Powered By Blogger

Rabu, 27 Oktober 2010

Berita Merangin 26/10/2010

Pembobol Melati Swalayan Disidangkan

Hadirkan Lima Saksi,
Terdakwa Saling Menyalahkan

BANGKO- Sekian lama mendekam di Lapas Bangko, Yuri dan Yessi, mantan operator dan kasir Melati Swalayan yang tersandung kasus penggelapan kemarin (26/10) kembali disidangkan. Dalam sidang tersebut, selain mendengarkan keterangan terdakwa, Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga menghadirkan lima karyawan Melati Swalayan sebagai saksi.
Dua Terdakwa dalam kasus tersebut tersandung pasal 372 - 374 yaitu penggelapan hingga merugikan Melati Swalayan puluhan juta rupiah. Modus dari dua terdakwa iyalah dengan cara mengubah dan menghilangkan data transaksi kasir. Yesi, saat itu bertugas sebagai kasir, bermain pada barang yang dibayar oleh pembeli dengan cara mem Fending data jumlah uang yang disetor pembeli, sementara Yuri, bertugas menghilangkan data jumlah uang yang disetor ke yessi.
Pekerjaan yang dilakukan selama bulan April hingga Agustus 2010 ini akhirnya terungkap, setelah salah seorang karyawan merasa curiga dengan perubahan ekonomi Yesi yang menurut analisa mereka tidak sesuai dengan gaji yang diterimanya.’’Pernah saat Yesi masih bekerja ketahuan memegang uang sebanyak Rp 400 ribu, kehidupannya juga berubah, padahal gaji dari kami hanya Rp 650 ribu saja per bulannya,”kata salah seorang karyawan Melati Swalayan dipersidangan.
Menariknya lagi, dalam persidangan kemarin, sempat diwarnai Aksi saling salah - menyalahkan oleh dua terdakwa. Dalam keterangan Yessi, perbuatan yang dilakukannya bersama mantan operator Melati Swalayan sudah dilakukan berkali-kali.”Sudah tidak ingat lagi berapa kali saya menyetor uang ke Yuri, kemungkinan jika ditotalkan ada sekitar Rp 20 jutaan,”katanya.
Dikatakan, Ia mulai bisa mengubah data transaksi diajarkan oleh Yeri, yang meminta Yesi untuk membawa uang hasil tilepannya, ke Yuri sang penghapus data.
Tak terima dengan tuduhan tersebut, Yuri langsung melayangkan protes, Ia berkilah kalau uang yang disetor Yesi padanya merupakan hutang Yesi.”Seingat saya, hanya lima kali Yesi menyetor uang pada saya, itupun dalam jumlah kecil, jika ditotal diperkirakan hanya Rp. 1,4 juta saja,”kilah Yuri.
Namun apapun alasan dan kilahan dua terdakwa dalam kasus tersebut dipersidangan, tetap ditentukan oleh Majelis hakim dengan berdasarkan rasa keadilan.’’Saya sudah menjawab jujur, pak,”ujar mereka dihadapan majelis Hakim.
Usai mendengarkan keterangan terdakwa, sidang kemudian ditutup, dan dilanjutkan kamis pekan depan dengan agenda mendengarkan tuntutan JPU.(and)

