mereka paska pengusiran,”Tukasnya.(and)
Hasil Koordinasi
Pemkab-Menhut Diabaikan
BANGKO – Rencana Pemerintah Kabupaten Merangin bersama tim gabungan pusat untuk mengusir perambah dari kawasan hutan TNKS di daerah Sungai Tebal pada 2 November dipastikan ditunda.
Padalah, keputusan pengusiran tersebut merupakan hasil perundingan Pemkab Merangin bersama Menteri Kehutanan (Menhut).
Keputusan ini diambil setelah Bupati bersama Kapolres serta Kasdim Merangin kemarin (27/10) kembali duduk semeja membahas persoalan yang sama berdasarkan pertimbangan-pertimbangan.
Dalam Rapat Kamtibmas II kemarin, Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho kembali menegaskan kalau pengusiran itu rawan terjadinya bentrokan, untuk itulah tim gabungan yang telah dibentuk dan disiapkan turun kelapangan hasur benar-benar matang.”Kita harus mengetahui betul sejarah asal muasal perambah tersebut, setelah itu baru kita cari akar permasalahannya, dan solusi yang tepat dengan mengedepankan Tindakan Humanis (Kemanusiaan).
Selain itu, dia berharap kepada pihak Pemerintah Daerah untuk selalu berkoordinasi dengan semua pihak.”Antara pemerintah dan aparat harus selalu memberikan info yang falid,”lanjutnya.
Ditambah saat ini, para Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati lingkungan hidup, menggunakan moment ini sebagai ajang Pro dan Kontra.”Sebagian mendukung pengusiran, dan sebagian lagi malah menolak aksi pengusiran tersebut, salah satunya LSM CAPPA yang menolak pengusiran mereka,”kata bagas.
Menanggapi ini, Bupati Merangin Nalim, langsung menyetujuinya, dia malah berterimakasih sekali atas masukan yang diberikan oleh Kapolres Merangin. Padalah, katanya, pada tanggal 20 Oktober yang lalu ia diundang oleh Menhut untuk membicarakan pengusiran tersebut di Jakarta, setelah itu pada tanggal 25 diputuskan Tim gabungan akan turun tanggal 2 November, namun, keputusan tersebut lalu dibatalkan atas pertimbangan-pertimbangan.
‘’Saya sangat setuju atas masukan Kapolres, kita juga mempertimbangkan tindakan Humanis, untuk itu pengusiran kita tunda, kemungkinan setelah 10 November besok,”Ungkap bupati saat membuka Rakor Kamtibmas II di pola Polres kemarin.
Tidak itu saja, Bupati juga berencana untuk memberikan solusi terhadap Perambah paska pengusiran.”Makanya nanti kita berusaha mencarikan solusi kemana mereka paska pengusiran,”Tukasnya.(and)
Rabu, 27 Oktober 2010
Berita Merangin 26/10/2010
Pembobol Melati Swalayan Disidangkan
Hadirkan Lima Saksi,
Terdakwa Saling Menyalahkan
BANGKO- Sekian lama mendekam di Lapas Bangko, Yuri dan Yessi, mantan operator dan kasir Melati Swalayan yang tersandung kasus penggelapan kemarin (26/10) kembali disidangkan. Dalam sidang tersebut, selain mendengarkan keterangan terdakwa, Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga menghadirkan lima karyawan Melati Swalayan sebagai saksi.
Dua Terdakwa dalam kasus tersebut tersandung pasal 372 - 374 yaitu penggelapan hingga merugikan Melati Swalayan puluhan juta rupiah. Modus dari dua terdakwa iyalah dengan cara mengubah dan menghilangkan data transaksi kasir. Yesi, saat itu bertugas sebagai kasir, bermain pada barang yang dibayar oleh pembeli dengan cara mem Fending data jumlah uang yang disetor pembeli, sementara Yuri, bertugas menghilangkan data jumlah uang yang disetor ke yessi.