Humas PT KDA Dipolisikan

Dilaporkan
Anggota TNI


BANGKO - Humas PT Kresna Duta Agroindo (KDA) Langling, Bangko, Syafrudin Noor atau yang biasa disapa Ucok terancam bakal duduk di kursi pesakitan.
Pasalnya, Ucok yang selama dikenal cukup ramah, justru terjerat kasus perbuatan tidak menyenangkan dengan melakukan penyerangan secara fisik, terhadap anggota TNI Serka H Iing J Irawan SE, yang bertugas di Kanminvetcad II/10, Sarko.
Menariknya, meksi perbuatan tidak menyenangkan tersebut terjadi 15 Februari lalu di kantor Kanminvetcad sekitar pukul 09.00 WIB, dan dilaporkan korban Iing 16 Februari 2010 ke Mapolres Merangin, namun sampai saat ini, kasus tersebut belum juga masuk ke meja hijau guna disidangkan.
Belakangan diketahui, kuat dugaan lambanya perjalanan kasus tersebut guna disidangkan karena kurang seriusnya aparat Polres Merangin, dalam menyikapi berkas kasus tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun koran ini, dari korban Iing terungkap, sebelum perbuatan tak menyenangkan tersebut menimpanya, pagi itu usai Apel pagi korban Iing , tetap berada di kantor karena tercatat sebagai anggota yang tengah melakukan tugas piket.
Tiba tiba, tanpa disadari korban, Humas PT KDA Syafrudin Noor alias (Ucok) bersama beberapa rekanya datang dengan kendaraan mobil, dan langsung mendekati korban yang masih berpakaian lengkap TNI. Tanpa sebab yang jelas, Syafrudin pun menarik kerah baju korban dari depan sembari mengeluarkan kata – kata keras.
Akibatnya, kancing baju korban terlepas dari bajunya .” Saya tidak kenal Ucok sebelumnya, tiba tiba Ia datang, dan menarik baju saya sembari mengatakan” kamu nantangin saya,”kata Iing.
Merasa bingung lanjut Iing, dirinya tetap bersabar dan bertanya pada ucok apa persoalan apa.”
Namun tetap saja dia menarik baju saya hingga kancing baju saya lepas. Setelah menarik baju saya tersebut, Ucok dan beberapa rekanya pun pergi berlalu tanpa perduli ,” akunya.
Tidak terima dengan perbuatan Ucok, keesokan harinya korban pun mendatangi kantor Mapolres Merangin.
“ Saat itu, laporan tidak menyenangkan dengan pasal 335 KUHP, di terima Ka SPK Polres Merangin Ipda Rasiman . Namun entah karena apa, saya juga bingung kok laporan saya sampai saat ini, tak berujung masuk proses sidang. Makanya saya datangi Mapolres Merangin, guna mempertanyakan persoalan tersebut ,”katanya.
Jaksa Solahuddin SH ketika konfirmasi mengatakan, jika berkas perbuatan tidak menyenangkan dengan korban TNI Serka H Iing J Irawan SE saat ini sudah sampai P18 . “ Karena belum lengkap, masih ada yang kurang jadi kita minta dilengkapi. Benar jika kasus tersebut saya yang tangani,”katanya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, Ucok, belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi ponsel humas PT KDA tersebut, bernada tak aktif.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho SIK, ketika dikonfirmasi, menyangkal keras jika pihaknya tidak serius menangani berbagai laporan yang masuk .” Saat ini, kasus ini masuk dalam proses tahap penyerahan berkas ke Jaksa Penuntut Umum (JPU), rencananya dalam waktu dekat akan masuk tahap II, penyerahan Tersangka Ucok berikut Barang Bukti (BB),”katanya.
“ Memang Sedikit, terjadi kelambanan dalam penanganan kasus ini, ditengarai kedua belah pihak, berencana akan menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan ,” tegas Bagas.(nag/and)

Honorer Kategori I Diverifikasi

Langsung Oleh
Tim Pusat

BANGKO – Sekitar 321 Berkas data honorer kategori I kemarin(26/10), diperiksa Tim Verivikasi pusat. Pemeriksaan berkas ditempatkan di ruang pola Kantor Bupati Merangin.
Menariknya, penyeleksian data tersebut langsung dihadiri oleh para Honorer.
Menurut Kabid Mutasi BKD Merangin Satria, tim yang turun merupakan tim dari BKN Pusat, BKN Palembang, dan BPKP. Jumlah tim ada tujuh orang, dari Jakarta empat orang, dua orang dari Palembang, dan dua dari tim BPKP. "Tim tersebut memeriksa berkas-berkas, apakah cocok dengan data yang kita sampaikan atau tidak,"katanya.
Mengenai kemungkinan adanya berkas yang tidak lolos dalam proses verifikasi, Satria menyatakan, diprediksi cukup banyak yang tidak lolos. Hal ini didasarkan pada kegiatan yang sudah dilakukan tim verifikasi pusat di beberapa daerah. Kuat dugaan, banyak berkas yang akan gugur.
Dikatakan, tenaga honorer kategori I sudah termasuk tenaga dari instansi vertikal, seperti Pengadilan Negeri, Kementerian Agama (Kemenag), dan Pengadilan Agama. Paling Banyak adalah tenaga honorer di lingkungan Setda Merangin, dinas instansi, dan juga kesehatan.
Honorer Kategori I adalah tenaga honorer yang dibiayai dana APBD. Selain itu, mereka sudah mulai tercatat sebagai tenaga honorer selama satu tahun pada 2005. Proses seleksi awal, sekitar 20 berkas tidak lolos, karena berkaitan dengan umur, nama, dan masa kerja mereka.
Disinggung mengenai pemberkasan untk honorer kategori II, Satria menegaskan, belum ada berkas yang masuk dari berbagai SKPD, dan instansi lain yang masuk. Setelah masuk, data tersebut akan diseleksi kembali oleh tim BKD dan Inspektorat, sebelum diverifikasi oleh tim dari pusat.
Pantauan Radar Sarko, tim terlihat serius meneliti berkas-berkas yang dimasukkan dalam amplop berwarna pink. Selain memverifikasi berkas honorer yang ada di Kabupaten Merangin, tim ini juga akan memeriksa berkas honorer dari Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
"Untuk lebih menghemat waktu, sehingga lokasinya di jadikan satu di Merangin. Mengenai waktu kapan selesainya proses, hal ini juga belum diketahui,"kata Satria.(and)


Melihat Jembatan Layang Yang Membelah Jatilur
Jika Malam Jadi Alternatif Tempat Nongkrong Warga

Keberadaan Jembatan Layang kota Bangko yang membelah Jalan Tiga Jalur (Jatilur), menjadi keindahan tersendiri bagi warga Bangko. Selain untuk sarana trasportasi, ternyata jembatan yang dibangun dengan dana milayaran itu juga menjadi alternatif warga untuk nongkrong pada malam hari. Bagaimana situasinya.

ANDI PRIMA PUTRA, Bangko

Puluhan anak muda terlihat santai duduk di Jembatan layang yang terletak di Pasar Baru Bangko ini, berbagai aktivitas dilakukan oleh mereka, mulai dari hanya sekadar nongkrong hingg melihat kendaraan lalu-lalang dari atas jembatan, saat itu waktu baru menunjukkan pukul 19.30 WIB.
Jika diperhatikan, kondisi ditempat itu, memang cukup menggiurkan untuk dinikmati, sambil duduk santai dengan makanan kecil ditangan.
Padahal jika tidak hati-hati, jembatan yang tinggingnya sekitar 8 meter tersebut bisa juga membawa petaka.
‘’Ya jangan sampai jatuhlah, makanya kalau mau melihat kendaraan lalu-lalang berdiri saja, biar tidak terpeleset,”ucap Anjar salah seorang penikmat jembatan tersebut saat dijumpai Radar Sarko.
Dikatakan, dalam sepekan dia bersama rekannya bisa tiga kali nongkrong di Jembatan itu.”Apalagi kalau sedang suntuk, saya sendirian kesini hingga larut malam,”ungkapnya.
Apalagi, ditempat idolanya tersebut, banyak pedagang yang menjual berbagai makanan ringan,.”Tinggal berjalan ke bawah jembatan, kita bisa membeli apa yang diinginkan,”sebutnya.
Sisi lain, ternyata jembatan ini juga membawa berkah bagi pedagan makanan ringan didaerah tersebut, apalagi pada malam minggu, biasanya omset yang didapat lebih banyak dari hari biasanya.”Mereka beli makanan disini terus dibawa keatas jembatan,”kata Bu Umi salah seorang pedagang makanan ditempat tersebut.(***)