Pekerjaan yang dilakukan selama bulan April hingga Agustus 2010 ini akhirnya terungkap, setelah salah seorang karyawan merasa curiga dengan perubahan ekonomi Yesi yang menurut analisa mereka tidak sesuai dengan gaji yang diterimanya.’’Pernah saat Yesi masih bekerja ketahuan memegang uang sebanyak Rp 400 ribu, kehidupannya juga berubah, padahal gaji dari kami hanya Rp 650 ribu saja per bulannya,”kata salah seorang karyawan Melati Swalayan dipersidangan.
Menariknya lagi, dalam persidangan kemarin, sempat diwarnai Aksi saling salah - menyalahkan oleh dua terdakwa. Dalam keterangan Yessi, perbuatan yang dilakukannya bersama mantan operator Melati Swalayan sudah dilakukan berkali-kali.”Sudah tidak ingat lagi berapa kali saya menyetor uang ke Yuri, kemungkinan jika ditotalkan ada sekitar Rp 20 jutaan,”katanya.
Dikatakan, Ia mulai bisa mengubah data transaksi diajarkan oleh Yeri, yang meminta Yesi untuk membawa uang hasil tilepannya, ke Yuri sang penghapus data.
Tak terima dengan tuduhan tersebut, Yuri langsung melayangkan protes, Ia berkilah kalau uang yang disetor Yesi padanya merupakan hutang Yesi.”Seingat saya, hanya lima kali Yesi menyetor uang pada saya, itupun dalam jumlah kecil, jika ditotal diperkirakan hanya Rp. 1,4 juta saja,”kilah Yuri.
Namun apapun alasan dan kilahan dua terdakwa dalam kasus tersebut dipersidangan, tetap ditentukan oleh Majelis hakim dengan berdasarkan rasa keadilan.’’Saya sudah menjawab jujur, pak,”ujar mereka dihadapan majelis Hakim.
Usai mendengarkan keterangan terdakwa, sidang kemudian ditutup, dan dilanjutkan kamis pekan depan dengan agenda mendengarkan tuntutan JPU.(and)
Humas PT KDA Dipolisikan
Dilaporkan
Anggota TNI
BANGKO - Humas PT Kresna Duta Agroindo (KDA) Langling, Bangko, Syafrudin Noor atau yang biasa disapa Ucok terancam bakal duduk di kursi pesakitan.
Pasalnya, Ucok yang selama dikenal cukup ramah, justru terjerat kasus perbuatan tidak menyenangkan dengan melakukan penyerangan secara fisik, terhadap anggota TNI Serka H Iing J Irawan SE, yang bertugas di Kanminvetcad II/10, Sarko.
Menariknya, meksi perbuatan tidak menyenangkan tersebut terjadi 15 Februari lalu di kantor Kanminvetcad sekitar pukul 09.00 WIB, dan dilaporkan korban Iing 16 Februari 2010 ke Mapolres Merangin, namun sampai saat ini, kasus tersebut belum juga masuk ke meja hijau guna disidangkan.
Belakangan diketahui, kuat dugaan lambanya perjalanan kasus tersebut guna disidangkan karena kurang seriusnya aparat Polres Merangin, dalam menyikapi berkas kasus tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun koran ini, dari korban Iing terungkap, sebelum perbuatan tak menyenangkan tersebut menimpanya, pagi itu usai Apel pagi korban Iing , tetap berada di kantor karena tercatat sebagai anggota yang tengah melakukan tugas piket.
Tiba tiba, tanpa disadari korban, Humas PT KDA Syafrudin Noor alias (Ucok) bersama beberapa rekanya datang dengan kendaraan mobil, dan langsung mendekati korban yang masih berpakaian lengkap TNI. Tanpa sebab yang jelas, Syafrudin pun menarik kerah baju korban dari depan sembari mengeluarkan kata – kata keras.
Akibatnya, kancing baju korban terlepas dari bajunya .” Saya tidak kenal Ucok sebelumnya, tiba tiba Ia datang, dan menarik baju saya sembari mengatakan” kamu nantangin saya,”kata Iing.
Merasa bingung lanjut Iing, dirinya tetap bersabar dan bertanya pada ucok apa persoalan apa.”
Namun tetap saja dia menarik baju saya hingga kancing baju saya lepas. Setelah menarik baju saya tersebut, Ucok dan beberapa rekanya pun pergi berlalu tanpa perduli ,” akunya.