Selasa, 26 Oktober 2010

TNKS

Bagaimana Hutan TNKS Sepirok Hook Bisa Dirambah Eksodus

Esksodus Mengklaim Saat Terjadi Pangalihfungsian


Setelah melalui proses yang panjang kawasan hutan sepirok hook di Kabupaten Merangin yang terbelah dua, kembali disatukan dalam kawasan TNKS.
Tenggang waktu pengalihan fungsi tersebut dimamfaatkan oleh warga setempat untuk mengolahnya yang kemudian banyak dijual ke Eksodus dari Sumsel dan Bengkulu. Bagaimana ceritanya.

ANDI PRIMA PUTRA, Bangko

Secara Administratif sebagian besar kawasan hutan TNKS, masuk dalam wilayah Kecamatan Sungai Manau, Kecamatan Muara Siau serta Lembah Masurai dan sekitarnya.
Kawasan ini dulunya merupakan dua kawasan yang berbeda (TNKS dan HPT), separuh dari kawasan HPT inilah yang dikuasai oleh PT Seresta IIyang Group Tanjung Johor.
Setelah PT tersebut hengkang, kawasan ini akhirnya diputuskan oleh Pemerintah untuk dijadikan satu dengan TNKS, yang dikukuhkan dengan Kepmenhut No. 420/menhut-II/2004 pada tahun 2004.
Masa transisi peralihan inilah yang kemudian dimamfaatkan oleh warga setempat untuk menjarah dan mengkapling hutan peninggalan PT Seresta IIyang, yang duduga kemudian oleh oknum tertentu dijual ke warga dari Bengkulu dan Sumatera selatan.
‘’Kemungkinan ada beberapa warga setempat yang awalnya menjual kawasan itu kepada warga eksodus, hingga akhirnya setelah melalui proses yang panjang, warga yang kebanyakan dari Selatan dan Bengkulu ini sudah beranak pinak didaerah tersebut,”kata Andre Gimson Humas TNKS wilayah Kerinci, saat memberikan ekspose TNKS pada Media Masa.
Berawal dari penjualan tersebut, kemudian warga yang menetap didaerah kawasan mulai membersihkan lahan, mereka lantas menggantinya dengan tanaman Kopi.
Hingga tahun 2008 tercatat sekitar 1668 Ha Hutan Sepirok Hook dirambah dengan jumlah penduduk 7000 warga.
Nah, saat memasuki penghujung tahun 2010 ini, saat kebun kopi para perambah mulai membuahkan hasil, pihak Pemerintah malah berinisiatif untuk melakukan pengusiran terhadap mereka.
Pengusiran inilah yang kemudian juga menjadi Pro dan Kontra dari berbagai warga serta LSM pemerhati Lingkungan. Mereka sebagian ada yang mendukung dengan Program pemerintah, sebagiannya lagi malah memberikan Advokasi terhadap Perambah.
apapun yang akan terjadi, sepertinya kebijakan yang akan diambil Pemerintah dalam melakukan pengusiran terhadap perambah sudah bulat .” Kita tunggu saja hasil koordinasi antara Pemkab Merangin dan Menhut RI tersebut. Yang pasti persoalan perambahan hutan ini, bukan hanya tugas Pemkab Merangin dan Pemkot Sungai Penuh saja. Namun tugas kita semua demi menyelamatkan hutan kebangaan provinsi Jambi ini,” pungkas Andre(**)

Senin, 25 Oktober 2010

Seputar Pramuka Merangin

Mengintip Perkemahan Pramuka Penggalang Saat Adakan Jamran
Selalu Gembira, Kegiatan Penjelajahan Jadi Idola

Sebanyak 350 peserta pramuka penggalang (SMP/MTS) utusan dari gugus depan di Kecamatan Bangko mengikuti kegiatan Jambore Ranting tahun 2010. Kegiatan tersebut berlangsung 22 hingga 24 Nopember 2010 di Bumi Perkemahan Surya Yutaka Dharma Bangko. Berbagai penampilan ditampilkan diajang tersebut, tepuk tangan, adu Yel-yel hingga tangisan mengisi Perkemahan itu. Bagaimana kondisinya?

ANDI PRIMA PUTRA, Bangko

“Siap Gerak!, lapor kami dari regu melati siap menerima perintah dari kakak penjaga Pos,”, kalimat tersebut keluar dari mulut beberapa Pimpinan Regu (Pinru) Pramuka Penggalang dan siaga saat menemui kakak penjaga pos halang rintang pada kegiatan Pengembaraan yang dilaksanakan di Perkemahan jambore Ranting (Jamran) Bangko kemarin (24/10).
Dengan langkah pasti para peserta pramuka yang sudah dihiasi dengan Lumpur serta daun-daunan (penyamaran) ini berjalan mengelilingi Bumi Perkemahan yang sudah diatur untuk rute Pengembaraan. Terkadang mereka bertepuk tangan, terkadang terdegar suara nyanyian dari peserta, kegiatan pengembaraan tersebut juga mengharuskan peserta mengikuti rintangan seperti tiarap dilumpur, pemecahan sandi di Pos-pos yang telah ditentukan.
Namun rintangan tersebut tidaklah membuat mereka sedih, malah peserta terlihat sangat menikmatinya dengan gembira.”kegiatan pengembaraan selalu ditunggu-tunggu oleh kami, karena puncak dari perkemahan ini ya di pengembaraan ini,”kata Rio salah seorang peserta yang berhasil ditemui Koran ini kemarin.
Yesi, Salah Seorang Panitia Penyelenggara dalam kegiatan ini mengatakan kalau kegiatan Jambore ini adalah ajang Pesta bagi adik-adik siaga dan penggalang Pramuka.”Ini ajang pestanya Pramuka ditingkat Ranting, nanti setelah melalui penyeleksian, dari 350 peserta akan kita kirim ke Jambore Cabang sebanyak 20 Pa/Pi,”katanya.
Banyak keuntungan bagi mereka yang mengikuti Organisasi pendidikan ini, selain untuk mencetak kemadirian para anak pramuka, organisasi ini juga mengharuskan para peserta didik disiplin yang bermentalkan baja.’’Pramuka memiliki sistem pembelajaran langsung dari alam, sehingga diharapkan anak Pramuka langsung mengerti dan berinteraksi dengan alam,”ujarnya.(***)

Kwarcab Merangin Gelar KMD

BANGKO - Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Merangin kembali memperlihatkan eksistensinya sebagai organisasi peduli generasi dan pendidikan di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan kembali diadakan kembali pelatihan Kursus Maher Dasar (KMD) se jambi Wil. Barat, sebagai pembinaan dasar untuk para Calon Pembina Pramuka yang nantinya terjun mendidik di Gugus Depan.
Kegiatan yang diikuti oleh beberapa Kabupaten tetangga ini guna meningkatkan profesionalisme para calon Pembina Pramuka yang nantinya akan turun kelapangan memberikan pembinaan terhadap peserta didik (Pramuka).
Acara ini digelar selama satu minggu,mulai dari 22 sampai 28 Oktober, dan dipusatkan di SMKN 2 Merangin, yang dibuka langsung oleh Ka.Kwarcab Merangin Khafied Moein.
Dikatakannya, anggota dewasa dalam gerakan pramuka mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi memiliki satu kesamaan yaitu mendukung setiap program kepramukaan.
‘’Sehubungan dengan hal tersebut maka para anggota dewasa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan fungsi dan tugasnya melalui pendidikan dan pelatihan,”tuturnya.
Dalam laporannya peserta pelatihan KMD tercatat sebanyak 20 orang dari Kwarcab Tebo, Sarolangun 9 orang, sedangkan Merangin mengirimkan 66 orang. Sementara yang sengaja didatangkan dari Kwarda Jambi 5 orang, dan dibantu 10 orang pelatih dari Kwarcab Merangin sendiri.
“Pendidikan Pembina Pramuka sebagai pendidkan bagi anggota dewasa, bersifat dinamis dan harus merupakan proses belajar yang aktif dan meningkat, serta berlangsung terus menerus sepanjang hayat”kata Syafri.
Untuk itu, katanya dibentuklah Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang dilengkapi dengan sarana pendidikan termasuk personil terutama Pelatih Pembina Pramuka yang berkualitas.
‘’kita terus melakukan revitalisasi dan perbaikan Pramuka demi kemajuan dan perkembangan generasi penerus bangsa kedepannya,”pungkasnya.
Akisman, Andalan Cabang urusan Hukum, yang sempat diwawancara Radar Sarko, menyebutkan Pramuka sebagai ujung tombak kemajuan generasi bangsa haruslah bisa tampil dan berguna di tengah- tengah masyarakat.” Makanya, para calon Pembina dididik dan digodok disini, diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, mereka (peserta pelatihan KMD) bisa memberikan pembelajaran yang telah didapatkan, digugus depan masing-masing,”sebutnya (and)