Tidak terima dengan perbuatan Ucok, keesokan harinya korban pun mendatangi kantor Mapolres Merangin.
“ Saat itu, laporan tidak menyenangkan dengan pasal 335 KUHP, di terima Ka SPK Polres Merangin Ipda Rasiman . Namun entah karena apa, saya juga bingung kok laporan saya sampai saat ini, tak berujung masuk proses sidang. Makanya saya datangi Mapolres Merangin, guna mempertanyakan persoalan tersebut ,”katanya.
Jaksa Solahuddin SH ketika konfirmasi mengatakan, jika berkas perbuatan tidak menyenangkan dengan korban TNI Serka H Iing J Irawan SE saat ini sudah sampai P18 . “ Karena belum lengkap, masih ada yang kurang jadi kita minta dilengkapi. Benar jika kasus tersebut saya yang tangani,”katanya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, Ucok, belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi ponsel humas PT KDA tersebut, bernada tak aktif.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho SIK, ketika dikonfirmasi, menyangkal keras jika pihaknya tidak serius menangani berbagai laporan yang masuk .” Saat ini, kasus ini masuk dalam proses tahap penyerahan berkas ke Jaksa Penuntut Umum (JPU), rencananya dalam waktu dekat akan masuk tahap II, penyerahan Tersangka Ucok berikut Barang Bukti (BB),”katanya.
“ Memang Sedikit, terjadi kelambanan dalam penanganan kasus ini, ditengarai kedua belah pihak, berencana akan menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan ,” tegas Bagas.(nag/and)
Honorer Kategori I Diverifikasi
Langsung Oleh
Tim Pusat
BANGKO – Sekitar 321 Berkas data honorer kategori I kemarin(26/10), diperiksa Tim Verivikasi pusat. Pemeriksaan berkas ditempatkan di ruang pola Kantor Bupati Merangin.
Menariknya, penyeleksian data tersebut langsung dihadiri oleh para Honorer.
Menurut Kabid Mutasi BKD Merangin Satria, tim yang turun merupakan tim dari BKN Pusat, BKN Palembang, dan BPKP. Jumlah tim ada tujuh orang, dari Jakarta empat orang, dua orang dari Palembang, dan dua dari tim BPKP. "Tim tersebut memeriksa berkas-berkas, apakah cocok dengan data yang kita sampaikan atau tidak,"katanya.
Mengenai kemungkinan adanya berkas yang tidak lolos dalam proses verifikasi, Satria menyatakan, diprediksi cukup banyak yang tidak lolos. Hal ini didasarkan pada kegiatan yang sudah dilakukan tim verifikasi pusat di beberapa daerah. Kuat dugaan, banyak berkas yang akan gugur.
Dikatakan, tenaga honorer kategori I sudah termasuk tenaga dari instansi vertikal, seperti Pengadilan Negeri, Kementerian Agama (Kemenag), dan Pengadilan Agama. Paling Banyak adalah tenaga honorer di lingkungan Setda Merangin, dinas instansi, dan juga kesehatan.
Honorer Kategori I adalah tenaga honorer yang dibiayai dana APBD. Selain itu, mereka sudah mulai tercatat sebagai tenaga honorer selama satu tahun pada 2005. Proses seleksi awal, sekitar 20 berkas tidak lolos, karena berkaitan dengan umur, nama, dan masa kerja mereka.
Disinggung mengenai pemberkasan untk honorer kategori II, Satria menegaskan, belum ada berkas yang masuk dari berbagai SKPD, dan instansi lain yang masuk. Setelah masuk, data tersebut akan diseleksi kembali oleh tim BKD dan Inspektorat, sebelum diverifikasi oleh tim dari pusat.
Pantauan Radar Sarko, tim terlihat serius meneliti berkas-berkas yang dimasukkan dalam amplop berwarna pink. Selain memverifikasi berkas honorer yang ada di Kabupaten Merangin, tim ini juga akan memeriksa berkas honorer dari Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
"Untuk lebih menghemat waktu, sehingga lokasinya di jadikan satu di Merangin. Mengenai waktu kapan selesainya proses, hal ini juga belum diketahui,"kata Satria.(and)
Melihat Jembatan Layang Yang Membelah Jatilur
Jika Malam Jadi Alternatif Tempat Nongkrong Warga
Keberadaan Jembatan Layang kota Bangko yang membelah Jalan Tiga Jalur (Jatilur), menjadi keindahan tersendiri bagi warga Bangko. Selain untuk sarana trasportasi, ternyata jembatan yang dibangun dengan dana milayaran itu juga menjadi alternatif warga untuk nongkrong pada malam hari. Bagaimana situasinya.
ANDI PRIMA PUTRA, Bangko
Puluhan anak muda terlihat santai duduk di Jembatan layang yang terletak di Pasar Baru Bangko ini, berbagai aktivitas dilakukan oleh mereka, mulai dari hanya sekadar nongkrong hingg melihat kendaraan lalu-lalang dari atas jembatan, saat itu waktu baru menunjukkan pukul 19.30 WIB.
Jika diperhatikan, kondisi ditempat itu, memang cukup menggiurkan untuk dinikmati, sambil duduk santai dengan makanan kecil ditangan.
Padahal jika tidak hati-hati, jembatan yang tinggingnya sekitar 8 meter tersebut bisa juga membawa petaka.
‘’Ya jangan sampai jatuhlah, makanya kalau mau melihat kendaraan lalu-lalang berdiri saja, biar tidak terpeleset,”ucap Anjar salah seorang penikmat jembatan tersebut saat dijumpai Radar Sarko.
Dikatakan, dalam sepekan dia bersama rekannya bisa tiga kali nongkrong di Jembatan itu.”Apalagi kalau sedang suntuk, saya sendirian kesini hingga larut malam,”ungkapnya.
Apalagi, ditempat idolanya tersebut, banyak pedagang yang menjual berbagai makanan ringan,.”Tinggal berjalan ke bawah jembatan, kita bisa membeli apa yang diinginkan,”sebutnya.
Sisi lain, ternyata jembatan ini juga membawa berkah bagi pedagan makanan ringan didaerah tersebut, apalagi pada malam minggu, biasanya omset yang didapat lebih banyak dari hari biasanya.”Mereka beli makanan disini terus dibawa keatas jembatan,”kata Bu Umi salah seorang pedagang makanan ditempat tersebut.(***)
Hadirkan Lima Saksi,
Terdakwa Saling Menyalahkan
BANGKO- Sekian lama mendekam di Lapas Bangko, Yuri dan Yessi, mantan operator dan kasir Melati Swalayan yang tersandung kasus penggelapan kemarin (26/10) kembali disidangkan. Dalam sidang tersebut, selain mendengarkan keterangan terdakwa, Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga menghadirkan lima karyawan Melati Swalayan sebagai saksi.
Dua Terdakwa dalam kasus tersebut tersandung pasal 372 - 374 yaitu penggelapan hingga merugikan Melati Swalayan puluhan juta rupiah. Modus dari dua terdakwa iyalah dengan cara mengubah dan menghilangkan data transaksi kasir. Yesi, saat itu bertugas sebagai kasir, bermain pada barang yang dibayar oleh pembeli dengan cara mem Fending data jumlah uang yang disetor pembeli, sementara Yuri, bertugas menghilangkan data jumlah uang yang disetor ke yessi.
Pekerjaan yang dilakukan selama bulan April hingga Agustus 2010 ini akhirnya terungkap, setelah salah seorang karyawan merasa curiga dengan perubahan ekonomi Yesi yang menurut analisa mereka tidak sesuai dengan gaji yang diterimanya.’’Pernah saat Yesi masih bekerja ketahuan memegang uang sebanyak Rp 400 ribu, kehidupannya juga berubah, padahal gaji dari kami hanya Rp 650 ribu saja per bulannya,”kata salah seorang karyawan Melati Swalayan dipersidangan.
Menariknya lagi, dalam persidangan kemarin, sempat diwarnai Aksi saling salah - menyalahkan oleh dua terdakwa. Dalam keterangan Yessi, perbuatan yang dilakukannya bersama mantan operator Melati Swalayan sudah dilakukan berkali-kali.”Sudah tidak ingat lagi berapa kali saya menyetor uang ke Yuri, kemungkinan jika ditotalkan ada sekitar Rp 20 jutaan,”katanya.