Merangin Kriminal

Asik Makan, Motor Digondol Maling

BANGKO- Tindak pidana pencurian motor (Curanmor) kembali terjadi diwilayah hukum Polres Merangin, kali ini korbanya atas nama Mona Febdianda binti Yusnardi (30), harus rela motor Yamaha Juputer Z BH 4228 FV kesayangannya digondol maling. Kejadian ini terjadi Jumat (1/10) sekitar pukul 19.00 WIB, di Amazi Bukit Aur Kelurahan Pematang Kandis Bangko.
Informasi yang diperoleh Radar Sarko, sebelum motor milik Mona hilang, Mona yang didampingi oleh Lia (35) Edi (35) dan anaknya sekitar pukul 18.30 Wib, hendak santap malam di Amazi Bangko. Saat sampai ditempat yang dimaksud, mereka lalu memarkir motornya ditempat parker milik Amazi, dengan kondisi motor terkunci stang.
Mona dan kawannya tersebut lalu masuk untuk makan bersama. Setengah jam berlalu, santap malam pun selesai, mereka lalu berencana pulang ke rumah masing-masing.
Namun, saat tiba diparkiran, motor Jupiter milik Mona sudah tidak ada lagi, merekapun kaget bercampur cemas, hingga bersama pegawai dan warga disekitar Amazi berusaha mencari keberadaannya.
Ternyata usaha pencarianpun tidak membuahkan hasil , atas kejadian tersebut sekitar pukul 22.30 WIB, Mona yang didampingi oleh Edi dan Lia lalu mendatangi Mapolres Merangin Untuk melaporkan kejadian itu.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Pejabat pengelola Informasi dan Data (PPID) Polres Merangin Iptu Dasmuni membenarkan adanya laporan tersebut.’’Laporan sudah kita terima, saat ini pelaku dalam penyelidikan,”pungkasnya.(and)