Dikatakan, Ia mulai bisa mengubah data transaksi diajarkan oleh Yeri, yang meminta Yesi untuk membawa uang hasil tilepannya, ke Yuri sang penghapus data.
Tak terima dengan tuduhan tersebut, Yuri langsung melayangkan protes, Ia berkilah kalau uang yang disetor Yesi padanya merupakan hutang Yesi.”Seingat saya, hanya lima kali Yesi menyetor uang pada saya, itupun dalam jumlah kecil, jika ditotal diperkirakan hanya Rp. 1,4 juta saja,”kilah Yuri.
Namun apapun alasan dan kilahan dua terdakwa dalam kasus tersebut dipersidangan, tetap ditentukan oleh Majelis hakim dengan berdasarkan rasa keadilan.’’Saya sudah menjawab jujur, pak,”ujar mereka dihadapan majelis Hakim.
Usai mendengarkan keterangan terdakwa, sidang kemudian ditutup, dan dilanjutkan kamis pekan depan dengan agenda mendengarkan tuntutan JPU.(and)
Humas PT KDA Dipolisikan
Dilaporkan
Anggota TNI
BANGKO - Humas PT Kresna Duta Agroindo (KDA) Langling, Bangko, Syafrudin Noor atau yang biasa disapa Ucok terancam bakal duduk di kursi pesakitan.
Pasalnya, Ucok yang selama dikenal cukup ramah, justru terjerat kasus perbuatan tidak menyenangkan dengan melakukan penyerangan secara fisik, terhadap anggota TNI Serka H Iing J Irawan SE, yang bertugas di Kanminvetcad II/10, Sarko.
Menariknya, meksi perbuatan tidak menyenangkan tersebut terjadi 15 Februari lalu di kantor Kanminvetcad sekitar pukul 09.00 WIB, dan dilaporkan korban Iing 16 Februari 2010 ke Mapolres Merangin, namun sampai saat ini, kasus tersebut belum juga masuk ke meja hijau guna disidangkan.
Belakangan diketahui, kuat dugaan lambanya perjalanan kasus tersebut guna disidangkan karena kurang seriusnya aparat Polres Merangin, dalam menyikapi berkas kasus tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun koran ini, dari korban Iing terungkap, sebelum perbuatan tak menyenangkan tersebut menimpanya, pagi itu usai Apel pagi korban Iing , tetap berada di kantor karena tercatat sebagai anggota yang tengah melakukan tugas piket.
Tiba tiba, tanpa disadari korban, Humas PT KDA Syafrudin Noor alias (Ucok) bersama beberapa rekanya datang dengan kendaraan mobil, dan langsung mendekati korban yang masih berpakaian lengkap TNI. Tanpa sebab yang jelas, Syafrudin pun menarik kerah baju korban dari depan sembari mengeluarkan kata – kata keras.
Akibatnya, kancing baju korban terlepas dari bajunya .” Saya tidak kenal Ucok sebelumnya, tiba tiba Ia datang, dan menarik baju saya sembari mengatakan” kamu nantangin saya,”kata Iing.
Merasa bingung lanjut Iing, dirinya tetap bersabar dan bertanya pada ucok apa persoalan apa.”
Namun tetap saja dia menarik baju saya hingga kancing baju saya lepas. Setelah menarik baju saya tersebut, Ucok dan beberapa rekanya pun pergi berlalu tanpa perduli ,” akunya.
Tidak terima dengan perbuatan Ucok, keesokan harinya korban pun mendatangi kantor Mapolres Merangin.
“ Saat itu, laporan tidak menyenangkan dengan pasal 335 KUHP, di terima Ka SPK Polres Merangin Ipda Rasiman . Namun entah karena apa, saya juga bingung kok laporan saya sampai saat ini, tak berujung masuk proses sidang. Makanya saya datangi Mapolres Merangin, guna mempertanyakan persoalan tersebut ,”katanya.
Jaksa Solahuddin SH ketika konfirmasi mengatakan, jika berkas perbuatan tidak menyenangkan dengan korban TNI Serka H Iing J Irawan SE saat ini sudah sampai P18 . “ Karena belum lengkap, masih ada yang kurang jadi kita minta dilengkapi. Benar jika kasus tersebut saya yang tangani,”katanya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, Ucok, belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi ponsel humas PT KDA tersebut, bernada tak aktif.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho SIK, ketika dikonfirmasi, menyangkal keras jika pihaknya tidak serius menangani berbagai laporan yang masuk .” Saat ini, kasus ini masuk dalam proses tahap penyerahan berkas ke Jaksa Penuntut Umum (JPU), rencananya dalam waktu dekat akan masuk tahap II, penyerahan Tersangka Ucok berikut Barang Bukti (BB),”katanya.
“ Memang Sedikit, terjadi kelambanan dalam penanganan kasus ini, ditengarai kedua belah pihak, berencana akan menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan ,” tegas Bagas.(nag/and)
Honorer Kategori I Diverifikasi
Langsung Oleh
Tim Pusat
BANGKO – Sekitar 321 Berkas data honorer kategori I kemarin(26/10), diperiksa Tim Verivikasi pusat. Pemeriksaan berkas ditempatkan di ruang pola Kantor Bupati Merangin.
Menariknya, penyeleksian data tersebut langsung dihadiri oleh para Honorer.
Menurut Kabid Mutasi BKD Merangin Satria, tim yang turun merupakan tim dari BKN Pusat, BKN Palembang, dan BPKP. Jumlah tim ada tujuh orang, dari Jakarta empat orang, dua orang dari Palembang, dan dua dari tim BPKP. "Tim tersebut memeriksa berkas-berkas, apakah cocok dengan data yang kita sampaikan atau tidak,"katanya.
Mengenai kemungkinan adanya berkas yang tidak lolos dalam proses verifikasi, Satria menyatakan, diprediksi cukup banyak yang tidak lolos. Hal ini didasarkan pada kegiatan yang sudah dilakukan tim verifikasi pusat di beberapa daerah. Kuat dugaan, banyak berkas yang akan gugur.
Dikatakan, tenaga honorer kategori I sudah termasuk tenaga dari instansi vertikal, seperti Pengadilan Negeri, Kementerian Agama (Kemenag), dan Pengadilan Agama. Paling Banyak adalah tenaga honorer di lingkungan Setda Merangin, dinas instansi, dan juga kesehatan.
Honorer Kategori I adalah tenaga honorer yang dibiayai dana APBD. Selain itu, mereka sudah mulai tercatat sebagai tenaga honorer selama satu tahun pada 2005. Proses seleksi awal, sekitar 20 berkas tidak lolos, karena berkaitan dengan umur, nama, dan masa kerja mereka.
Disinggung mengenai pemberkasan untk honorer kategori II, Satria menegaskan, belum ada berkas yang masuk dari berbagai SKPD, dan instansi lain yang masuk. Setelah masuk, data tersebut akan diseleksi kembali oleh tim BKD dan Inspektorat, sebelum diverifikasi oleh tim dari pusat.
Pantauan Radar Sarko, tim terlihat serius meneliti berkas-berkas yang dimasukkan dalam amplop berwarna pink. Selain memverifikasi berkas honorer yang ada di Kabupaten Merangin, tim ini juga akan memeriksa berkas honorer dari Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
"Untuk lebih menghemat waktu, sehingga lokasinya di jadikan satu di Merangin. Mengenai waktu kapan selesainya proses, hal ini juga belum diketahui,"kata Satria.(and)
Melihat Jembatan Layang Yang Membelah Jatilur
Jika Malam Jadi Alternatif Tempat Nongkrong Warga
Keberadaan Jembatan Layang kota Bangko yang membelah Jalan Tiga Jalur (Jatilur), menjadi keindahan tersendiri bagi warga Bangko. Selain untuk sarana trasportasi, ternyata jembatan yang dibangun dengan dana milayaran itu juga menjadi alternatif warga untuk nongkrong pada malam hari. Bagaimana situasinya.