Merangin Kriminal

Warga Pulau Rengas Gantung Diri

Diduga Frustasi,
Pisah Ranjang dengan Istri

BANGKO - Warga Pulau Rengas, Kecamatan Bangko Barat, kemarin (1/10) sekitar pulul 9.00 WIB geger dengan penemuan mayat tergantung di dalam kamar salah satu rumah tua. Mayat yang tergantung dengan seutas tali rafia itu diketahui bernama Nanda Ronika (21) bin Ansori, warga Pulau Rengas Ulu.
Informasi yang diperoleh Radar Sarko di lapangan, Ronika pertama kali ditemukan Ade Candra (35) dan Mardi (23), sekitar pukul 09.00 WIB.
Penemuan mayat tersebut berawal dari kecurigaan Mira yang juga merupakan bibi korban. Dia lalu menyuruh Ade Candra dan Mardi untuk melihat keberadaan korban di rumahnya.
“Cubo tengok Ronika di rumah (rumah tua milik kakek korban), takut ado apo-aponyo,” ungkap Ade Candra mengulang kembali upacan Mira.
Atas perintah tersebut, Ade dan Mardi lalu masuk ke rumah itu dan langsung mendobrak salah satu pintu kamar. Ternyata benar, saat pintu terbuka korban ditemukan sudah terbujur kaku tergantung dengan lilitan tali rafia di lehernya.
Saat ditemukan korban hanya memakai celana pendek tanpa baju. ‘’Kami lalu minta bantuan warga sekitar, mayat lalu diturunkan oleh orang tua almarhum,” kata Ade.
Mayat korban yang ternyata telah beristri yang kini tengah hamil tua itu lalu dibawa ke rumah orang tuanya, untuk kemudian disemayamkan.
Paman korban, Dendi, yang ditemui di tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan bahwa korban sebenarnya sudah tiga kali melakukan percobaan bunuh diri.
’’Saat masih bujangan Ronika pernah minum Baygon, namun masih bisa diselamatkan. Setelah itu, baru-baru ini, saat Lebaran kemarin, dia juga pernah menyayat lengan tangannya. Katanya sudah bosan dengan masalah yang dihadapinya,” kata Dandi.
Dandi juga mengatakan kalau almarhum baru dua bulan tinggal di rumah tua milik kakeknya. ”Sementara istrinya di rumah orang tuanya sendiri,” terangnya.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho mengatakan, sementara kasus tersebut murni bunuh diri. “Ini diketahui dengan ditemukan surat korban yang menuliskan kekecewaannya terhadap rumah tangganya yang berantakan,” jelas Kapolres.
Sementara itu, pihak keluarga saat diminta oleh kepolisian Polres Merangin untuk dilakukan visum, menyatakan keberatan. Mereka tidak mempermasalahkan kematian Ronika yang dikebumikan hari itu juga.(and)

“Dik, Datanglah ke Pangkuanku”

Surat Terakhir Ronika
Sebelum Bunuh Diri

SELAIN menemukan beberapa barang yang diduga kuat dipakai Nanda Ronika mengakhiri hidupnya, polisi juga menemukan sebuah buku saku. Buku itu berisi curhat hati (curhat) Ronika untuk isterinya, Erlika Gustini (19), yang sedang hamil sembilan bulan.
Dari catatan tersebut terungkap bahwa Ronika tengah bermasalah dengan istri dan keluarga. Pasalnya, dalam catatanya itu juga tertulis kekesalannya terhadap keluarga dan dirinya sendiri yang belum mampu membahagiakan istri.
”Dik, jangan marah ya, kakak lagi stress!” Ada lagi yang bertuliskan, “Kalau adik masih mendengarkan nasihat orang tua adik, kakak juga akan mendengarkan nasihat keluarga kakak. Tapi kalau adik masih ingin hidup semati ama aku, ya kita tanggung nasib kita berdua.
Dalam penggalan surat lainnya, Ronika juga mengungkapkan rasa rindu yang mendalam terhadap istri yang telah dua bulan ditinggalkannya dan tengah mengandung anak pertama mereka. “Dik, kapan kau kesini, datanglah ke pangkuan ku. Dirimu selalu aku tunggu selamanya”.
Kalimat terakhir yang dibuat korban memunculkan dugaan bahwa Ronika murni menghabisi nyawanya sendiri. “Selamat tinggal, Dik. Aku minta maaf sama semua orang. Aku begini karena aku sayang sama kamu.”
Paman Ronika, Dendi, menyatakan bahwa Ronika memang memilih tinggal sendirian di rumah kakeknya sejak dua bulan lalu. Sedangkan isterinya tetap di rumah orang tunaya. “Namun dia tidak bercerai,” jelas Dendi.
Dendi menyebutkan, Ronika pernah hendak dilaporkan ke polisi karena aksi nekadnya untuk selalu bunuh diri. “Selalu ingin bunuh diri, sering menakutkan kami,” katanya.
Sementara kakek korban, Salmi, mengaku menyingkir dari rumah itu karena takut dengan ulah Ronika. “Saya terpaksa tinggal di rumah bawah,” katanya.(and)