ANDI PRIMA PUTRA, Bangko
Puluhan anak muda terlihat santai duduk di Jembatan layang yang terletak di Pasar Baru Bangko ini, berbagai aktivitas dilakukan oleh mereka, mulai dari hanya sekadar nongkrong hingg melihat kendaraan lalu-lalang dari atas jembatan, saat itu waktu baru menunjukkan pukul 19.30 WIB.
Jika diperhatikan, kondisi ditempat itu, memang cukup menggiurkan untuk dinikmati, sambil duduk santai dengan makanan kecil ditangan.
Padahal jika tidak hati-hati, jembatan yang tinggingnya sekitar 8 meter tersebut bisa juga membawa petaka.
‘’Ya jangan sampai jatuhlah, makanya kalau mau melihat kendaraan lalu-lalang berdiri saja, biar tidak terpeleset,”ucap Anjar salah seorang penikmat jembatan tersebut saat dijumpai Radar Sarko.
Dikatakan, dalam sepekan dia bersama rekannya bisa tiga kali nongkrong di Jembatan itu.”Apalagi kalau sedang suntuk, saya sendirian kesini hingga larut malam,”ungkapnya.
Apalagi, ditempat idolanya tersebut, banyak pedagang yang menjual berbagai makanan ringan,.”Tinggal berjalan ke bawah jembatan, kita bisa membeli apa yang diinginkan,”sebutnya.
Sisi lain, ternyata jembatan ini juga membawa berkah bagi pedagan makanan ringan didaerah tersebut, apalagi pada malam minggu, biasanya omset yang didapat lebih banyak dari hari biasanya.”Mereka beli makanan disini terus dibawa keatas jembatan,”kata Bu Umi salah seorang pedagang makanan ditempat tersebut.(***)
Selasa, 26 Oktober 2010
TNKS
Bagaimana Hutan TNKS Sepirok Hook Bisa Dirambah Eksodus
Esksodus Mengklaim Saat Terjadi Pangalihfungsian
Setelah melalui proses yang panjang kawasan hutan sepirok hook di Kabupaten Merangin yang terbelah dua, kembali disatukan dalam kawasan TNKS.
Tenggang waktu pengalihan fungsi tersebut dimamfaatkan oleh warga setempat untuk mengolahnya yang kemudian banyak dijual ke Eksodus dari Sumsel dan Bengkulu. Bagaimana ceritanya.
ANDI PRIMA PUTRA, Bangko
Secara Administratif sebagian besar kawasan hutan TNKS, masuk dalam wilayah Kecamatan Sungai Manau, Kecamatan Muara Siau serta Lembah Masurai dan sekitarnya.
Kawasan ini dulunya merupakan dua kawasan yang berbeda (TNKS dan HPT), separuh dari kawasan HPT inilah yang dikuasai oleh PT Seresta IIyang Group Tanjung Johor.
Setelah PT tersebut hengkang, kawasan ini akhirnya diputuskan oleh Pemerintah untuk dijadikan satu dengan TNKS, yang dikukuhkan dengan Kepmenhut No. 420/menhut-II/2004 pada tahun 2004.
Masa transisi peralihan inilah yang kemudian dimamfaatkan oleh warga setempat untuk menjarah dan mengkapling hutan peninggalan PT Seresta IIyang, yang duduga kemudian oleh oknum tertentu dijual ke warga dari Bengkulu dan Sumatera selatan.
‘’Kemungkinan ada beberapa warga setempat yang awalnya menjual kawasan itu kepada warga eksodus, hingga akhirnya setelah melalui proses yang panjang, warga yang kebanyakan dari Selatan dan Bengkulu ini sudah beranak pinak didaerah tersebut,”kata Andre Gimson Humas TNKS wilayah Kerinci, saat memberikan ekspose TNKS pada Media Masa.
Berawal dari penjualan tersebut, kemudian warga yang menetap didaerah kawasan mulai membersihkan lahan, mereka lantas menggantinya dengan tanaman Kopi.
Hingga tahun 2008 tercatat sekitar 1668 Ha Hutan Sepirok Hook dirambah dengan jumlah penduduk 7000 warga.
Nah, saat memasuki penghujung tahun 2010 ini, saat kebun kopi para perambah mulai membuahkan hasil, pihak Pemerintah malah berinisiatif untuk melakukan pengusiran terhadap mereka.
Pengusiran inilah yang kemudian juga menjadi Pro dan Kontra dari berbagai warga serta LSM pemerhati Lingkungan. Mereka sebagian ada yang mendukung dengan Program pemerintah, sebagiannya lagi malah memberikan Advokasi terhadap Perambah.
apapun yang akan terjadi, sepertinya kebijakan yang akan diambil Pemerintah dalam melakukan pengusiran terhadap perambah sudah bulat .” Kita tunggu saja hasil koordinasi antara Pemkab Merangin dan Menhut RI tersebut. Yang pasti persoalan perambahan hutan ini, bukan hanya tugas Pemkab Merangin dan Pemkot Sungai Penuh saja. Namun tugas kita semua demi menyelamatkan hutan kebangaan provinsi Jambi ini,” pungkas Andre(**)
Esksodus Mengklaim Saat Terjadi Pangalihfungsian
Setelah melalui proses yang panjang kawasan hutan sepirok hook di Kabupaten Merangin yang terbelah dua, kembali disatukan dalam kawasan TNKS.
Tenggang waktu pengalihan fungsi tersebut dimamfaatkan oleh warga setempat untuk mengolahnya yang kemudian banyak dijual ke Eksodus dari Sumsel dan Bengkulu. Bagaimana ceritanya.
ANDI PRIMA PUTRA, Bangko
Secara Administratif sebagian besar kawasan hutan TNKS, masuk dalam wilayah Kecamatan Sungai Manau, Kecamatan Muara Siau serta Lembah Masurai dan sekitarnya.
Kawasan ini dulunya merupakan dua kawasan yang berbeda (TNKS dan HPT), separuh dari kawasan HPT inilah yang dikuasai oleh PT Seresta IIyang Group Tanjung Johor.
Setelah PT tersebut hengkang, kawasan ini akhirnya diputuskan oleh Pemerintah untuk dijadikan satu dengan TNKS, yang dikukuhkan dengan Kepmenhut No. 420/menhut-II/2004 pada tahun 2004.
Masa transisi peralihan inilah yang kemudian dimamfaatkan oleh warga setempat untuk menjarah dan mengkapling hutan peninggalan PT Seresta IIyang, yang duduga kemudian oleh oknum tertentu dijual ke warga dari Bengkulu dan Sumatera selatan.
‘’Kemungkinan ada beberapa warga setempat yang awalnya menjual kawasan itu kepada warga eksodus, hingga akhirnya setelah melalui proses yang panjang, warga yang kebanyakan dari Selatan dan Bengkulu ini sudah beranak pinak didaerah tersebut,”kata Andre Gimson Humas TNKS wilayah Kerinci, saat memberikan ekspose TNKS pada Media Masa.
Berawal dari penjualan tersebut, kemudian warga yang menetap didaerah kawasan mulai membersihkan lahan, mereka lantas menggantinya dengan tanaman Kopi.
Hingga tahun 2008 tercatat sekitar 1668 Ha Hutan Sepirok Hook dirambah dengan jumlah penduduk 7000 warga.
Nah, saat memasuki penghujung tahun 2010 ini, saat kebun kopi para perambah mulai membuahkan hasil, pihak Pemerintah malah berinisiatif untuk melakukan pengusiran terhadap mereka.
Pengusiran inilah yang kemudian juga menjadi Pro dan Kontra dari berbagai warga serta LSM pemerhati Lingkungan. Mereka sebagian ada yang mendukung dengan Program pemerintah, sebagiannya lagi malah memberikan Advokasi terhadap Perambah.
apapun yang akan terjadi, sepertinya kebijakan yang akan diambil Pemerintah dalam melakukan pengusiran terhadap perambah sudah bulat .” Kita tunggu saja hasil koordinasi antara Pemkab Merangin dan Menhut RI tersebut. Yang pasti persoalan perambahan hutan ini, bukan hanya tugas Pemkab Merangin dan Pemkot Sungai Penuh saja. Namun tugas kita semua demi menyelamatkan hutan kebangaan provinsi Jambi ini,” pungkas Andre(**)
Langganan:
Postingan (Atom)